Mongabay.co.id

Kabut Asap Makin Parah, Jokowi: Pencegahan Kebakaran Gambut Mutlak

Presiden Joko Widodo meninjau penanganan kebakaran hutan dan lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau, 17 September 2019. Foto: akun Facebook Presiden Joko Widodo

 

 

 

 

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, seperti Riau dan Jambi, tampak makin parah. Kabut asap makin tebal, kualitas udara pada level berbahaya hingga mengancam kesehatan warga. Ratusan ribu orang sudah terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Presiden Joko Widodo, kala berkunjung ke Riau, menekankan, pencegahan kebakaran hutan dan lahan mutlak, terutama di lahan gambut.

Seminggu terakhir, kualitas udara di Pekanbaru, Riau, buruk, berada pada level berbahaya. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) PM10 rata-rata pada angka 400-900.

Begitu pula Jambi, karhutla makin meluas. Data KKI Warsi, luasan hingga 20 September 2019, mencapai dua kali lipat dibandingkan data satu minggu lalu, diperkirakan sampai 36.000 hektar. Sejak Jumat (20/9/19) sekolah kembali libur selama dua hari karena kualitas udara Kota Jambi, sangat tidak sehat. Informasi indeks kualitas udara BMKG fluktuatif berkisar 200-350 PM10 (µgram/m3).

Di Riau, luas kebakaran hutan dan lahan, sampai 19 September 2019, sudah 7.841,03 hektar. Sebarannya, Rokan Hulu 74.25 hektar, Rokan Hilir 1.638.45 hektar, Dumai 340.75 hektar, Bengkalis 1.863.84 hektar, dan Meranti 355.2 hektar. Lalu, Siak 838.9 hektar, Pekanbaru 187.61 hektar, Kampar 310.28 hektar, Pelalawan 440.2 hektar, Indragiri Hulu 762.6 hektar, Indragiri Hilir 1.014.35 hektar dan Kuansing 15.1 hektar.

Pada Sabtu (14/9/19), Kapolri Tito Karnavian dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto turun ke Riau, rapat koordinasi di Balai Pauh Janggi Gedung Daerah. Hadir juga Kepala BNPB Doni Munardo dan sejumlah bupati. Dua hari kemudian, orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo, datang.

Senin (16/9/19), mendarat di Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru pukul 18.35, Jokowi langsung beranjak ke Hotel Novotel, Jalan Riau, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Senapelan.

Jokowi memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri, Panglima TNI, Kapolri, kepala badan dan lembaga, Pangdam I Bukit Barisan, Kapolda Riau, seperangkat kepala daerah dan kepala dinas di Riau.

Dia mengingatkan, hasil rapat terbatas Juli lalu di Istana Negara bahwa, pencegahan kebakaran hutan dan lahan mutlak. Berdasarkan pengalaman, katanya, karhutla di lahan gambut sulit diatasi meski menghabiskan jutaan liter untuk operasi pemadaman.

 

Kebakaran di lahan sawit Desa Seko Lubuk Tigo, Kecamatan Lirik, Indragiri Hulu. Foto: Suryadi/ Mongabay Indonesia

 

Jokowi bilang, seluruh perangkat mulai tingkat pusat sampai desa telah diingatkan untuk mengantisipasi titik api meluas. Gubernur, katanya, punya perangkat, ada bupati, walikota, camat sampai kepala desa. Pangdam juga punya perangkat, dari Danrem, Dandim, Koramil dan Babinsa. Kapolda juga punya perangkat: Kapolres, Kapolsek sampai Bhabinkamtibmas. Begitu juga perangkat yang di BNPB dan Kehutanan.

“Kita memiliki semua. Tapi perangkat ini tidak diaktifkan secara baik. Kalau infrastruktur ini digunakan, saya yakin satu titik api ketahuan dulu sebelum jadi ratusan,” kata Jokowi.

Jumat lalu, Jokowi telah perintahkan Panglima TNI dan Kepala BNPB lakukan hujan buatan. Presiden minta itu terus dilakukan dalam jumlah besar. Pasukan juga sudah ditambah di Riau. Dia memerintahkan, kepala daerah mendukung pekerjaan besar ini.

Dalam rapat itu, Jokowi beberapa kali mengatakan, pencegahan kunci utama mengatasi karhutla supaya tak ada lagi titik api yang muncul dan merembet ke hutan, gambut sampai pemukiman.

