Mongabay.co.id

Lombok Gempa Lagi, Tiga Wisatawan Tewas

Warga Dusun Solong Daye, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur membantu membersihkan rumah warga yang rusak akibat gempa, Minggu 17 Maret 2019. Foto: Fathul Rakhman/ Mongabay Indonesia

 

 

 

 

 

Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pasca gempat Agustus tahun lalu, rumah korban belum tuntas terbangun. Puluhan ribu warga masih tinggal di hunian sementara, bahkan sebagian masih di tenda. Uang dari pemerintah pusat pun belum semua transfer. Trauma belum hilang. Pada Minggu (17/3/19), pukul 15.07 waktu setempat, gempa 5.8 SR kembali mengguncang Lombok.

Selang dua menit, gempa 5.2 SR, menyusul lalu hujan gerimis. Laporan BMKG, pusat gempa di koordinat 8.30 lintang selatan, 116.60 bujur timur, sebelah timur laut Lombok Timur. Posisi tak jauh dari pusat gempa 29 Juli 2018 dan 19 Agustus 2018. Dua wisatawan dilaporkan meninggal dunia karena kawasan air terjun Tiu Kelep, di Lombok Utara, longsor.

Saat Mongabay, tiba di RT Kemangi I Dusun Solong Daye, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur, para perempuan masih menangis. Ketika kerabat mereka tiba, para ibu-ibu berpelukan. Desa ini terdampak gempa pada 19 Agustus 2018, kini, dusun ini sementara dilaporkan tempat paling parah, 23 rumah rusak berat, 13 roboh.

“Saya langsung lari begitu begitu terasa ada gempa sedikit,’’ kata Turmuzi. Rumaahnya nyaris rata dengan tanah. Dia belum berani membersihkan rumah dan mengambil barang berharga.

Rumah yang nyaris rata dengan tanah di RT Kemangi I itu berdekatan. Para korban berkumpul di halaman rumah yang berbatasan dengan kebun. Mereka membangun tenda dari terpal bekas gempa tahun lalu. Rumah tetangga yang tidak roboh berbahaya untuk ditempati.

 

Seorang warga di Desa Pesanggrahan Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur melihat rumah tetangganya yang roboh akibat gempa pada Minggu 17 Maret 2019. Foto: Fathul Rakhman/ Mongabay Indonesia

 

Pengamatan Mongabay, rumah-rumah retak. Tembok kamar banyak ambruk. Warga sepakat tak tidur di dalam rumah, walaupun hanya retak kecil.

“Kita larang di dalam rumah,’’ kata Hasbi, Kepala Desa Pesanggrahan.

Sambil menenangkan warga yang kebetulan satu RT dengan kades, dia mengontak semua kepala dusun. Melaporkan rumah warga yang rusak kena gempa siang ini. Sambil menunggu laporan, sejumlah warga datang membawa air mineral, dan telur rebus.

Hingga pukul 20:00, laporan masuk tercatat 475 rumah rusak. Terdiri dari 82 rumah di Dusun Pesanggrahan, 98 rumah di Dusun Solong Daye, 122 di Dusun Bangle, 71 di Dusun Kanjol Jawa, 61 rumah di Solong Lauq, dan 41 rumah di Dusun Lunggu.

“Rumah yang roboh ada 26, masih laporan sementara,’’ kata Hasbi.

 

Gempa di Lombok, 17 Maret 2019. Foto: Fathul Rakhman/ Mongabay Indonesia

 

Ahsanul Khalik, Kepala Dinas Sosial NTB yang tiba sekitar pukul 17:30 bilang, rumah rusak masih terus dilaporkan. Setiap jam, tim siaga bencana (Tagana) terus melaporkan dari desa-desa yang mengalami kerusakan. Saat ini, desa yang dilaporkan mengalami kerusakan di Desa Pesanggrahan, Desa Pringgajurang Utara, Desa Kilang. Dinas Sosial, juga masih menunggu laporan dari desa-desa yang berdekatan dengan pusat gempa.

