Mongabay.co.id

Pelabuhan Tikus di Jambi jadi Jalur Favorit Penyelundupan Benih Lobster

Petugas BKIPM Jambi menunjukkan benih lobster sitaan. Foto: Yitno Suprapto/ Mongabay Indonesia

 

 

 

Wilayah perairan pantai timur Sumatera, seperti Jambi, jadi jalur favorit perdagangan gelap benih lobster tujuan Singapura. Sepanjang April 2019, empat kali petugas berhasil menggagalkan aksi penyelundupan benih lobster di perairan Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, dengan nilai puluhan miliar rupiah.

Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Jambi, mencatat, benih lobster selundupan pada April sebanyak 466,578, dengan Rp71 miliar. Ratusan ribu benih lobster ini akan diselundupkan ke Vietnam melalui Singapura.

Paiman, Kasi Pengawasan Pengendalia Data dan Informasi BKIPM Jambi, menduga, benih lobster selundupan di perairan Jambi dari Lampung dan Banten.

“Dari indikasi yang kita tangkap bekerjasama dengan kepolisian dan TNI AL barang itu dari Banten, Jawa Barat, Sukabumi dan Lampung, dan sekitarnya,” katanya.

Dugaan Paiman diperkuat temuan kertas koran milik media di Lampung dan Banten, untuk membungkus benih lobster dalam puluhan boks styrofoam. Dua daerah itu cukup dekat dengan Jambi, dibanding lobster daerah lain.

Lobster di Indonesia tersebar di wilayah pantai selatan Jawa, mulai dari Banyuwangi sampai pantai selatan Malang hingga ke barat Sukabumi, Jawa Barat. Pesisir barat pantai Lampung hingga sebagian Bengkulu juga habitat lobster. Ada juga di Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Pelabuhan-pelabuhan kecil di Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat, masih jadi jalur penyelundupan benih lobster dari Jambi menuju Singapura. Dua kabupaten di Jambi ini diketahui memiliki banyak pelabuhan kecil para nelayan di kampung-kampung untuk memperdagangkan hasil tangkapan dan jalur pelayaran menuju laut lepas.

BKIPM Jambi, kata Paiman, kesulitan mendeteksi penyelundupan di pelabuhan tikus karena jumlah begitu banyak. “Puluhan, mendekati ratusan. Setiap desa punya akses ke laut. Kayak Kampung Laut, Nipah Panjang.”

Tanjung Jabung Timur, memiliki garis pantai sepanjang 191 kilometer dari ujung Labuhan Pring Kecamatan Sadu sampai ke Mendahara Ilir, berbatasan dengan Tanjung Jabung Barat.

Setiap desa di sepanjang pantai memiliki puluhan pelabuhan tikus atau pelantar. Tanjung Jabung Timur memiliki banyak pulau dan terbelah banyak anak sungai. Terutama di Desa Nipah Panjang 1, Pemusiran, Teluk Kijing Luar, Kuala Simbur, Simbur Naik, Teluk Majelis, Alang-alang, Mendahara Ilir, Kampung Laut, dan Sungai Lokan. Juga, Desa PMD, Simpang Datuk, Simpang Jelita, Sungai Jambat, Sungai Baku Tuo, Sungai Sayang, Air Hitam Laut, Sungai Cemara. Desa-desa itu, katanya, memiliki akses langsung ke laut lepas. Belum lagi pulau-pulau tak berpenghuni yang kerap jadi pelabuhan tikus.

Kondisi ini menyebabkan dua kabupten bagian timur Jambi itu rawan jalur perdagangan gelap ke Singapura. “Pantai Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, itu sangat dekat dengan Singapura. Paling dekat (Singapura) itu Tanjung Jabung Timur.”

Dia perkirakan, dari perairan Tanjung Jabung Timur, hanya perlu enam jam sampai Batam pakai perahu cepat berkapasitas 200 PK dengan enam mesin. Untuk sampai Singapura, perlu delapan jam.

Sebagian kasus penyelundupan lewat jalur darat. Paiman menduga, para pelaku punya jalur khusus membawa ribuan benih lobster sampai ke Jambi, melihat jarak daerah penghasil lobster cukup jauh.

 

Polres Tanjab Timur menyita puluhan boks berisi ratusan ribu benih lobster. Foto: Yitno Suprapto/ Mongabay Indonesia

 

 

***

Kepala BKIPM Merak, M.Hanafi menyebut sepanjang pantai selatan Merak mulai daerah Lebak, Banten hingga Panti Rangcecep, Pandeglang merupakan habitat lobster. Lobster-lobster di Banten, ekspor melalui Cengkareng.

