Mongabay.co.id

Tanpa Tidur, Bisakah Hewan Bertahan Hidup?

 

 

Apakah ada hewan yang tidak butuh tidur dalam hidupnya?

Riset menarik di Jurnal Science Advances edisi 20 Februari 2019, coba menjawab pertanyaan ini. Studi berjudul “Most sleep does not serve a vital function: Evidence from Drosophila melanogaster” memfokuskan penelitian pada kebiasaaan tidur lalat buah.

Hasilnya? “Kami menemukan beberapa ekor lalat hampir tidak pernah tidur,” ujar Giorgio Gilestro, dosen sistem biologi di Imperial College London, yang merupakan salah satu penulis laporan tersebut, dikutip dari Live Science.

Berdasarkan pengamatan Gilestro dan kolega, sekitar 6 persen lalat betina tidur kurang dari 72 menit setiap hari. Kondisi ini bila dibandingkan dengan rata-rata tidur lalat betina yang sekitar 300 menit per hari. Bahkan, seekor lalat betina yang diteliti ada yang tidur rata-rata 4 menit setiap hari.

Pada percobaan lanjutan, para peneliti mencegah 96 persen lalat untuk tidur di waktunya. Lalat-lalat ini ternyata tidak mati prematur [sebelum waktunya], bahkan hidup normal sebagaimana kelompok lalat yang tidur teratur.

Baca: Gajah Afrika Ternyata hanya Tidur Dua Jam Sehari

 

Lalat buah yang dalam sehari tidurnya hanya 72 menit. Sumber: Wikimedia Commons/Sanjay Acharya – Own work/CC BY-SA 4.0/Free to share

 

Gilestro dan beberapa peneliti mulai bertanya, apakah hewan hanya memerlukan sedikit waktu tidur, sebagaimana yang dipikirkan orang-orang?

“Beberapa hewan tampaknya bertahan hidup dengan tidur yang jauh lebih sedikit ketimbang perkiraan sebelumnya. Ini berdasarkan teori pemulihan untuk fungsi tidur,” tutur Niels Rattenborg, yang mempelajari tidur burung di Max Planck Institute for Ornithology, Jerman, masih dilansir dari Live Science.

Rattenborg dan rekan-rekan, di 2016, dalam penelitiannya “First evidence of sleep in flight” meletakkan alat kecil di bagian kepala Fregata minor di Kepulauan Galapagos, untuk mengukur aktivitas listrik di otak.

Hasilnya menunjukkan, kadang burung ini tidur dengan satu belahan otak ketika melayang di atas lautan. Pada suatu waktu, bahkan tidur dengan kedua belahan otak bersamaan saat melayang.

Meski bisa tidur dalam penerbangan, ternyata cikalang besar ini hanya nyenyak  kurang satu jam sehari. Sekitar 41 menit perhari. Hanya sebagian kecil dari waktu yang dihabiskan untuk tidur di darat. Bagaimana jenis ini dapat bekerja secara adaptif dengan waktu tidurnya yang minimalis masih diteliti.

Apakah Rattenborg berpikir kita akan pernah menemukan binatang yang tidak tidur sama sekali?

“Apa pun itu bisa saja,” jelasnya. Namun, pola yang muncul di antara studi tentang hewan tidur pendek adalah, tidak ada hewan yang benar-benar tidak tidur. “Metode sedikit tidur ini menunjukkan, ada jumlah minimum waktu tidur yang penting, bahkan dalam tidur pendek sekalipun,” ujarnya.

 

Burung cikalang besar yang bisa tidur meski dalam kondis terbang. Keunikan ini yang diteliti dengan memasang alat di kepalanya untuk merekam aktivitas di otak. Foto: B Voirin/Max Plank Institute

 

Durasi pendek

Paul R. Manger dan kolega dari School of Anatomical Sciences, Faculty of Health Sciences, University of the Witwatersrand, Johannesburg, Afrika Selatan, telah meneliti pola tidur gajah afrika [Loxodonta africana] liar yang tidak butuh waktu tidur lama. Sehari hanya dua jam.

