Mongabay.co.id

Apakah Tes DNA Penyu Bisa Menelusuri Lokasi Penangkapannya?

 

Tak sedikit yang heran dengan peristiwa penyelundupan 18 ekor penyu hijau dewasa pada 30 September lalu di Kuta, Badung, Bali. Diketahuinya pun karena truk pengangkut kecelakaan menabrak pohon di pinggir jalan.

Karena Bali bukan area peneluran dan tempat makan populasi Penyu Hijau, ada rasa penasaran, dari manakah lokasi penangkapannya? Para penyu yang kini dititip di pusat konservasi dan edukasi penyu TCEC Serangan nampak sudah dipasangi logam penanda (tagging) di bagian flipper-nya.

Pada Rabu (2/10/2019) seorang dokter hewan di TCEC dibantu sejumlah mahasiswa sedang mengumpulkan sampel jaringan tiap penyu untuk tes DNA. Secuil flippers dipotong dan jadi sampel pemeriksaan. Aidil Calvianto, relawan Turtle Guard, komunitas dokter hewan pemerhati penyu ini masuk ke dalam kolam besar berisi 12 penyu ukuran besar untuk mengambil sampel.

baca : Truk Menabrak Pohon, Eh Ternyata Angkut 18 Penyu Hijau

 

Konsumsi daging penyu sangat berbahaya bagi kesehatan, dan jenis yang paling banyak diperdagangkan adalah Penyu Hijau. Foto: arsip Kurma Asih/Mongabay Indonesia

 

Sementara relawan lain dan petugas TCEC bahu membahu melakukan morfometri, pengukuran berat badan, panjang, dan lebar penyu kembali. Perlu empat orang mengangkat penyu-penyu yang beratnya hampir 100 kg.

Beratnya antara 95,4 kg-98,2 kg. Dari pemeriksaan fisik, diketahui ada penyu dengan karapas rusak, bercak putih, memiliki tritip, dayung belakang terluka, luka di kepala, dan lainnya. Namun secara keseluruhan kondisinya cukup baik. “Kondisi fisik bagus, cukup gemuk, dan usia produktif,” kata Aidil. Yang terbesar panjangnya lebih satu meter dan diperkirakan berusia di atas 60 tahun.

Hasil tes DNA atas permintaan BPSPL Denpasar ini menurutnya bisa memberi petunjuk asal usul penyu dari mana. Setelah itu bisa diduga daerah penangkapan, untuk menelusuri pelaku jual beli. Selain itu, para penyu juga diambil contoh darahnya, feses, cek parasit, dan lainnya.

Penyu komersil yang paling banyak diperdagangkan adalah penyu hijau, ukuran cukup besar, daging banyak agar menguntungkan. Para penyu biasanya ditangkap di feeding ground atau tempat kawin.

baca juga : Penyu Dewasa Dipotong, Lebih dari 600 Kilo Daging Diselundupkan ke Bali

 

Proses penimbangan Penyu Hijau yang diselundupkan di Kuta, 30 September lalu. Foto: Kurma Asih/Mongabay Indonesia

Ida Bagus Windia Adnyana, peneliti penyu senior di Universitas Udayana mengatakan tes DNA bukan untuk menentukan lokasi penangkapannya. “Tes DNA itu untuk menentukan‘kelompok populasi.’ Apakah penyu tersebut termasuk yang bertelur di Sukamade? Pangumbahan? Aru? Berau atau lainnya?” ingatnya.

Karena yang ada saat ini baru marker genetik atau penanda beberapa tempat peneluran (nesting) populasi saja. Lokasi penangkapan bisa berbeda dengan tempat bertelur atau tempat cari makannya.

Bisa saja penyu Aru yang sedang mencari makan di perairan selatan Sumbawa tertangkap dan dibawa ke bali. “Jadi, yang dideteksi itu adalah asal penyunya (Aru), bukan tempatnya ditangkap (Sumbawa),” jelas Windia yang akrab dipanggil Gus Win ini.

Dalam pemeriksaan kesehatan penyu-penyu ini, juga dimanfaatkan untuk praktikum bagi mahasiswa untuk topik akuatik.

Aurelia Dewi, relawan Turtle Guard lainnya memandu sejumlah mahasiswa untuk mempraktikkan cara mengangkat (handling) dan menenangkan (restraint). Mengenakan pakaian praktikum putih, mereka masuk ke kolam dan menunjukkan keterampilan penanganan satwa itu. Misalnya ketika restraint, ujung jempol kaki menjadi tumpuan agar tak menindih penyu saat ditenangkan dengan menyatukan kedua flippernya. Sementara saat handling, jika melakukannya berdua, sebelah kaki bisa menumpu badan penyu saat dipindahkan.

“Penyu-penyu di Berau, Kalimantan jauh lebih besar dari ini,” sebut Aurelia tentang kampung halamannya. Saat ini ia sedang tahap skripsi dengan topik tes darah pada lumba-lumba di sebuah area rekreasi di dekat Pelabuhan Benoa. TCEC menjadi lokasi belajar dalam pemeriksaan dan rehabilitasi penyu di Denpasar.

perlu dibaca : Sebanyak 27 Penyu Hijau Ditemukan Sebelum Diperdagangkan. Bagaimana Nasibnya?