“Ada rumah rusak ringan saat gempa tahun lalu diperbaiki, itu yang sekarang retak. Seperti di Pesanggrahan ini, beberapa rumah rusak saat ini rumah rusak sebelumnya yang sudah diperbaiki,’’ katanya.

Untuk tanggap darurat, Dinas Sosial menyiapkan, terpal untuk tenda darurat. Logistik juga segera dikeluarkan dari gudang. Saat kedatangan Gubernur NTB Zulkieflimansyah, di lokasi gempa, tenda langsung dibagikan kepada para korban.

“Sambil kami data juga di desa-desa lainnya,’’ katanya.

Tenda darurat menjadi kebutuhan utama karena musim hujan. Sesaat setelah gempa, hujan sempat turun. Dinas Sosial, tidak ingin para korban makin menderita karena tempat mengungsi yang tak sehat. Selain itu, tenda dan terpal yang sebelumnya pernah dipakai saat mengungsi gempa 2018, bisa bermanfaat lagi.

 

Petugas mengevakuasi para wisatawan yang terjebak longsor di air terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Foto: Humas BPBD Lombok Utara

 

Rombongan wisatawan terjebak longsor

Dari Lombok Utara, rombongan wisatawan terjebak longsor saat liburan ke Air Terjun Tiu Kelep di Desa Senaru, Bayan. Air terjun di Kaki Gunung Rinjani itu diapit tebing terjal dan berbatu. Karena longsor itu, tiga wisatawan meninggal dunia tertimpa batu longsoran. Dua dari Malaysia dan satu wisatawan lokal.

“Sedang proses evakuasi,’’ kata Kapolsek Bayan Made Sukadana.

Rombongan wisatawan diperkirakan berjumlah 40 orang. Mereka liburan ke air terjun di pintu masuk pendakian Gunung Rinjani itu menjelang siang. Mereka sudah tiba di air terjun Tiu Kelep, sekitar 1 jam jalan kaki dari loket masuk air terjun. Saat gempa terjadi, tebing di sekitar air terjun runtuh. Menimpa para wisatawan, dan menutup jalur.

“Evakuasi dilakukan bersama dengan para guide lokal dan masyarakat sekitar,’’ katanya.

Sampai berita ini ditulis ada 13 korban luka yang dievakuasi ke Puskesmas Bayan. Korban dari wisatawan Malaysia yang luka adalah Pang Kim Wah yang luka di lengan, Tang Cin Cuan luka di bagian kepala dan kaki, Wongslew luka di kepala, Teoh Zheng Yi luka pada kaki dan kepala, Phua Poh Guax yang mengalami patah kaki, Koks Shao luka pada tangan. Korban meninggal dunia adalah Tommy, remaja dari Lendang Cempaka, Lombok Utara.

“Yang meninggal terjepit batu,’’ katanya.

Kepala Bagian Humas Setda Lombok Utara Dedi Mujaddid bilang, proses evakuasi korban oleh aparat TNI, Polri, BPBD, Dinas Sosial dan para guide setempat. Proses evakuasi cukup menguras tenaga karena jalur yang sempit dan tangga yang cukup panjang. Selain itu, beberapa titik juga tertimbun batu akibat longsoran. Sementara terkait dengan kondisi kerusakan rumah dan fasilitas umum akibat gempa, Dedi bilang masih mengupdate informasi.

“Kami terus meng-update informasi dari lapangan terkait kejadian ini,’’ katanya.

 

 

Keterangan foto utama:  Warga Dusun Solong Daye, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur membantu membersihkan rumah warga yang rusak akibat gempa, Minggu 17 Maret 2019. Foto: Fathul Rakhman/ Mongabay Indonesia

Para korban longsor air terjun Tiu Kelep yang dirawat di Puskesmas Bayan. Longsor dipicu oleh gempa berkekuatan 5.8 SR yang terjadi pukul 15:07 Wita. Foto: Humas BPBD Lombok Utara

 

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version