- Monster Loch Ness merupakan satu mitos tertua dan paling abadi di Skotlandia dan menjadi ikon pariwisata utama di sekitar danau tempat Loch Ness konon tinggal.
- Legenda Nessie terlacak sejak 1.500 tahun yang lalu. Dan menjadi buah bibir saat sebuah surat kabar lokal, The Inverness Courier memberitakan Nessie pada 2 Mei 1933 disertai dengan gambarnya.
- Nessie sering dibandingkan dengan plesiosaurus yang dianggap telah punah 60 juta tahun lalu. Sehingga, para ahli meragukan adanya monster di danau tersebut. Dan telah dilakukan penelitian di danau tersebut dengan hasil tak menemukan apapun
- Hingga beberapa hari lalu, saat para ilmuwan mengungkap hasil investigasinya. Para peneliti dari Selandia Baru baru baru ini membuat catatan menyeluruh terhadap seluruh spesies yang hidup di Danau Ness dengan menarik DNA dari sampel air danau. Apa hasilnya?
Monster Loch Ness adalah salah satu mitos tertua dan paling abadi di Skotlandia. Monster ini menginspirasi penulisan buku, acara TV, film, dan menopang industri pariwisata utama di sekitar danau tempat Loch Ness konon tinggal.
Masyarakat Skotlandia sendiri sering menyebut monster tersebut dengan panggilan akrab “Nessie”. Nessie kerap digambarkan memiliki tubuh besar seperti dinosaurus, leher panjang, dengan satu atau dua punuk yang menonjol dari air.
Legenda Nessie dapat dilacak hingga 1.500 tahun yang lalu ketika seorang misionaris Irlandia St Columba dikatakan telah menemukan seekor binatang laut yang buas di Sungai Ness pada tahun 565 Masehi.
Konon, banyak orang yang mengaku juga melihat makhluk misterius yang dideskripsikan Nessie itu sebagai makhluk berleher panjang dengan punuk di punggung seperti dinosaurus. Diperkirakan panjangnya sekitar 5 – 12 meter.
baca : Benarkah Ini Penampakan Loch Ness, Si Monster Danau?
Orang sering menyebut Danau Loch Ness, namun sebutan tersebut tidak tepat. “Loch” berarti danau, jadi Loch Ness berarti danau Ness. Loch Ness terletak di Skotlandia bagian utara. Danau ini termasuk salah satu danau terbesar di Skotlandia.
Legenda tersebut diceritakan turun temurun. Hingga kembali menjadi buah bibir saat sebuah surat kabar lokal, The Inverness Courier memberitakan Nessie pada 2 Mei 1933 disertai dengan gambarnya. Media itu menceritakan kisah tentang pasangan di wilayah setempat yang mengklaim telah melihat seekor binatang raksasa menggelinding dan jatuh di permukaan air danau.
Kisahnya menggelinding dan menjadi viral waktu itu di Skotlandia. Ditambah lagi surat kabar London turut mengirim koresponden ke Skotlandia dan sebuah sirkus menawarkan hadiah 20.000 pound sterling untuk menangkap binatang misterius monster Loch Ness.
Setelah penampakan pada April 1933 dilaporkan di surat kabar pada 2 Mei, minat tentang monster Loch Ness terus bertambah. Apalagi ada pasangan lain mengaku melihat binatang itu di darat.
baca juga : Makhluk Mirip Monster Loch Ness Terdampar di Pantai Timur Amerika
Nessie sering dibandingkan dengan plesiosaurus yang dianggap telah punah 60 juta tahun lalu. Plesiosaurus adalah hewan berdarah dingin yang membutuhkan kehangatan dari lingkungan sekitar.
Secara ilmiah, plesiosaurus tidak akan dapat bertahan hidup di lingkungan air dingin seperti Loch Ness. Ia juga membutuhkan udara untuk bernafas. Apabila Nessie adalah plesiosaurus, tentu saja penampakannya akan lebih sering terjadi.
Sejak lama, para ahli meragukan adanya monster di danau tersebut. Beberapa kali dilakukan penelitian di danau tersebut, menggunakan sonar, maupun melakukan penyelidikan terhadap foto ‘Loch Ness’ pada 1933 tersebut. Hasilnya, mereka tak menemukan apapun, dan diyakini foto tahun 1933 adalah tipuan belaka.
Meski begitu, banyak yang masih belum puas dengan penjelasan tersebut. Teka teki pun berlanjut. Hingga beberapa hari lalu, saat para ilmuwan mengungkap hasil investigasi mereka.
Para peneliti dari Selandia Baru baru baru ini membuat catatan menyeluruh terhadap seluruh spesies yang hidup di Danau Ness dengan menarik DNA dari sampel air danau. Dari hasil penelitiannya, dipastikan bahwa air di sana tidak mengandung jejak DNA “monster” Loch Ness, sehingga studi ini kembali menegaskan bahwa keberadaan Nessie adalah fiktif.
Ahli genetika Neil Gemmell dari Universitas Otago di Selandia Baru menegaskan hal tersebut. Gemmell mengatakan, jejak DNA lebih dari 3.000 spesies yang hidup di sekitar atau di dalam Loch Ness, termasuk ikan, rusa, babi, burung, manusia dan bakteri, tidak menampakkan bukti keberadaan sang monster. “Kami tidak menemukan reptile sama sekali” tambahnya.
Tim ilmiah mensurvei Loch Ness pada Juni 2018, mengambil lebih dari 250 sampel air dari permukaan dan bagian dalam danau selama dua minggu.
menarik dibaca : Setelah 60 Tahun, Misteri Monster Bigfoot Terungkap Melalui Investigasi FBI
Penggunaan sampling eDNA sudah ditetapkan sebagai alat untuk memantau kehidupan laut seperti ikan paus dan hiu. Setiap kali seekor makhluk bergerak melalui lingkungannya, mereka meninggalkan fragmen kecil DNA dari kulit, sisik, bulu, bulu, tinja, dan urin.
DNA kemudian diurutkan dan kemudian digunakan untuk mengidentifikasi makhluk itu dengan membandingkan urutan yang diperoleh dengan database besar dari urutan genetik yang diketahui dari ratusan ribu organisme yang berbeda.
Satu hal yang peneliti temukan adalah bahwa Loch Ness berisi banyak belut. Selain itu, para ilmuwan menambahkan, penampakan Nessie mungkin adalah penampakan belut yang tumbuh terlalu besar. Meskipun teori ini kemungkinannya sangat kecil.
“Dari 250 sampel air aneh yang kami ambil, hampir setiap sampel mengandung belut di dalamnya. Tapi apakah mereka belut raksasa? Saya tidak tahu,” katanya
“Jika Nessie benar-benar ada, maka dia punya teramat sangat pandai bersembunyi” selorohnya.
Sumber : washingtonpost, bbc, livescience.