Mongabay.co.id

Mangsa Ternak, Buaya Muara Resahkan Warga Seram Diserahkan ke BKSDA

Buaya sepanjang dievakuasi ke bak mobil polisi di Kabupaten Seram. Foto: BKSDA

 

 

 

 

 

Warga Hatusua, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, gempar dengan buaya muara sepanjang dua meter sering muncul dan memangsa ternak warga. Akhirnya, buaya ditangkap dan diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku.

Berdasarkan laporan warga, buaya ini sejak sebulan ada di Sungai Sona. Ia sering muncul dan membuat warga khawatir beraktivitas di sungai. Terlebih, buaya juga memangsa ternak. Warga menangkap buata Rabu (27/2/19), sekira pukul 08.00 waktu setempat. Mereka memasang jerat umpan bangkai ayam dan tasi.

Setelah ditangkap, warga melaporkan dan menyerahkan buaya ke petugas BKSDA. Petugas akan lepas liar ke habitat yang jauh dari pemukiman, dengan dua opsi lokasi di Sungai Sapalewa Wahai dan Sungai Nief, Kabupaten Seram Bagian Timur.

“Buaya sering mangsa ayam warga. Untuk mengantisipasi hewan melata itu, warga lalu membuat perangkap tasi dan bangkai ayam. Ia ditangkap pada malam hari,” kata Mukhtar Amin Ahmadi, Kepala BKSDA Maluku.

Buaya yang ditangkap hidup ini, ada beberapa luka pada bagian kepala. Petugas BKSDA Maluku, TNI dan Polsek Kairatu, membawa buaya ke Kota Ambon untuk pengobatan luka.

 

 

 

Susur sungai

BKSDA Maluku, katanya, akan menyusuri Sungai Sona, guna mencari tahu kemungkinan ada buaya lain di sungai itu. Sesuai informasi warga, buaya sering muncul.“Buaya sering muncul dan meresahkan warga. Jadi tim masih akan susur, karena kemungkinan masih ada buaya-buaya lain yang bersarang di sana.”

Amin mengatakan, BKSDA akan mengkaji lebih lanjut penyebab buaya muncul dan memangsa ternak warga. “Apakah terjadi kerusakan habitat buaya atau ada problem lain?” katanya.

Untuk menghindari hal-hal tak diinginkan, katanya, BKSDA Maluku, akan sosialisasi ke warga bahwa buaya muara salah satu satwa dilindungi. Kalau ada buaya meresahkan warga, kata Amin, masyarakat bisa segera lapor ke petugas agar ditangani segera. “Jadi, masyarakat nyaman tidak terganggu, buaya juga tak mendapat perlakuan semena-mena.”

 

Warga Hatusua, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, tampak menyeret buaya untuk dievakuasi ke Kota Ambon. Buaya ini ditangkap, setelah dianggap meresahkan warga. Foto : Nurdin Tubaka/ Mongabay Indonesia.

 

Senada dengan Amin, Seto, Kepala Satuan Tugas Peredaran dan Konflik BKSDA Maluku mengatakan, sementara tim di lapangan masih mengumpulkan data dan informasi lebih dalam soal kemunculan buaya di sana.

“Iya, sering ada penampakan buaya, bahkan konon sering melintas di sungai-sungai kecil sekitar lokasi penangkapan. Kita mendalami dan mengumpul informasi dari masyarakat asal muasal buaya ini,”   katanya.

Ongen, warga Hatusua, membenarkan, buaya itu mengganggu aktivitas. Dia duga tak hanya satu buaya. “Ya, mungkin saja masih ada yang bersarang. Saya harap, petugas lebih intens pemantauan. Yang jelas, kita khawatir dan takut dengan kehadiran buaya.”

Kini, buaya muara tangkapan diamankan di kandang rehabilitasi, di Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, sebelum lepas liar ke sungai.

 

Keterangan foto utama:   Buaya sepanjang dievakuasi ke bak mobil polisi di Kabupaten Seram. Foto: BKSDA

 

Buaya di kandang rehabilitas, Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon. Rencana segera dilepasliarkan ke habitatnya, di Pulau Seram, Maluku. Foto: BKSDA
Exit mobile version