Riau , katanya, dinyatakan siaga darurat. Luas lahan terbakar sudah puluhan ribu hektar. “Jangan sampai mengganggu aktivitas penerbangan dan ekonomi di Riau.”

Sebelum minta laporan singkat peserta rapat, Jokowi juga menegaskan, penegakan hukum harus jalan baik perusahaan maupun perorangan. “Mestinya kita tidak rapat seperti ini lagi setiap tahun. Menjelang musim kemarau memang semua sudah harus siap. Tapi kita lalai lagi hingga asap membesar.”

Pagi Selasa, Jokowi kembali ke Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru, shalat istisqa di Masjid Amrullah. Setelah itu, dia terbang dengan helikopter menuju Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, meninjau lokasi karhutla.

Dilansir dari Tribun Pekanbaru, presiden mengatakan, karhutla terjadi karena disengaja dan terorganisir. Dia memerintahkan, pemerintah Pelalawan bikin kanalisiasi mencegah kebakaran meluas.

Sesuai agenda, Jokowi juga meninjau karhutla di Kompleks Perumahan Marwah, Jalan Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kampar. Wartawan yang tak ikut ke Pelalawan, langsung menunggu di sana. Pasukan Polri dan TNI juga sudah siaga.

Jokowi dan rombongan membatalkan rencana itu, langsung kembali ke Jakarta karena unjuk rasa mahasiswa memblokir jalan.

Sebelum dan sesudah Jokowi ke Pekanbaru, kualitas udara justru tak menunjukkan tanda-tanda membaik. Di Rumbai, misal, sehari sebelum kedatangan Jokowi, angka ISPU PM10 mencapai 465. Keesokannya, jelang Jokowi mendarat, naik 669. Pagi Selasa saat Jokowi melaksanakan istisqa, meningkat lagi 788. Setelah meninggalkan Pekanbaru, kualitas udara makin memburuk. Parameter kiritikal ISPU PM 10 menyentuh angka 1.000.

Beberapa hari sebelum kedatangan Jokowi, mahasiswa dari berbagai universitas dan organisasi eksternal kampus di Pekanbaru, berunjuk rasa. Demonstrasi berlangsung berhari-hari di beberapa titik dari pagi sampai sore.

 

Kabut asap pekat di jambi. Jembatan Gentala Arasy yang ditutupi kabut asap. Foto: Elviza Diana/ Mongabay Indonesia

 

 

Protes asap dan karhutla

Beberapa jam sebelum kedatangan Jokowi, mahasiswa Universitas Lancang Kuning, mendatangi gedung DPRD Riau, disusul mahasiswa Universitas Islam Riau. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hangtuah memilih Gedung BPBD Riau.

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim dan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pekanbaru di Kantor Gubernur Riau. Sedangkan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau memilih gedung DPRD Pekanbaru dan pindah ke BPBD Riau.

Unjuk rasa depan Kantor Gubernur Riau sempat ricuh. Mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim yang unjuk rasa dari pagi saling dorong dengan aparat kepolisian karena hendak masuk ke halaman kantor gubernur.

Kasat Sabhara Polresta Pekanbaru Kompol Suratman sempat tumbang dan langsung dievakuasi anggotanya dengan ambulan RSUD Arifin Achmad.

Siangnya, massa aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pekanbaru saling pukul dengan aparat kepolisian hingga pengejaran massa aksi. Baik polisi maupun massa aksi ada yang terluka dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Jalan sepanjang titik aksipun diblokir sebagian massa yang masih bertahan.

Sedangkan massa aksi di DPRD Riau dipersilakan masuk ke ruang paripurna anggota dewan, setelah berulangkali didesak dan sempat saling dorong dengan aparat kepolisian.

Tuntutan massa aksi seragam antara lain, minta gubernur dan anggota DPRD mengevaluasi atau mencabut izin perusahaan yang terbakar. Ada juga yang minta Gubernur Riau Syamsuar, mundur dari jabatan karena tidak berhasil mengatasi karhutla. Kekecewaan itu bertambah karena unjuk rasa pada hari sebelumnya, Syamsuar, berada di Thailand.

Unjuk rasa setelah Jokowi meninggalkan Pekanbaru juga berakhir ricuh. Mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim kembali dorong-dorongan dengan polisi yang menjaga Gerbang Kantor Gubernur Riau.

