Mongabay.co.id

Anoa, Satwa Endemik Sulawesi Ini Terjerat dan Kaki Terluka

Foto: Kamarudin

 

 

 

 

 

Satu anoa betina, satwa endemik Sulawesi, ditemukan terjerat di hutan Tanjung Batikolo, Desa Bangun Jaya, Kecamatan Lainea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Minggu (21/7/19). Kala ditemukan dekat kebun petani, kaki luka dan sedikit membusuk.

Hewan nokturnal–aktif malam hari itu—kemungkinan sudah terjebak beberapa hari sebelum ditemukan. Jenis anoa dataran tinggi ini bertubuh kecil dan berwarna lebih terang ini diperkirakan berusia kurang satu tahun.

Anoa ini terlihat berusaha melepas jeratan. Saat didekati warga, ternyata kaki kiri cidera. “Kami mendapatkan laporan dari warga, ada anoa terjerat. Kami datang untuk penanganan,” kata La Ode Kaida, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sulawesi Tenggara.

 

Anoa terjerat tali nilon. Foto: Kamarudin/ Mongabay Indonesia

 

Saat ditemukan, katanya, anoa masih terikat tali. Anoa berhasil dibawa ke BKSDA untuk perawatan dan pelepas liaran kalau luka sudah sembuh.

Di Kantor BKSDA Sultra, di Kendari, anoa ditangani dodkter hewan Putu Natakusuma. Putu mengatakan, beruntung satwa cepat dievakuasi.

Kalau tidak, kaki akan membusuk dan bisa diamputasi. “Ini jenis hewan pemamah biak, bisa makan sepanjang hari. Benda berbahaya seperti sampah plastik harus dijauhkan,” katanya.

Dengan perawatan baik, anoa bisa pulih selama dua minggu.

“Kukunya terkelupas, mungkin perlu istirahat selama beberapa lama sebelum dilepas ke alam bebas,” katanya.

Ukuran lebih kecil jadi pembeda dengan anoa dataran rendah dengan tubuh bisa sebesar anak sapi dan warna

lebih gelap.

Setelah sehat, kata Kaida, anoa akan lepas di hutan konservasi Kabupaten Kolak Timur. Di sana, ada satu anoa jantan terlihat kamera pengintai.

 

Dokter hewan sudah melakukan langkah medis dengan membersihkan kotoran di area luka anoa. Foto: Kamarudin/ Mongabay Indonesia

 

Sudah lima kali?

Sepanjang 2019, tercatat sudah lima anoa diselamatkan BKSDA Sultra. Data ini berdasarkan langkah penanganan anoa yang beragam. Ada diserahterimakan dari warga ke petugas BKSDA, ada juga temuan petugas karena laporan masyarakat.

Kaida mengatakan, mayoritas warga di sana sudah sadar kalau anoa merupakan satwa dilindungi.

Warga memasang jerat bukan untuk anoa. Abdul Johan, petani yang menemukan pertama kali sekaligus pemasang jerat, tak menyangka akan terkena anoa. Dia pasang jerat untuk sapi-sapi liar yang biasa mengganggu kebun.

 

Populasi

Selama dua tahun terakhir aktivitas anoa di Sultra, sering tertangkap kamera pengintai BKSDA. Kamera dipasang di hutan konservasi di Buton Utara dan Konsel.

Dari data yang mereka peroleh, rata-rata kamera pengintai menangkap aktivias 40 anoa dalam satu site.

“Kemungkinan seratusan jika dirata-ratakan. Tetapi tidak semua juga ada 40,” katanya.

Kaida cerita, kalau anoa itu satwa yang memiliki indera penciuman tajam. Kalau ada manusia lewat, anoa akan menghindar dalam waktu lama.

Hingga kini, belum ada data pasti jumlah anoa tersisa. Prediksi sementara, hanya sekitar 100 dari dua kabupaten itu. “Itu masih sementara, belum ada jumlah pasti.”

 

Keterangan foto utama:  Anoa, hewan endemik Sulawesi ini, kini berada di BKSDA Sultra, untuk penangananlebih lanjut sebelum lepas liar. Foto: Kamarudin/Mongabay Indonesia

Anoa dataran rendah yang diambil melalui camera handphone milik warga di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Warga di Luwu banyak memelihara anoa.
Exit mobile version