Mongabay.co.id

Jika Lingkungan Sesuai, Organisme Ini Bisa Hidup Abadi?

 

 

Bila ditanya, apakah kita ingin hidup selamanya, mungkin jawabannya beragam. Namun sejak lama, banyak manusia bermimpi bisa hidup di dunia tanpa merasakan mati. Sesuatu yang tak mungkin terjadi.

Meski begitu, ada makhluk hidup di planet kita yang seolah bisa hidup abadi. Bahkan, tampak tak mengalami penuaan. Itulah hydra, organisme mungil yang hidup di air, ilmuwan menyebutnya tak pernah mati.

Dalam mitos Yunani kuno, Hydra dikenal sebagai monster berkepala banyak. Ia begitu aneh dan tangguh. Setiap satu kepalanya dipotong, akan tumbuh dua kepala baru sebagai pengganti. Hydra di dunia nyata, yakni polip air tawar yang berbadan ramping, ternyata lebih mengagumkan.

Baca: Pernah Dikira Hoaks, Satwa-satwa Ini Adalah Makhluk Nyata

 

Hydra, organisme dengan kemampuan luar biasa bertahan hidup. Sumber: Wikimedia Commons/Green Hydra [Hydra viridissima]/Frank Fox/CC BY-SA 3.0 Germany/free media repository

 

Menurut penelitian yang diterbitkan di Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, tak seperti kebanyakan hewan multisel, hydra tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan seiring bertambahnya umur.

Hydra masuk kelompok invertebrata. Penampakannya seperti tabung kecil dengan tentakel menonjol dari salah satu ujungnya. Dengan panjang sekitar 10 milimeter, ia hidup memakan hewan-hewan air yang lebih kecil darinya. Hydra dikenal karena kemampuan regenerasinya yang menakjubkan.

Menurut Daniel Martinez, peneliti hydra dan juga ahli biologi di Pomona College, sebagian besar sel yang ada pada hydra adalah sel induk. Mereka bisa memperbarui sel dengan yang lebih segar hanya dalam waktu beberapa hari. Sel-sel ini mampu membelah diri terus-menerus, berkembang menjadi sel jenis apapun dalam tubuhnya.

Itulah sebabnya, hydra merupakan hewan dianggap tak bisa mati.

 

Hydra magnipapillata. Kredit: Dr. David Plachetzki, University of California via Live Science

 

Studi ini meneliti 2.256 hydra yang diletakkan di tempat ideal. Para peneliti selalu memberikan mereka makanan berupa udang air garam berukuran sedang dan mengganti airnya tiga kali seminggu.

Selama delapan tahun penelitian tersebut, para peneliti tidak menemukan bukti penuaan hydra yang ‘dimanjakan’ tersebut. Tingkat kematian tetap konstan pada satu per 167 hydra per tahun, tidak peduli usianya.

Hewan-hewan “tertua” yang diteliti adalah klona hydra yang telah ada selama 41 tahun, meskipun individu tersebut hanya dipelajari delapan tahun. Beberapa di antaranya secara biologis lebih tua karena klon genetik.

Demikian juga, kesuburan tetap konstan untuk 80 persen individu. Sisanya, 20 persen populasi naik turun, kemungkinan karena kondisi laboratorium.

“Saya yakin, kalau hydra bisa hidup selamanya dalam kondisi yang sesuai,” kata Martinez, sebagaimana dikutip dari Live Science.

 

Perkembanagn sel hydra. Foto: Stefan Siebert/Juliano Lab/Science

 

Di alam bebas, penyakit, predator, dan polusi air menjadi pembunuh hydra sebelum sempat mencapai ‘tingkat keabadiannya’. Akan tetapi, hasil penemuan ini berbeda dengan keyakinan kita  yang menganggap semua makhluk hidup pasti akan mengalami penuaan seiring waktu.

“Pada organisme lain, seperti manusia, begitu otak kita terluka, kita mengalami kesulitan untuk pulih karena otak tidak memiliki kemampuan regeneratif seperti hydra,” kata peneliti Abby Primack dilansir dari Science Focus.

Jika kemampuan penyembuhan hydra dapat dipahami sepenuhnya, berpotensi dimanfaatkan untuk menyembuhkan cedera otak atau penyakit degeneratif. Ketika hydra rusak, akan tumbuh jaringan baru dari sel induk. Ini merupakan jenis sel sama, yang ditemukan pada embrio manusia dan sumsum tulang dewasa.

Mereka adalah bentuk dasar sel yang dapat melakukan sesuatu tanpa bisa dilakukan jenis sel hewan lain. Dapat bereproduksi membuat jenis sel-sel berbeda dengan fungsi tertentu, seperti sel otak atau sel kulit.

Abby bersama tim melakukan penelitian terbaru berjudul Stem cell differentiation trajectories in Hydra resolved at single-cell resolution yang dipublikasikan di Science, edisi 26 Juli 2019. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version