Mongabay.co.id

Misteri Kematian Belasan Rusa Totol dari Istana Bogor

Rusa-rusa totol yang mati misterius di Pusat Penangkaran Coba Jahe. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

 

 

 

 

Pusat penangkaran rusa totol (Axis axis) di Coba Jahe, Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, geger dengan penemuan 12 rusa dewasa mati. Ada bekas gigitan di sekujur tubuh, kaki, leher dan perut, dua anakan hilang tak berbekas. Rusa ini didatangkan dari Istana Bogor, lantaran di sana populasi melebihi kapasitas.

“Diketahui subuh Minggu (20 Januari) oleh petugas yang rutin memberikan pakan,” kata Andri Afrianto Widodo, Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Perum Perhutani Tumpang.

Petugas, kaget mengetahui rusa totol tewas mengerikan dipenuhi bekas luka gigitan. Kematian rusa dilaporkan ke Kepolisian setempat, penyelidikan polisi tak menemukan ulah atau keterlibatan manusia. Perum Perhutani mendatangkan dokter hewan untuk menyelidiki penyebab kematian rusa.

“Murni karena serangan hewan carnivora,” katanya.

Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) dan lembaga Protecting Forest and Wildlife (Profauna) dan kepolisian turun lapangan.

Mereka memeriksa bangkai rusa dan kondisi di sekitar kandang, Mereka mencari petunjuk menentukan hewan buas yang jadi pemangsa 14 rusa itu. Juga dipasang empat kamera jebakan. Kambing kecil jadi umpan. Empat hari berselang, tak ada perkembangan. Kambing tak dimangsa, kamera tak menangkap pergerakan hewan buas.

Dugaan awal, rusa dimangsa macan tutul (Panthera pardus melas) atau kelompok anjing liar. Dugaan mengarah ke macan tutul, lantaran lokasi penangkaran berhimpitan dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. “Berjarak sekitar satu kilometre dengan kawasan taman nasional,” katanya.

Andri memastikan, kandang bakal diisi rusa kembali sebagai penangkaran rusa sekaligus pendidikan satwa kepada warga. Termasuk pendidikan konservasi sejak dini kepada pelajar di sekitar Kabupaten Malang. “Kami akan mengkomunikasikan ke pimpinan KPH di Malang,” katanya.

Nandang Prihadi, Kepala BBKSDA Jawa Timur meninjau langsung ke lokasi, Sabtu (27/1/19). Izin penangkaran, katanya, terbit 2017. Perum Perhutani KPH Malang bisa menangkarkan rua kembali dengan usulan perbaikan kandang. “Kandang bagian bawah ditutup, menghalangi kucing hutan atau anjing liar,” katanya.

Hasil penyelidikan, katanya, memperkirakan rusa totol tewas karena gigitan anjing liar atau kucing hutan (Prionailurus bengalensis). Laporan warga, kucing hutan masih banyak. Sedangkan macan tutul sampai saat ini tak ada bukti perjumpaan di alam maupun di kawasan Jabung.

 

Petugas menyelidiki kematian belasan rusa totol. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

 

Gerombolan anjing liar

Rosek Nursahid, Ketua Profauna, mengatakan, ciri-ciri luka pemangsaan mengarah ke anjing liar. Kesimpulan ini berdasarkan analisis, banyak petani tepi hutan memelihara anjing untuk menjaga ladang dan sawah dari gangguan satwa, seperti monyet dan landak. Anjing juga berburu atau geladak istilah di Jawa.

Anjing terlatih melumpuhkan binatang, tak dibunuh atau dimangsa. Anjing kemungkinan terlepas dari pemilik dan jadi liar. Lantas bertemu anjing lain dan membetuk koloni. Anjing liar sering berpindah, dan membunuh hewan ternak.

“Tak dimangsa tapi naluri melumpuhkan. Kalau macan tutul membunuh untuk dimangsa,” katanya.

Catatan Profauna, anjing liar membunuh puluhan kambing di Karangploso, Tumpang, Singosari, Kabupaten Malang dan Nongkojajar (Pasuruan).

Pemeintah daerah, katanya, harus turun tangan. Rosek berharap, dibentuk tim memburu dan menempatkan anjing di kandang karantina. Lantaran anjing liar tak hanya meresahkan, dan tak sekadar membunuh tetapi menularkan penyakit. “Bisa saja menularkan rabies dan berbahaya bagi manusia,” kata Rosek.

Sedangkan macan tutur sebagai satwa yang hidup soliter berburu sendiri dan menerkam di bagian leher. Hewan buruan akan disantap sampai habis.

 

Area kandang rusa totol. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

 

Macan tutul

Awalnya, Rosek khawatir macan tutul turun ke permukiman karena kehabisan cadangan makanan di taman nasional karena masih banyak pemburu satwa liar.

Profauna mengamati Coba Jodo, dekat dari Coba Jahe, jadi titik masuk pemburu. Rombongan pemburu masuk akhir pekan. Memburu aneka binatang hutan makanan macan tutul seperti babi hutan, musang, kijang atau lutung Jawa.

“Keseimbangan ekosistem pincang akibat campur tangan manusia menyebabkan macan tutul turun, Mencari hewan buruan dan kemungkinan bisa melukai,” katanya.

Macan turun karena habitat tipis dan pakan sedikit. Macan tutul merupakan satwa soliter. Satwa yang cenderung hidup dalam kelompok keluarga kecil.

Pengamatan Rosek, pembukaan hutan intensitas masuk manusia masuk kawasan cukup tinggi, seperti petani dan penghobi keluar masuk hutan gunakan sepeda motor. Hal ini menimbulkan kebisingan dan ketidaknyamanan satwa, terjadi kerusakan hutan secara kualitas dan kuantitas.

“Ada dugaan terjadi penurunan kualitas habitat akibat wisata,” kata Rosek. Sehingga terjadi gangguan habitat, misalnya membangun jalur di jemplang menuju bukit b-29. Jalan melewati kawasan Bantengan yang memiliki kondisi hutan yang bagus. Serta menjadi habitat macan tutul.

“Dibuka jalan, padahal zona rimba,” katanya. Pengembangan wisata, dan kunjungan tak terkontrol. Intensitas wisatawan mengakibatkan gangguan, menimbulkan kebisingan.

Saat monitoring ekspedisi elang jawa pada 1998, Rosek menemukan jejak dan perjumpaan dengan macan tutul di Wajak, Poncokusumo dan Tirtoyudo. Macan tutul tinggal ditemukan tinggal di dalam gua. Sedangkan pada 2017 seekor macan tutul melintas di perbatasan kawasan TNBTS.

Catatan petugas TNBTS, macan tutul tersebar di kawasan Jambangan, Unguk-unguk dan Cemorokandang. Aktivitas pendakian jadi penghalang satwa bebas dengan perilaku sosialnya. Kini, saat pendakian Gunung Semeru, ditutup macan tutul makin bebas mencari pakan, seperi kijang, maupun rumput dan alang-alang

Kamera jebakan yang dipasang petugas TNBTS menangkap pergerakan tiga macan tutul dan macan kumbang. Macan kumbang berkelir kulit hitam kelam. Rekaman tiga individu ini satu di Jabung, Kabupaten Malang, dan dua di Senduro, Lumajang pada Februari 2018.

 

Keterangan foto utama:    Rusa-rusa totol yang mati misterius di Pusat Penangkaran Coba Jahe. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

Petugas mendatangi penangkaran rusa totol  di Coba Jahe, pasca kematian misterius belasan rusa dari Istana Bogor. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version