Mongabay.co.id

Bumi Pernah ‘Menelan’ Seluruh Samudranya di Masa lalu. Akankah Terulang Lagi?

 

 

Siapa sangka, benua kuno Rodinia pernah ‘menelan’ lautnya sendiri sekitar 700 juta tahun silam. Rodinia adalah superbenua yang ada sebelum Benua Pangea yang lebih kita kenal.

Dalam sebuah studi terbaru, para ilmuwan yang dipimpin Zheng-Xiang Li dari Curtin University di Perth, Australia, berpendapat bahwa superbenua dan superocean [samudra yang mengelilingi superbenua] terbentuk dan terbelah dalam siklus menjaga kerak samudra. Kadang, mendaur ulang kembali menjadi kerak bumi.

Siklus ini terjadi dalam rentang waktu ratusan juta tahun, dan kini para ilmuwan menyatakan akan terulang lagi. “Kami menduga, struktur mantel Bumi hanya bisa sepenuhnya ditata ulang setiap ada superbenua kedua [atau setiap siklus lainnya], melewati regenerasi superocean baru dan cincin api baru,” tulis Li, dikutip dari Live Science.

Baca: Letusan Gunung Berapi Purba Picu Kepunahan Massal di Bumi

 

Gambaran Bumi muda yang masih menampakkan mantel cair. Foto: M. Kornmesser/Hubble/ESO/Space.com

 

“Cincin Api” adalah rantai zona subduksi di sekitar Pasifik, dimana kerak samudra bergulung di bawah benua. Di sepanjang kawasan yang dilalui Ring of Fire, banyak terdapat gunung berapi aktif dan gempa bumi. Sejarah tentang superbenua memang masih belum jelas, tetapi para ahli geosains meyakini, benua-benua di muka Bumi ini bergabung menjadi satu daratan luas, kira-kira setiap 600 juta tahun.

Pertama kali yang timbul benua bernama Nuna, sekitar 1,6 miliar dan 1,4 miliar tahun silam. Benua ini kemudian terpecah dan membentuk benua baru bernama Rodinia sekitar 900 juta tahun lalu.

Benua Rodinia pun kemudian berubah pada 700 juta tahun lampau. Kemudian, sekitar 320 juta tahun lalu, benua raksasa Pangea terbentuk. Sepertinya, saat ini ada pola-pola yang terbentuk dalam sirkulasi mantel [lapisan di bawah kerak Bumi] yang mengarah pada siklus 600 juta tahun itu.

Meski begitu, beberapa endapan mineral, emas, dan bekas geokimia di bebatuan kuno, muncul kembali, berulang dalam siklus yang memakan waktu lebih panjang, yakni hampir satu miliar tahun.

Baca: Seperti Apa Bumi dan Manusia 10 Ribu Tahun Mendatang? Ini Kata Ilmuwan

 

Para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa air lautan terkurung dalam mineral yang disebut ringwoodite yang berda jauh di mantel batu Bumi. Mantel terletak di antara kerak bumi [di permukaan] dan inti dalamnya. Kredit: NASA.gov

 

Dalam studi terbaru yang diterbitkan dalam Jurnal Precambrian Research, Li dan sesama peneliti menyatakan, Bumi sebenarnya memiliki dua siklus bersamaan yang sedang berjalan. Siklus superbenua yang terjadi setiap 600 juta tahun dan siklus superocean yang terjadi tiap satu miliar tahun.

Dua metode tersebut disebut introversi dan ekstroversi. Mari kita bayangkan. Sebuah superbenua yang dikelilingi satu superocean, benua tersebut kemudian pecah menjadi beberapa bagian, dan dipisahkan samudra internal baru. Kemudian, proses subduksi dimulai di laut internal yang baru itu. Di tempat-tempat yang penuh dengan titik api ini, kerak samudra ‘ditelan’ masuk kembali menjadi mantel panas Bumi.

Proses ini membuat benua yang semula terpecah dan terpisah satu sama lain, menyatu kembali. Inilah awal mula munculnya sebuah superbenua baru, dikelilingi oleh superocean lama yang pernah ada di sana sebelumnya. Itulah Introversi. Sementara itu, ekstroversi, berarti terciptanya benua baru dan superocean baru. Di metode ini, superbenua pecah, menciptakan lautan internal.

Tapi kali ini, subduksi terjadi bukan di lautan internal, tetapi di superocean yang mengelilingi superbenua retak. Bumi kemudian menelan superocean, menyeret kerak benua yang ada di seluruh dunia. Superbenua itu pada dasarnya berubah menjadi superocean, sementara samudra yang dulunya interior sekarang menjadi superocean baru yang mengelilingi superbenua baru.

“Dan bagian tengahnya yang hancur, sekarang menjadi pantai. Sementara itu, samudra yang dulunya bagian dalam Bumi, kini menjadi superocean baru yang mengelilingi superbenua baru,” papar Li.

Li dan rekan-rekannya menggunakan pemodelan tersebut untuk menyatakan bahwa selama dua miliar tahun terakhir, introversi dan ekstroversi terjadi bergantian. Dengan memakai skenario ini, superbenua Nuna pecah dan kemudian membentuk Rodinia melalui introversi. Superocean Nuna bertahan menjadi superocean Rodinia, yang oleh para ilmuwan dijuluki Mirovoi.

Nuna dan Rodinia memiliki konfigurasi serupa. Nuna pecah dan terpisah, lalu kembali menyatu. Namun kemudian, kerak samudra Mirovoi mulai kandas. Rodinia terpisah ketika superocean-nya menghilang. Membentuk daratan kembali sebagai Pangea. Lautan baru yang terbentuk dari retakan Rodinia, kemudian menjadi superocean Pangea, yang dikenal sebagai Panthalassa.

 

Exit mobile version