Mongabay.co.id

Paus Mati Terdampar di Maluku, Perut Isi Sampah Plastik

Bangkai paus terdampar di perbatasan Desa Ullath dan Desa Ouw, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Foto: Dokumen Polsek Saparua).

 

 

 

 

Satu paus ditemukan mati terdampar di Pulau Saparua, tepatnya, di pantai Dusun Waso, Desa Ullath, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Bangkai mamalia ini mulai membusuk dan dari dalam perut mengeluarkan sampah plastik. Belum diketahui pasti penyebab kematian paus ini.

Hingga kini Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Sorong Satker Ambon, belum mengidentifikasi makhluk berukuran jumbo itu. Mamalia ini diperkirakan panjang sekitar 15 meter, diameter lebih dua meter.

Polly Sapulete warga Ullath dihubungi Mongabay, Kamis (25/7/19) mengatakan, tiga pekan lalu kawannya menginformasikan, ada pesawat jatuh di hutan antara perbatasan Desa Ullath dan Ouw. Kala ke lokasi ternyata paus.

“Pertama teman saya bilang ada pesawat jatuh di hutan. Ternyata paus. Saya pikir, kalau ada pesawat jatuh pasti gempar di mana-mana,” katanya.

Mendengar kabar itu, bersama istri, langsung ke lokasi dan mengabadikan beberapa video. Awalnya, Polly mengira kayu besar terdampar karena cuaca buruk beberapa pekan terakhir. Setelah didekati, paus sudah membusuk.

Menurut dia, warga Desa Ullath, tak mengetahui ihkwal mamalia raksasa ini terdampar. Letak pantai Dusun Waso di belakang pulau.

Dia bilang, dari perut paus ada sampah plastik berupa botol mineral, sampah plastik paling banyak. Dia juga bilang saat ditemukan, kepala paus menghadap ke laut hingga terlihat seperti speedboad yang tengah berlabuh.

“Saat di lokasi, saya bersama istri juga kesulitan untuk mengambil gambar, karena posisi air naik, hingga tertutup oleh permukaan air. Paus tepat berada di Tanjung Ouw,” katanya.

 

Kapolsek Saparua, Ronny Ferdi Manawan, saat mendatangi lokasi paus mati terdampar. Foto: Dokumen Polsek Saparua

 

 

Bagaimana evakuasi?

Kapolsek Saparua AKP Ronny Ferdi Manawan saat dihubungi Mongabay, Kamis (25/7/19) mengatakan, bersama sejumlah personil polisi sudah ke lokasi paus terdampar. Mereka menemukan bangkai paus sudah mengeluarkan bau tidak sedap.

“Jarak antara paus terdampar dan Desa Ullath sekitar tiga kilometer. Kalau gunakan longboad dari arah Desa Ouw berkisar 30 meter,” katanya.

Meski sudah keluarkan bau busuk, kata Ronny, namun bangkai paus belum hancur.

Berdasarkan informasi dari Leny Latul, bidan di Desa Ullath, dari dalam perut paus keluar sampah plastik.

“Iya betul, informasi yang kami dapat dari ibu bidan di sana, ada sampah plastik keluar dari perut paus,” katanya.

Ronny berharap, pihak-pihak terkait bisa segera ke lokasi paus terdampar untuk menangani. Meskipun jauh dari perkampungan warga, katanya, khawatir paus mencemari lingkungan sekitar.

Penanggungjawab Loka PSPL Sorong Satker Ambon, Wiwik Handayani saat dihubungi Mongabay, mengatakan, tak bisa ke lokasi paus terdampar. Dia bilang, makhluk itu akan dibiarkan berproses secara alami karena tempat jauh dari perkampungan warga.

“Kami nggak turun. Jauh dari permukiman penduduk, akses dan alat berat sulit. Selain itu, Pak Kapolsek juga bilang lagi ombak. Jadi dibiarkan pembusukan secara alami saja,” katanya.

Sebelumnya, kata Wiwik, kala waktu mendengar ada informasi paus terdampar di hutan antara perbatasan Desa Ullath dan Ouw, langsung berkoordinasi dengan saksi.

Dia beberapa kali menghubungi bidan yang menyampaikan fakta ini ke beberapa media lokal di Ambon. Dia sudah koordinasi dengan Kapolsek Saparua.

Muchtar Amin Ahmadi, Kepala Badan Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku, melalui pesan singkat juga mengatakan, setelah ikuti perkembangan informasi dari Polly Sapulette via rekaman video, meyatakan, kalau visual itu diambil sekitar awal Juni. Sampai sekarang, kata Muchtar, bau masih ada.

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, katanya, ada kejadian serupa di Desa Ouw, perlu beberapa bulan bau busuk bisa hilang. “Perlu dua hingga tiga bulan untuk hilangkan bau kalau bangkai dibiarkan membusuk secara alami,” katanya.

 

Keterangan foto utama:    Bangkai paus terdampar di perbatasan Desa Ullath dan Desa Ouw, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Warga yang mendatangi lokasi, melihat dari perut paus keluar sampah plastik seperti botol dan lain-lain. Foto: Dokumen Polsek Saparua).

 

Exit mobile version