Mongabay.co.id

Di Perairan yang Sangat Kotor dan Beracun, Ikan ini Berevolusi dengan Cara ‘Aneh’

 

Namanya ikan Killi Teluk (Fundulus grandis), ikan yang  mungkin terdengar seperti nama predator laut yang ganas, tetapi ternyata justru menjadi mangsa bagi banyak ikan lain yang lebih besar.

Meski begitu, di tempat hidupnya, banyak predatornya yang sudah pergi menjauh atau mati, dan kini ikan ini juga terancam hidupnya. Tingkat polusi yang mematikan di wilayahnya telah mengancam kelangsungan hidupnya.

Ikan Killi Teluk yang ini hidup di sebuah pelabuhan dengan lalu lintas kapal yang cukup tinggi, yakni di Houston Ship Channel di Texas, Amerika. Sejak lama, wilayah ini menjadi tantangan besar bagi ikan yang hidup di sana.

Pelabuhan kapal itu memiliki tingkat pencemaran ekstrem. Ikan-ikan kecil ini harus bertahan hidup di perairan tercemar yang memiliki kadar mematikan mencapai 1.000 kali lipat.

baca : Ikan Anemon ‘Terpaksa’ Beradaptasi Akibat Emisi Karbon Manusia ke Lautan

 

Anakan ikan killi teluk yang bertahan hidup pada perairan tercemar ekstrim di Houston Ship Channel di Texas, Amerika. Foto : Cole Matson/Haley Davis/futurity.org

Namun, di sinilah kisah yang luar biasa ini dimulai.  Ikan Killi Teluk ini melakukan adaptasi dan hibridisasi,  berevolusi untuk hidup di perairan kotor dan penuh dengan polutan tersebut  berkat gen yang diperoleh dari kerabatnya, yakni ikan Killi Atlantik (Fundulus heteroclitus) yang bermigrasi ke dekat pelabuhan tersebut. Mereka kemudian kawin dan menghasilkan hibrida langka yang bisa beradaptasi pada lingkungan ekstrem tersebut.

Hal itu dijelaskan dalam sebuah penelitian oleh Baylor University, Texas, yang diterbitkan dalam jurnal Science.

Para peneliti juga mengatakan studi tentang ikan Killi menunjukkan resistensi genetik terhadap polusi sangat mungkin terjadi walau tidak terlalu signifikan. Adaptasi pada umumnya menjadi bagian integral bagi kelangsungan hidup setiap spesies di dunia. Namun tidak selalu membuat spesies dan manusia kebal terhadap polusi yang dibuat manusia.

Untuk mengetahui bagaimana spesies beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang ekstrem dan cepat ini, tim ilmuwan dari Baylor University mengambil sampel ikan Killi Teluk dari 12 lokasi di perairan Houston Ship Channel dan Teluk Galveston, dan meminta mereka membudidayakan di fasilitas akuakultur di kampus mereka untuk menguji toleransi mereka terhadap polusi. Untuk melakukannya, embrio dari setiap populasi terpapar polutan model yang meniru bahan kimia yang ditemukan di perairan Houston Ship Channel.

baca juga : 10 Jenis Ikan Air Tawar Paling Ganas di Dunia

 

Anakan ikan killi teluk yang bertahan hidup pada perairan tercemar ekstrim di Houston Ship Channel di Texas, Amerika. Foto : Cole Matson/Haley Davis/the scientist.com

Mereka menemukan bahwa mereka yang dikumpulkan dari lokasi dengan tingkat polusi tertinggi juga paling tahan terhadap polusi itu, sebuah fakta yang dengan sendirinya mungkin tidak terlalu mengejutkan. Namun, ketika mereka merangkai seluruh genom, mereka menemukan bahwa yang terbaik beradaptasi dengan polusi mengandung wilayah genom yang dapat ditelusuri ke ikan killi Atlantik, bukan generasi sebelumnya dari ikan killi Teluk.

“Ukuran populasi besar dari killifish Teluk memungkinkan mereka mempertahankan sejumlah besar variasi genetik,” kata penulis studi Elias Oziolor dalam sebuah pernyataan.

“Tetapi di bawah tekanan polusi radikal, solusi utama bukanlah variasi genetik mereka sendiri, tetapi variasi yang cukup beruntung untuk ditangkap dari spesies saudara mereka, Ikan Killfish Atlantik, melalui hibridisasi,” katanya.

Kedatangannya ikan Killi ke perairan Huston diperkirakan terbawa kapal besar yang berlayar dari perairan Atlantik. Menariknya  spesies invansif tersebut justru dapat bertahan hidup dan melakukan pertukaran gen (perkawinan) yang dapat menyelamatkan keberadaan mereka sekaligus spesies lainnya. Padahal invasi spesies seperti itu biasanya tidak akan bertahan, karena akan diikuti terjadinya peperangan antara spesies asli dan invansif.

Meski begitu, para peneliti memperingatkan bahwa hibridasi bukan  bukan solusi untuk semua masalah degradasi lingkungan yang disebabkan oleh manusia, para peneliti memperingatkan.

“Hibridisasi tidak mungkin menjadi mekanisme penyelamatan evolusioner yang umum digunakan,” jelas penulis senior Cole Matson, seorang profesor ilmu lingkungan dan anggota Pusat Penelitian Sistem Reservoir dan Perairan (CRASR) di Baylor University. “Tapi penelitian ini jelas menunjukkan bahwa (hibridasi) mungkin bisa menyelamatkan”.

menarik dibaca : Mariana Snailfish, Ikan Transparan Jenis Baru yang Hidup di Dasar Laut

 

ikan kill atlantik (Fundulus heteroclitus) yang berkontribusi memberikan gen keada ikan killi teluk (Fundulus grandis) sehingga mampu beradaptasi pada perairan yang tercemar ekstrim. Foto : Andrew Shite/UC Davis/forbes.com

 

Ikan Killi bisa jadi telah menjadi kisah sukses dalam fenomena ini. Namun keberadaannya masih rawan, bahkan banyak spesies lain tidak selamat karena terpapar polusi. Bagi para ilmuwan, Houston Ship Channel merupakan kawasan dengan lapisan beracun, yang telah mendegradasi kualitas perairan dan lingkungan hidup akibat adanya aktivitas industri dalam 60 tahun belakangan.

“Killifish, sekalipun sukses, sesungguhnya menjadi simbol peringatan karena pada kenyataannya ‘spesies asli’ membutuhkan pertukaran gen dari ‘spesies invansif’ untuk mengatasi degradasi kualitas perairan” pungkas Matson.

 

sumber: futurity.org, the-scientist.com, theaggie.org

 

Exit mobile version