Pada musim hujan sekitar November hingga April, produksi benih lobster di alam jauh meningkat dibanding bulan biasa. Setelah Mei-Oktober, produksi cenderung turun, karena curah hujan sedikit.

Benih lobster sedang banyak di alam ditengarai berpengaruh pada aksi penyelundupan. Para pelaku diduga memanfaatkan momen pemilu, dengan perkiraan mereka pengawasan lebih longgar.

Saat ini, katanya, BKIPM perketat pengawasan penyelundupan benih lobster dari Merak ke wilayah lain. “Setiap hari kita operasi. Tiap tiga bulan operasi gabungan. Kita periksa kendaraan yang melintas di pelabuhan Merak.”

Sebelumnya pada 2018, lima kali kepolisian Pandeglang, Serang dan Bareskrim, berhasil menggagalkan perdagangan benih lobster dari Banten. Barang bukti diamankan lebih 200.000 benih jenis pasir dan mutiara.

Hanafi bilang, pelaku melibatkan orang Banten dan orang luar. Kasus temuan lobster di Jambi, dia curiga dari Banten. “Iya, waktu penangkapan itu ditemukan koran dari media di Banten.”

Teranyar, pada 21 April, Tim F1QR Lanal Palembang dan anggota posmat Kampung Laut, Tanjung Jabung Timur, berhasil menggagalkan penyelundupan 20 boks berisi 128.000 benih lobster mutiara dan pasir senilai Rp19,52 miliar.

Anggot TNI AL mengamankan dua pelaku benirisial E dan A, keduanya warga Jambi. Paiman menyebut, banyak jaringan pelaku penyelundupan melibatkan warga Jambi dan orang luar. Permintaan tinggi didukung sumber benih lobster mudah hingga kasus penyelundupan terus terjadi.

“Secara faktor ekonomi menggiurkan,” kata Paiman.

Sepanjang 21 hari pada April 2019, terjadi kasus penyelundupan ribuan benih lobster dan berhasil digagalkan kepolisian dan TNI AL Jambi.

Pada 11 April, 69.305 benih lobster mutiara dan pasir dikemas dalam 11 boks styrofoam ditangkap di Parong Gompong Kuala Tungkal, Tanjab Barat, senilai Rp10,4 miliar. Dua pelaku, berinisial M dan H, berhasil diamankan petugas.

Selanjutnya, pada 15 April, penyelundupan 20.000 benih lobster di Sungai Lokan, Desa Sungai Jeruk, Nipah Panjang, Tanjung Jabung Timur juga berhasil digagalkan. Benih lobster dalam 10 boks styrofoam itu bernilai Rp3,5 miliar.

Tiga hari setelahnya, 18 April, jajaran kepolisian Polres Tanjung Jabung Timur kembali berhasil menangkap pelaku penyelundupan 246.673 baby lobster di Desa Lambur Luar, Kecamatan Muara Sabak Timur. Lobster dikemas dalam 1.238 kantong plastik, senilai Rp37,5 miliar. Dalam catatan BPKIPM Jambi, ini tanggapan terbesar tahun ini. Sayangnya, tak ada pelaku berhasil ditangkap.

“Saat pengecekan, TSK (tersangka-red) berlarian karena anggota kami cuma dua orang, jadi kita tidak sempat pengejaran,” kata Kapolres Tanjab Timur, AKBP Agus Desri Sandi.

Menurut Agus, saat penangkapan, anggota sedang pengamanan TPS di Desa Lambur Luar, Tanjab Timur.

Dia bilang, sindikat penyelundupan benih lobster di Jambi, sulit terungkap, karena jaringan selalu terputus. “Kurir itu hanya nunggu di laut, tak tahu siapa yang kirim, barang darimana mereka juga tidak tahu.”

Terakhir, kasus 21 April ditangani Tim F1QR Lanal Palembang. TNI AL menyatakan, rutin operasi di perairan pantai timur melalui empat pos penjagaan di Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.

Begitu juga jajaran Polres Tanjab Timur terus operasi dengan melibatkan tim gabungan guna mencegah aksi penyelundupan.

 

Keterangan foto utama:  Petugas BKIPM Jambi menunjukkan benih lobster sitaan. Foto: Yitno Suprapto/ Mongabay Indonesia

 

Kapolres Muarojambi, AKBP Mardiono bersama BKIPM Jambi menggelar jumpa pers penangkapan 61.200 baby lobster di Km.28 Tempino yang akan diselundupkan, Selasa (9-10-18). Foto: Polres Muarojambi
Exit mobile version