Mongabay.co.id

Lahan Terbakar Dekati 2.000 Hektar, Ribuan Warga Riau Mulai Terserang ISPA

Petugas Kepolisian memasang peringatan, larangan dan ancaman bagi pembakar lahan di pertigaan Kelurahan Air Hitam, Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau. Foto: Suryadi/ Mongabay Indonesia

 

 

 

 

 

 

Kebakaran hutan dan lahan di Riau, sampai Sabtu (9/3/19), berdasarkan data BPBD Riau, sekitar 1.686, 41 hektar dengan luas terbesar di Bengkalis. Ribuan warga juga sudah mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Di Pekanbaru, pekan lalu, api menghanguskan semak belukar RT06/RW03 Kelurahan Air Hitam, Pekanbaru, Riau. Tim pemadaman bekerja selama sekitar lima hari. Di dalamnya, terdapat tunggul bekas tebangan pohon-pohon besar, rumput kering dan pohon baru.

Hari itu, asap masih muncul dari bawah rumput kering, sekali-kali menimbulkan api kecil. Petugas memukul api pakai kayu, menginjak-injak dan menimbun dengan rumput liar basah, sembari menunggu alat pemadam datang.

Jauhnya sumber air jadi kendala pemadaman. Hanya ada parit kecil di tepi jalan. Petugas pun mesti buat jalur menuju titik kebakaran dan menyambung lebih banyak selang air.

Lokasi itu kebakaran berulang sejak 2015. Petugas belum menemukan pemilik lahan, namun pada batas lahan terbakar dan tak terbakar ada patok kayu. AKP Hidayat Perdana, Kapolsek Payung Sekaki, bilang, sekitar dua hektar terbakar. Menurut Iwan Simatupang, Kabid Kedaruratan Logistik BPBD Pekanbaru, sekitar setengah hektar.

Luas kebakaran lahan di Pekanbaru, berdasarkan data BPBD Riau, Sabtu (2/3/19), sekitar 21.76 hektar.

 

Menyiapkan alat untuk mendinginkan gambut yang masih berasap di Kelurahan Air Hitam. Foto: Suryadi/ Mongabay Indonesia

 

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru, sore Sabtu (2/3/19), pada level sedang. Dinas Kesehatan Pekanbaru mencatat, 1.171 orang terkena ISPA usia kurang lima tahun, lebih lima tahun ada 2.532 orang pada Januari 2019.

Di Payung Sekaki, ISPA kenai 91 orang kurang lima tahun dan 283 lebih lima tahun. Hanya, penderita ISPA belum dapat dipastikan karena terpapar asap karhutla atau bukan. Catatan petugas Puskesmas, mereka yang berobat hanya terkena batuk dan pilek.

“Belum ada kejadian luar biasa. Patokan kita angka ISPU. Kalau level berbahaya seperti 2015, kita beritahu seluruh Puskesmas,” kata Surya Delfiria, Kasi Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Menular.

Di Kota Dumai, masyarakat berobat karena ISPA naik antara Januari dan Februari. Catatan Dinas Kesehatan Dumai, selama enam hari Januari ada 845 orang terkena ISPA dan 1.848 orang pada Februari kurun waktu sembilan hari.

Masyarakat terdampak ISPA umumnya tinggal di perkotaan seperti, Dumai Kota, Dumai Timur dan Dumai Barat. Mereka di bawah usia 10 tahun dan rentang 20-44 tahun.

Hafidz Permana, Kabid Pelayanan Kesehatan Primer, lewat pesan Whatsapp, mengatakan, kemungkinan arah angin dari Pulau Rupat, Bengkalis, bawa asap sampai ke pesisir Dumai. Pagi hari, bau asap selalu tercium kuat. Kondisi ini, sebabkan penderita ISPA batuk pilek ringan dan radang tenggorokan.

Dinas Kesehatan Dumai, mengimbau, masyarakat mencegah dampak asap melalui media maupun langsung. Sebanyak 47.000 masker dibagikan terutama pada anak sekolah.

Afrilagan, Kepala BPBD Dumai, mengatakan, luas karhutla di Dumai, 122 hektar. “Hujan juga bantu pemadaman lebih cepat. Udara pun sudah normal.” ISPU pada angka 18 atau level baik.

