Mongabay.co.id

Ketika Dara Laut Cina dan Jambul Terpantau di Perairan Pulau Seram

Dara laut cina dan jambul yang terpantau tim gabungan di Pulau Seram, Maluku. Foto: BKSDA Maluku

 

 

 

 

 

Dua jenis burung masuk dalam family sternidae, yakni dara laut cina (Thalasseus bernstein) dan dara laut jambul (Thalasseus bergil) bermigrasi ke Indonesia. Mereka terpantau di perairan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, sejak 14-19 Februari 2019. Keduanya migrasi melalui Indonesia sejak 2018. Kedua jenis burung ini masuk jenis dilindungi di Indonesia.

Ferry Hasudungan, Biodeversity Conservation Specialist Burung Indonesia mengatakan, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Maluku, Burung Indonesia, Birdlife International Indonesia, Bird Banding Scheme (IBBS), dan LIPI, memantau dan penandaan burung-burung itu pada 14-19 Februari 2019, bertepatan dengan musim migrasi darat laut cina.

“Pantauan dan analisis, spesies-spesies ini berbiaknya di Tiongkok, migran ke tempat-tempat lebih hangat seperti Indonesia dan Australia,” katanya.

Dari pantauan itu, diketahui satu darat laut cina berada dalam kelompok dara laut jambul. Menurut International Union For Conservation of Nature (IUCN), kata Ferry, status dara laut cina masuk critically endangered atau sangat kritis. Sedangkan darat laut jambul, jumlah masih relatif banyak dan  status IUCN, least concern.

Individu dewasa di dunia kurang 100 ekor.

“Pada pemantauan, tim berhasil menandai dan memasang satelit pada dua dara laut jambul untuk mendeteksi jalur migrasi. Tak hanya pemantauan dan penandaan dara laut, tim juga presentasi di BKSDA Maluku,” kataya.

Presentasi melibatkan sejumlah stakeholder dan instansi terkait seperti Bappeda Maluku, Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kelautan dan Perikanan serta sejumlah akademisi dari Universitas Pattimura dan Darussalam Ambon, termasuk LSM Mitra.

“Rute dara laut diamati selama 2018. Informasi terpantau dari satelit memberikan data baru untuk mengetahui pergerakan dara laut di sekitar Pulau Seram hingga Australia Bagian Utara.”

Dia berharap, informasi berguna untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi penting bagi konservasi dara laut. Sisi lain, bisa lihat ke mana burung ini bermigrasi, terutama di Indonesia, agar ke depan terverifikasi perairan Indonesia yang penting untuk burung itu.

Mukhtar Amin Ahmadi, Kepala BKSDA Maluku mengatakan, data penting dalam upaya konservasi burung migran dan memerlukan kemitraan dan kerjasama banyak pihak.

 

Laut jambul kembali terpantau di pesisir pantai Pulau Seram, Senin (18/2/19). Setelah dilakukan penandaan oleh tim pemantau pada 2018. Foto: Ferry Hasudungan/ Burung Indonesia

 

 

Iklim hangat

Dikutip dari Laman Burung Indonesia, dara laut cina, salah satu spesies terlangka di dunia. Populasi di Indonesia langka dan diperkirakan hanya 100 individu dewasa tersisa. Telur burung ini juga terus diburu warga, sedang lahan basah di pesisir makin berkurang, bahkan rumah yang dulu nyaman kini berbuah ancaman.

Dara laut cina adalah kumpulan para pengembara. Mereka kerap dijumpai di pulau-pulau kecil dan gosong lumpur di Pesisir Timur Tiongkok, saat sedang berbiak. Di luar musim berbiak, dara laut cina terpantau mengembara hingga ke Indonesia.

Keberadaan jenis ini di Indonesia, pertama kali melalui sebuah spesimen tunggal dari Kao, Halmahera, pada 22 November 1861. Setelah itu, tak ada lagi laporan keberadaan dara laut cina di perairan Indonesia.

Di Tiongkok, jenis ini hanya ada di dua tempat, yakni, Pantai Timur Tiongkok dan Fujian.

Paruh burung ini memanjang berbentuk jingga kekuningan, sayap berwarna putih keabuan dan tubuh didominasi warna buluh putih serta bertanda hitam pada bagian kepala.

Ayu Diyah Setiyani, Penyuluh Kehutanan BKSDA Maluku kepada Mongabay, mengatakan, dara laut cina bermigrasi ke daerah lebih hangat seperti Indonesia dan Australia.

“Jadi, dara laut cina akan bermigrasi ke negara-negara lebih hangat. Penyebabnya, iklim. Ketersedian pakan berupa ikan-ikan kecil di laut melimpah di negara-negara lebih hangat,” katanya.

Dia bilang, pada musim dingin ketersediaan pakan sangat terbatas, hingga mereka harus mengembara atau bermigrasi ke negara-negara iklim lebih nyaman.

“Kemungkinan dara laut cina berbiak di Indonesia, namun untuk menetap tak bertahan lama, karena mereka bertelur satu kali dalam setahun. Itu hanya bisa di Cina,” katanya.

Ada beberapa titik di Kepulauan Maluku, dapat teridentifikasi sebagai tempat singgah dara laut cina. Mereka bermigrasi sering satu rombongan dengan dara laut jambul. Titik itu di Kepulauan Kei dan Aru. Detil lokasi maupun apa yang mereka lakukan, kata Ayu, masih memerlukan analisis lanjutan.

Data tim pantau, dari tiga dara laut jambul dipasangi satellite tracker pada 2018. Dara laut jambul itu tidak bermigrasi ke daerah lain. Dari Seram, katanya, langsung ke Australia dan singgah di Kei dan Aru.

“Soal kemungkinan menetap, ia tidak akan bertahan lama karena akan kalah dari burung-burung penetap dalam perebutan pakan. Yang jelas, kita perlu riset lebih lanjut,” katanya seraya bilang, dara laut cina diketahui berbiak di Cina dan sekitar. “Dara laut jambul di Australia, bagian utara.”

 

Keterangan foto utama:   Dara laut cina dan jambul yang terpantau tim gabungan di Pulau Seram, Maluku. Foto: BKSDA Maluku

 

Tim gabungan pemantau melakukan pantauan di pesisir laut Pulau Seram. Foto: Ferry Hasudungan/ Burung Indonesia

 

Keterangan foto utama:  Dara laut cina dan jambul yang terpantau tim gabungan di Pulau Seram, Maluku. Foto: Ferry Hasudungan/ Burung Indonesia

 

 

Exit mobile version