Mongabay.co.id

Kisah Peliknya Para Pencari Tiram di Lamongan

 

Bagi masyarakat di wilayah pesisir, bisa jadi sudah tidak asing lagi dengan tiram. Hewan kelompok kerang-kerangan dengan cangkang berkapur dan relatif pipih itu acapkali dijadikan salah satu makanan laut (seafood) dengan berbagai olahan, seperti di pepes, sup maupun digoreng.

Selain itu, masyarakat juga menangkap satwa laut bernama latin Crassostrea sp untuk dijual, seperti yang dilakukan nelayan di Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Di bawah langit sore itu, para pencari tiram tampak ahli mencari tiram yang hidupnya menempel di batu-batu karang untuk diambil dagingnya. Berbekal palu, cukit dan pisau, mereka tekun mencongkel tiram dari cangkangnya yang keras dan tajam itu. Untuk menghindari agar tangan dan kakinya tidak tergores, mereka harus menggunakan sarung tangan Sementara itu, kakinya dilapisi kain tebal.

“Awas! Hati-hati kakinya nanti kenak garitan tiram, mas.,” kata Musaroh (55), mengingatkan kepada Mongabay untuk memperhatikan batu karang yang penuh dengan binatang bertubuh tajam itu, pada Kamis (22/08/2019).

baca : Dari Pelosok Bali Ini Bibit Udang Unggul, Abalon, dan Tiram Mutiara Tersedia

 

Nelayan saat mencari tiram (Crassostrea sp) di tepi laut pantai utara Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Berbekal alat sederhana, para pencari tiram melindungi tangan dengan sarung tangan  dan kain yang tebal sebagai alas kaki agar tidak tergores cangkangnya yang tajam. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Tiram seringkali ditemukan menempel batu karang maupun akar tumbuhan mangrove, kecuali pada beberapa minggu pertama pada kehidupannya. Setelah tahap awal hidupnya, tiram akan melekat pada suatu tempat yang aman dan menetap selama hidupnya, dan memiliki kulit luar yang kasar. Tiram ini hidup di perairan payau dan laut.

Selama musim kemarau, Musaroh dan lima kawan lainnya, mencari tiram setiap hari mulai pukul 13.00 sampai 16.00 WIB, menyusul semakin surutnya air laut. Karena pada saat air surut, tiram yang menempel di batu karang itu akan tampak. Sehingga tiram lebih mudah diambil tanpa harus menyelam.

Mencari tiram termasuk pekerjaan yang berat. Selain menghabiskan waktu juga dapat melukai tangan dan kaki para pencari. Belum lagi cangkang kerang yang keras dan agak tajam, juga karena tiram tidak dapat dilihat jelas ketika berada di dalam air laut. Untuk itu, saat kondisi air laut mulai surut itu lah para pencari tiram ini memulai aktifitasnya.

baca juga : Bertahan Demi Status Produsen Mutiara Laut Selatan Terbesar di Dunia

 

Nelayan mencari tiram saat kondisi air laut surut. Dibandingkan lima tahun lalu, nelayan pantai utara Desa Sedayulawas, Brondong, Lamongan, Jatim makin sulit mencari tiram karena sebagian wilayah pesisir sudah direklamasi untuk pabrik. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Nelayan menunjukkan tiram yang diambil dari karang-karang. Tiram seringkali ditemukan menempel di batu karang maupun akar mangrove. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Musiman

Selain Musaroh, ada juga Sumiati (40) yang juga sedang mencari tiram di pesisir pantai utara Lamongan itu. Para pencari tiram ini bekerja mengikuti musim. Saat musim kemarau seperti saat ini lah waktu yang cocok untuk mencari tiram. Sebaliknya, ketika musim hujan tiram sudah sulit didapatkan karena faktor sendimentasi tanah yang terbawa air hujan dari daratan mulai menutupi.

“Banyak sedikitnya pengambilan tiram ini tergantung pada musim, kalau kondisi air surut ini bisa dapat 2-3 kilo, kalau air pasang 1 kilo saja gak bisa,” katanya. Perempuan dengan memakai topi caping itu melanjutkan, jika hasil bisa sesuai dengan yang diharapkan dia akan menjual tiram itu ke pasar dengan harga Rp30.000/kilo. Jika tidak mencukupi, tiram akan dikonsumsi sendiri.

Dia mengaku, dibandingkan lima tahun sebelumnya tiram masih banyak dijumpai di pesisir. Tetapi sejak ada pabrik dan pesisir direklamasi, tiram makin sedikit.

Hal senada juga disampaikan Zainab, wanita paruh baya itu mengeluhkan tiram yang makin susah dan jauh dicari. Dia harus berjalan kaki dari bibir pantai ke laut dengan kondisi surut sejauh satu kilometer. “Rasanya sudah tidak seperti dulu, sekarang ini melarat. Nyari tiram agak susah karena yang dekat-dekat sebagian sudah di reklamasi untuk pabrik, jadinya tiram berkurang,” jelasnya.

menarik dibaca : Berkat Namanya yang Unik, Pantai ini Justru Populer di Lamongan

 

Seorang nelayan berjalan pulang usai mencari tiram (Crassostrea sp) pantai utara Desa Sedayulawas, Brondong, Lamongan, Jatim. Tiram dijual seharga Rp30.000 per kilogramnya. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Setiap hari selama musim kemarau, nelayan mencari tiram dari pukul 13.00 sampai 16.00 WIB, menyusul semakin surutnya air laut. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Bernutrisi

Dalam beberapa jurnal penelitian dijelaskan pola sebaran populasi tiram bersifat seragam, yaitu cenderung hidup berkelompok. Dikarenakan kondisi lingkungan perairan maupun kesediaan makanan pada perairan tersebut sesuai dengan habitat tiram.

Tjahjo Winanto dalam bukunya berjudul “Memproduksi Benih Tiram Mutiara” menjelaskan, kualitas air sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan satwa bivalvia ini. Suhu juga berperan penting dalam aktifitas biofisiologinya, antara lain reproduksi, perkembangbiakan dan aktifitas dari tiram. Perubahan oksigen terlarut dalam perairan dapat mempengaruhi pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan.

Lanjutnya, tiram berpotensi dibudidayakan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi nelayan.Di lansir dari wikipedia.org, tiram merupakan sumber seng, zat besi, kalsium dan selenium juga Vitamin A dan Vitamin B12. Namun tiram merupakan makanan yang rendah energi dengan 12 ekor tiram hanya mengandung 110 kalori, lebih bernutrisi saat dimakan mentah.

Penelitian menemukan bahwa tiram mengandung asam amino yang cukup tinggi dan dapat meningkatkan kadar hormon seks manusia. Mineral seng yang terkandung dalam tiram juga membantu pembentukan hormon testosteron.

 

Exit mobile version