Riset di Jurnal Ilmiah Plos One, edisi 1 Maret 2017 ini melalui pemantauan dua gajah afrika betina di alam liar, selama sebulan lebih. Hasilnya menunjukkan, bukan hanya tidurnya yang pendek, dalam penjelajahannya gajah-gajah ini bahkan sering tidak tidur sampai 46 jam. Pengembaraan hingga 30 kilometer ini dilakukan untuk menyelamatkan diri mereka dari pemburu liar dan ancaman mengerikan lainnya.

Laporan bertitel “Inactivity/sleep in two wild free-roaming African elephant matriarchs – Does large body size make elephants the shortest mammalian sleepers?” ini menjelaskan bila kedua gajah tidur antara pukul 02.00-06.00 waktu setempat, maksimal istirahat hanya dua jam. Pola tidur harian ini tercatat sebagai tidur tersingkat untuk mamalia di Bumi.

Pendeknya waktu tidur gajah afrika memang tak lepas dari pengaruh cara tidurnya juga. “Termasuk juga ukuran tubuh, kondisi lingkungan, hingga sejarah kekerabatannya,” terang Manger.

 

Gajah afrika liar yang juga memiliki waktu tidur pendek. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Mengutip BBC.com, Jerome Siegel, Direktur Pusat Penelitian Tidur di UCLA, Semel Institute, California, Amerika, mengatakan, tidur merupakan cara yang dilakukan hewan agar lebih efisien.

“Hewan-hewan yang makanan dengan kandungan kalori rendah, tidak lama tidur. Namun, ini semua disesuaikan dengan proporsi kebutuhan saja,” jelasnya.

Herbivora bisa dikatakan memiliki waktu tidur lebih singkat dibandingkan hewan pemakan daging. Ini dikarenakan hewan pemakan tumbuhan butuh waktu ekstra untuk mengunyah makanan sebagai sumber tenaga. Para ilmuwan yang mengamati perilaku jerapah liar, tahun 1970-an, menyatatakan tidur pulasnya hanya sekitar 5-30 menit per hari.

 

Jerapah yang di alam liar ternyata hanya tidur pulas maksimal 30 menit. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Siklus alami

Wirdateti, peneliti primata dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI] kepada Mongabay Indonesia menuturkan, tidur merupakan siklus alami makhluk hidup, tak terkecuali bagi hewan. Aktivitas ini melengkapi istirahat setelah berkegiatan panjang.

Secara fisiologis, tidur sangat bermanfaat bagi satwa untuk mengembalikan energi yang telah terpakai atau juga digunakan menghindari predator. “Lama waktu dan posisi tidur tidak selalu sama, bergantung pada masing-masing spesies,” jelasnya, Rabu [10 April 2019].

 

Tarsius yang juga memiliki pola tidur panjang karena satwa ini aktif di malam hari. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Khusus primata, lanjut Wirdateti, biasanya memiliki masa istirahat cukup panjang yang dipergunakan untuk tidur bagi tipikal diurnal [bergerak siang hari] maupun nokturnal [aktif malam hari].

Pada kukang darn tarsius yang bergerilya malam hari, biasanya memiliki waktu tidur cukup panjang. Mereka menuju sarangnya kembali ketika pukul 4 atau 5 pagi hari. Sebelum hari gelap, tidak terlihat pergerakan atau keluar pindah tempat.

“Saat penelitian, biasanya saya menunggu di tempat peristirahatan itu,” jelasnya.

Bagaimana dengan pola tidur kukang? Wirdateti mengungkapkan, sepanjang yang diketahuinya, hewan ini tidak membuat sarang, hanya menggunakan tempat nyaman untuk istirahat. Ketika waktu tidur tiba, kukang akan menempati sarang yang tersedia di sekitarnya tanpa harus kembali ke tempat peristirahatan semula.

“Sehingga, waktu tidurnya sudah terpola konsisten setiap hari,” tegasnya.

 

 

Exit mobile version