 

Sejumlah mahasiswa belajar praktik mengangkat dan memindahkan penyu dengan baik di lokasi pendidikan dan konservasi TCEC Serangan. Foto : Kurma Asih/Mongabay Indonesia

 

Kematian Penyu

Pengambilan sampel pada penyu mati sulit dilakukan oleh relawan pusat konservasi Perancak, Kabupaten Jembrana, Bali Barat. Alasannya, sebagian besar penyu sudah membusuk. Akhirnya penyu langsung dikubur di pantai jika ditemukan mati.

Wayan Anom Astika Jaya Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih yang berlokasi di Pantai Perancak rajin melaporkan penemuan penyu mati di sekitar Jembrana. Dalam satu bulan terakhir, ia mencatat ada 7 ekor yang ditemukan mati.

Misalnya pada 21 September ditemukan seekor Penyu Sisik mati dengan panjang karapas 34 cm dan lebar 26 cm. Biasanya yang banyak ditemukan mati jenis Lekang, jenis yang bisa bertelur di pesisir Jembrana.

“Tiap bulan selalu ada yang ditemukan mati terdampar, mungkin karena laut kita makin tercemar,” ujarnya mengira-ngira. Namun, ia mengakui kesulitan mengidentifikasi penyebab pastinya karena sudah membusuk. Anom memperkirakan penyu sudah mati di tengah laut, mengambang beberapa hari, baru kemudian terdampar. “Bangkai penyu hancur, bau, tak mungkin, pembedahan atau tes DNA,” urainya.

Selain tercemar sampah plastik, masih ada penyu kena jaring. Jika hidup, ada yang diserahkan nelayan ke Kurma Asih. Setelah dirawat lalu dilepas.

 

Penyu Sisik ditemukan mati di perairan Jembrana, Bali Barat pada 21 September. Menambah makin banyaknya kasus penyu mati tahun ini. Foto: arsip Kurma Asih/Mongabay Indonesia

 

Terkait perdagangan penyu di Jembrana, kasus terakhir yang diketahui pada 2018, barang buktinya 27 ekor penyu hijau yang akan diperdagangkan. Ia mengaku kaget dengan temuan 18 penyu di Kuta, terlebih ditenggarai untuk konsumsi.

Di sisi lain, kesadaran warga dan nelayan menurutnya meningkat. Misalnya di kawasan Perancak, dari pemburu jadi pelestari. Selain penegakan hukum, menurutnya perlu dicari solusi lainnya.

Musim peneluran penyu terakhir berangsur berakhir September ini. Di Kurma Asih dan TCEC hanya tinggal beberapa sarang yang akan menetas Oktober-November ini.

Penyu-penyu mati dan dikubur tahun ini, kondisinya beragam. Ada yang kondisinya membusuk dengan kepala dan empat kakinya putus. Tinggal tempurung dan sedikit bagian tubuh. Baunya menyengat jadi langsung dikubur. Ada juga penyu terlihat sisa plastik dalam tubuhnya. Penyu lain membengkak dan mengeluarkan darah.

Perancak adalah area pusat pendaratan dan peneluran penyu. Para nelayan makin banyak yang menyadari jika tak sengaja menjaring penyu saat menangkap ikan harus dilepaskan. Juga karena ada keyakinan pamali, bisa tak dapat ikan. Kurma Asih yang mulai bekerja menyelamatkan telur-telur penyu pada 1997 ini mendapat penghargaan Kalpataru pada 2017 dari pemerintah. Sebagai salah satu kelompok pelestari dan penyelamat lingkungan.

 

Seorang dokter hewan mengambil sampel jaringan penyu untuk tes DNA. Foto: Kurma Asih/Mongabay Indonesia

 

Perdagangan Penyu

Terbukanya penyelundupan 18 ekor Penyu Hijau berawal pada Senin (30/09/2019) dini hari pukul 05.30 WITA saat Polsek Kuta menerima laporan kecelakaan lalu lintas tunggal yang melibatkan truk. Kendaraan ini ternyata mengangkut Penyu Hijau. Kendaraan truk engkel DK 9363 KL ini terlihat tua dan hancur di bagian pengemudi. Bak ditutupi terpal untuk menutup muatannya.

Dwi Suprapti, Koordinator Nasional Konservasi Spesies Laut WWF-Indonesia, pada seminar nasional Konservasi Penyu dari Perspektif Genetika Ekologi di Universitas Udayana pada Mei lalu menyebut Bali adalah pemanfaat daging penyu di Indonesia. Bali dinilai hub bagi rantai perdagangan satwa dilindungi ini.

Kepala Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpolair) Polda Bali saat itu Kombes. Pol. Sukandar membuat kampanye gerakan Bali Bebas (LIBAS) Perdagangan Penyu Ilegal. Pada 2015-2017 saja sebanyak 175 penyu hijau (Chelonia mydas) berhasil diselamatkan di Bali.

Perdagangan penyu ke Bali disimpulkan akan berdampak pada kelestarian populasi penyu di Indonesia dan sejumlah negara lain.

Pemasangan lempengan logam sebagai penanda penyu. Foto: Kurma Asih/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version