Mongabay.co.id

Bagaimana Jika Kawah Gunung Berapi Jadi Tempat Membakar Sampah?

 

 

Indonesia adalah negeri dengan gunung berapi yang begitu banyak. Menurut LIPI, ada 127 gunung berapi aktif di Indonesia.

Selama ini, sampah seringkali dibakar, baik secara konvensional maupun memakai Incinerator, yakni alat pembakar sampah yang tertutup. Kita mungkin sering bertanya, mengapa tidak memanfaatkan kawah-kawah gunung berapi untuk membakar sampah-sampah tanpa sisa? Bukankah gunung api layaknya incinerator raksasa yang disediakan alam?

Seorang ahli vulkanologi dari Amerika Serikat, Dr. Robin Andrew, dikutip dari Forbes, menyatakan bahwa benar, pada dasarnya lava di kawah-kawah gunung berapi mampu melelehkan banyak benda, karena begitu panasnya. Meski begitu, tak semua benda.

Manusia menciptkan begitu banyak barang kuat, sehingga tak bisa dibakar begitu saja oleh lava. Jika kita membuang benda tersebut, yang terjadi adalah tidak terbakar, melainkan hanya mengambang di permukaan.

Selain itu, masih menurut Dr Andrew, danau lava di kawah-kawah tersebut sebenarnya tidak terlalu dalam. Semua sisa sampah yang meleleh pada akhirnya harus tetap dibuang entah kemana. Memang, beberapa akan menghilang dalam gumpalan asap atau uap [yang  akan sangat berbahaya jika dihirup] banyak sisa sampah lain yang utuh, dan akhirnya menimbun danau lava.

 

Ilustrasi sampah dibuang ke kawah gunung berapi. Ilustrasi: Hidayaturohman/Mongabay Indonesia

 

Danau lava tetunya memiliki volume terbatas, sering bergerak naik dan turun. Ini berarti, sisa-sisa sampah tersebut sekali waktu akan meluap ke lanskap sekitar, yang kemudian mencemari tanah. Belum lagi, jika gunung berapi meletus, maka sisa-sisa sampah akan berhamburan ke semua arah. Lava yang mengalir ke lembah akan menjadi tak hanya sangat panas, namun juga beracun.

Di tambah lagi, danau lava sering sangat tidak stabil. Jika kita mengoyak permukaan danau lava yang panas, terutama dengan senyawa basah, hal tersebut dapat memicu reaksi berantai yang mengakibatkan ledakan karena uap dengan tekanan tinggi dan asam.

Seperti video ini. Pada 2002, sekelompok peneliti asal Ethiopia coba membuang 30 kilogram kantong sampah ke dalam kawah panas. Kawah itu serta merta bergolak dan meletus kecil. Bagaimana bila jumlahnya lebih banyak?

Baca: Bagaimana Jika Nyamuk Punah dari Planet Bumi? Apa yang akan Terjadi?

 

 

Setiap pembakaran, tentu setidaknya menimbulkan asap. Hal yang sama tentu juga akan terjadi jika sampah-sampah tersebut ‘dibakar’ di kawah gunung. Asap-asap tersebut akan langsung masuk ke atmosfer, menimbulkan banyak polusi udara.

Di seluruh dunia, incinerator sampah diatur oleh peraturan-peraturan yang memastikan asap dari pembakaran sampah tidak masuk ke udara kita, agar polutan utama seperti ozon, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan lainnya dapat tersaring.

Dan tentu saja, alasan logistik harus menjadi pertimbangan. Jikapun ada rencana ‘membuang dan membakar’ sampah di kawah, tentu perlu dipikirkan bagaimana mengangkutnya hingga ke puncak, dan membuangnya. Gunung berapi yang mungkin bisa didaki oleh truk sampah adalah gunung berapi perisai [shield volcano], yang sayangnya tidak ada di Indonesia, kebanyakan adalah stratovolcano yang berbentuk kerucut.

Juga, lokasi gunung berapi yang masih aktif seringkali sulit dijangkau. Mengangkut berton sampah ke sana akan menghabiskan banyak bahan bakar, tenaga manusia, dan biaya sangat besar. Belum lagi bahaya yang selalu mengintai, mulai uap panas, racun dari kawah, ledakan tiba-tiba, dan sebagainya.

Kita tak punya banyak pilihan untuk mengelola sampah selain mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version