- Kepiting purba bernama Callichimaera perplexa, berarti chimera indah membingungkan, disebabkan bentuknya yang merupakan perpaduan beberapa anggota tubuh hewan
- Julukan chimera [khimaira] merujuk mitologi Yunani yaitu makhluk berkepala singa, tubuh kambing, dan ekor ular
- Menurut peneliti, bentuk kepiting purba adalah mulutnya seperti mulut udang, capitnya seperti kepiting katak [frog crab] moderen, bercangkang lobster, dan kakinya seperti kalajengking laut purba
- Makhuk ini diperkirakan hidup sekitar 95 juta tahun silam
Kepiting, Anda pasti mengenalnya. Anggota krustasea ini memiliki karapas keras berfungsi melindungi tubuhnya, yang tersusun dari zat kitin. Ada sepasang capit pada hewan dekapoda alias berkaki sepuluh ini.
Penelitian terbaru berjudul Exceptional preservation of mid-Cretaceous marine arthropods and the evolution of novel forms via heterochrony terbitan Science Advances, 24 April 2019, telah mengungkap bagaimana penampakan kepiting purba. Nenek moyangnya kepiting.
Makhluk ini dinamakan Callichimaera perplexa, yang berarti chimera indah membingungkan. Disebut aneh karena bagian tubuhnya yang seperti gado-gado, alias percampuran dari berbagai bentuk bagian hewan.
Julukan chimera [khimaira] merujuk pada mitologi Yunani yaitu makhluk berkepala singa, tubuh kambing, dan ekor ular.
Baca: Begini Penampakan Ketam Kenari, Kepiting Terbesar di Dunia
Sungguh ada
Bukan monster, bentuk kepiting purba memang unik. Menurut peneliti, mulutnya seperti mulut udang, capitnya persis kepiting katak [frog crab] moderen, bercangkang lobster, dan kaki layaknya kalajengking laut purba.
Kalajengking laut purba diperkirakan hidup sekitar 460 juta tahun silam. Ukurannya sekitar 1,7 meter atau sebesar manusia dewasa. Tubuhnya terdiri 12 ruas dan memiliki sepasang kaki yang berfungsi untuk menjepit mangsa.
“Mata kepiting purba begitu besar, seperti manusia,” terang ketua peneliti studi, Javier Luque, yang menempuh postdoctoral bidang paleontologi di Yale University and the University of Alberta, Canada.
Dalam hal ini, C. perplexa kemungkinan menggunakan mata yang besar, ditambah cakar kuat, untuk berburu krustasea kecil, seperti udang. “Kami pikir makhluk ini merupakan predator aktif,” kata Luque dilansir dari Live Science, 24 April 2019.
Baca juga: Ini Uniknya Rajungan, Si Kepiting Berenang dari Lautan
Penemuan tak terduga
Luque pertama kali menemukan sisa-sisa C. perplexa pada 2005, ketika berburu fosil saat berstatus mahasiswa di Pesca, sebuah kota di Pegunungan Andes, Kolombia.
“Benda-benda itu tampak berkaki panjang. Terlihat seperti kepiting, tapi saya pikir laba-laba,” jelasnya.
Setelah banyak meneliti, Luque menemukan bahwa makhluk temuannya adalah kepiting yang hidup sekitar 95 juta hingga 90 juta tahun silam. Tepatnya, di periode Cretaceous atau periode Kapur.
Dalam perkembangannya, Luque mendengar informasi fosil kepiting serupa yang ditemukan di Wyoming dan Maroko. Luque telah memiliki lebih dari 70 spesimen ini, termasuk bayi, dewasa, jantan dan betina.
“Kepiting ini ditemukan di tempat dan lingkungan berbeda, sangat mudah beradaptasi. C. perplexa sangat luar biasa, membentuk cabang yang sama sekali baru dari pohon evolusi untuk kepiting,” tambahnya.
Selain terlihat seperti perpaduan hewan, kepiting renang ini juga bagai kombinasi bayi dan dewasa. Misalnya, individu dewasa memiliki mata majemuk besar tanpa soket, cakar bengkok, mulut seperti kaki, ekor terbuka, dan tubuh panjang yang semua itu terlihat dalam larva kepiting.
Luque mengatakan, penemuan C. perplexa menunjukkan bahwa “kepiting sejati” hilang dan tubuhnya berkembang seiring perjalanan waktu. “Saya menyebut mimpi buruk yang indah karena frustasi mengungkapnya,” tandasnya.