Mahasiswa Universitas Riau, yang unjuk rasa depan Polda Riau juga bentrok dengan personil. Gerbang Polda Riau Roboh. Mahasiswa dibubarkan dengan water canon. Baik polisi maupun mahasiswa luka-luka dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara.

 

Mahasiswa Universitas Lancang Kuning minta Gubernur Riau mundur dari jabatan karena tak mampu mengatasi karhutla. Foto: Suryadi/ Mongabay Indonesia

 

Penegakan hukum

Sejumlah anggota Korem 031 Wirabima Riau dan Tim Intel Mabes TNI membawa tiga orang terduga perambah Taman Nasional Tesso Nilo dengan helikopter dari Desa Bukit Kusuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan. Mereka turun di lapangan Baterai P Jalan HR Subrantas yang berhadapan dengan Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPHLHK) Pekanbaru, Senin (16/9/19).

Ketiganya: KH (40), AS (44) dan RS (48), ditangkap sedang bersihkan lahan dan buat batas pancang untuk ditanami sawit. Petugas juga mengamankan alat berat di sekitar lokasi.

Dua hari sebelumnya, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, segel areal PT Adei Plantation yang terbakar 4,25 hektar sejak 7 September 2019 di Pelalawan. Areal terbakar ditanam sawit dan lahan gambut kedalaman lebih satu meter.

Sugeng Riyanto Direktur Penindakan PPLH Gakkum KLHK, mengatakan, kualitas udara di lokasi terbakar melebihi baku mutu. Adei Plantation diminta hentikan sementara aktivitas pada areal terbakar. “Setiap orang harus patuh hukum termasuk warga asing yang hendak berusaha di Indonesia.”

Grup Manajer PT Adei Plantation Indra Gunawan, menjelaskan, petugas menara api melihat asap sekitar pukul 5.00 sore di tengah-tengah areal perusahaan. Informasi itu diterima petugas patroli dan langsung mendatangi lokasi.

Api langsung ditangani sambil beritahu manajer. Tim karhutla perusahaan diperintahkan membantu dengan peralatan pemadaman.

Kejadian itu masuk dalam grup Whatsapp Siaga Karhutla PT Adei Plantation. Semua manajer wilayah, setelah dapat informasi itu juga datang membantu. Total 120 orang terlibat pemadaman. Api berhasil dijinakkan lebih kurang lima jam dengan enam mesin sibahura, empat mesin robin dan enam tangki pemadaman.

Petugas pemadaman perusahaan juga terus mendinginkan areal dengan alat berat sampai pagi. Bikin parit untuk isolasi dan menimbun dengan lumpur basah.

“Kami kerjasama dengan Satgas Karhutla tiap kecamatan. Kami senang membantu agar areal kami tak terbakar.”

Luas lahan Adei Plantation 12.860 hektar. Di dalamnya, terdapat delapan menara pantau api. Jarak menara api terdekat dari ke titik terbakar sekitar dua kilometer. Lahan terbakar telah ditumbuhi sawit sekitar 20 tahun, tetapi dalam kondisi tidak sehat atau terserang hama.

Selama karhutla 2019 di Riau, Dirjen Gakkum KLHK sudah segel 11 perusahaan, seperti PT RSS, PT SBP, PT SR, PT THIP, PT TKWL, PT RAPP, PT SRL, PT GSM, PT AA dan PT TI.

Polda Riau menetapkan 53 tersangka perorangan plus satu perusahaan, PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS). Penanganan kasus diserahkan ke masing-masing Polres. Rinciannya: Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu empat kasus pidana, Pelalawan (5), Rokan Hilir dan Dumai (8), Bengkalis (7), Siak (3), Rokan Hulu (1), Meranti dan Kampar (2), Kuansing serta Pekanbaru (3).

Luas lahan terbakar yang ditangani Polda Riau 1.017,795 hektar. Status perkara: satu kasus P21 alias berkas sudah lengkap dan masuk ke Kejaksaan, sidik 30 kasus, tahap pertama empat kasus, tahap dua, 16 kasus. Kontribusi tulisan dari Elviza Diana, Jambi.

 

 

Keterangan foto utama:  Presiden Joko Widodo meninjau penanganan kebakaran hutan dan lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau, 17 September 2019. Foto: dari akun Facebook Presiden Joko Widodo

Exit mobile version