Di Bengkalis, pemadaman karhutla masih selama satu bulan ini. Tajul Mudaris lewat Pusat Data dan Informasi BPBD Bengkalis, mengatakan, belum ada tanda-tanda hujan di Bengkalis.

Tim BPBD terus patroli di lapangan, memantau dan beri laporan online. Luas karhutla di Bengkalis, total 925.5 hektar, paling luas dibanding kabupaten lain.

 

Hutan gambut, yang pohon besarnya sudah ditebang, alami kebakaran. Foto: Suryadi/ Mongabay Indonesia

 

Dinas Kesehatan Bengkalis, mendata 124 penderita ISPA di Pulau Rupat. Paling sedikit, 9.7% menyerang bayi kurang satu tahun. Sekitar 11.3% usia 45-54 tahun, 16.1% usia 5-9 tahun, 17.7% usia 1-4 tahun dan paling banyak 20-24 tahun 28.2%.

Dinas Kesehatan Bengkalis mengirim 5.000 masker ditambah 1.000 dari RSUD Bengkalis ke Pulau Rupat.

Sedangkan Rokan Hilir, terkena ISPA sampai Februari, mayoritas usia lima tahun lebih 2.865 jiwa, kurang lima tahun 2.083 jiwa. Jumlah ini laporan 15 puskesmas.

“Data kami rekap sekarang ini penderita ISPA karena virus,” kata Nina, Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Rokan Hilir.

Senada dengan rekannya, Abdul Fatah, bagian pelayanan kesehatan, juga belum terima laporan penderita ISPA karena asap. Katanya, cuaca di Rokan Hilir, masih baik dan tak ada tanda-tanda asap tebal. Juga belum ada laporan situasi bahaya dari Puskesmas wilayah kerja mereka.

Luas kebakaran di Rokan Hilir, informasi BPBD 252 hektar. Semua lahan gambut.

Luas karhutla di Riau berdasarkan informasi BPBD Riau sampai Sabtu (9/3/19), 1.686,41 hektar. Selain Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis dan Pekanbaru, di Kepulauan Meranti 187,.4 hektar, Siak 68.25 hektar, Kampar 19,5 hektar, Pelalawan 20,5 hektar dan Indragiri Hilir 41 hektar.

Dinas Kesehatan Riau mencatat jumlah masyarakat terdampak ISPA di 3 kabupaten terluas Karhutla tahun ini. Selama Februari, di Dumai ada 3.932 jiwa, meningkat hampir 100 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu. Jumlah itu, meningkat dibanding Januari lalu. Peningkatan drastis terjadi pada 18 Februar, karena sumbangan asap dari Pulau Rupat.

Di Bengkalis, penderita ISPA selama Februari, mencapai 4.123 jiwa. Jumlah terbanyak dari tiga Puskesmas di Pulau Rupat, wilayah paling luas kebakaran. Sedang Rokan Hilir, berjumlah 2.189 jiwa. Usia paling rentan terkena ISPA adalah bayi dan orangtua termasuk perempuan hamil.

Mimi Nazir, Kadis Kesehatan Riau, menyebut, pemicu ISPA tidak hanya karena asap karhutla. Banyak faktor seperti perubahan cuaca, makanan yang dikonsumsi dan polisi udara karena asap kendaraan bahkan industri.

Dia menyarankan, selama karhutla kurangi aktivitas di luar rumah atau pakai masker bila ada keperluan di luar. Juga konsumsi makanan yang sehat, minum air putih serta menutup tempat makan dan minum supaya tidak masuk partikel yang dibawa asap.

Dinas Kesehatan Riau, mengirim 40.000 masker ke Dumai dan 10.000 masker ke Pulau Rupat serta makanan tambahan bagi bayi.

 

Keterangan foto utama:    Petugas Kepolisian memasang peringatan, larangan dan ancaman bagi pembakar lahan di pertigaan Kelurahan Air Hitam, Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau. Foto: Suryadi/ Mongabay Indonesia

Petugas di lokasi kebakaran lahan gambut di Pekanbaru. Foto: Suryadi/ Mongabay Indonesia

 

 

Exit mobile version