Mongabay.co.id

Monyet Pemakan Tikus di Malaysia yang Mengejutkan Peneliti

 

 

Foto-foto yang menunjukkan bagaimana monyet di perkebunan sawit di Malaysia memakan begitu banyak tikus begitu mengejutkan peneliti. Pengendalian hama dengan bahan kimia mungkin tidak lagi diperlukan di perkebunan tersebut.

Monyet ekor babi [pig-tailed macaques] atau kita kenal dengan sebutan beruk [Macaca nemestrina] ini, sebelumnya dianggap hama tersendiri saat mereka makan buah kelapa sawit.

Tetapi para peneliti, yang telah mempelajarinya sejak 2016, percaya setelah melihat langsung, bagaimana peranan monyet itu memakan sejumlah tikus besar, yang merupakan hama lebih buruk bagi perkebunan. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Current Biology Magazine, edisi 21 Oktober 2019.

Nadine Ruppert, dari Universiti Sains Malaysia, dikutip dari The Sun mengatakan: “Saya terkejut pertama kali melihat monyet itu memakan tikus di perkebunan. Saya tidak menyangka mereka berburu tikus yang ukurannya relatif besar. Sesungguhnya, mereka secara luas dikenal sebagai primata pemakan buah yang hanya sesekali makan burung kecil atau kadal kecil.”

Penelitian lain Anna Holzner dari University of Leipzig mengatakan: “Dengan membuka rongga batang kelapa sawit, tempat tikus berlindung siang hari, satu kelompok monyet yang biasanya berjumlah lebih 40 ekor, dapat menangkap lebih 3.000 ekor tikus per tahun.”

Para peneliti menyarankan, petani kelapa sawit melindungi satwa ini dengan membangun koridor. Tujuannya, agar mereka dapat menjangkau area perkebunan lebih luas.

 

Foto yang menunjukkan seekor monyet dewasa memakan seekor tikus di perkebunan sawit di Malaysia. Foto: Anna Holzner via Phys.org

 

Di perkebunan sawit, diperkirakan tikus menyebabkan kerusakan lebih dari 10 persen area perkebunan. Inilah salah satu pemicu terus ditambahnya luasan kebun.

Tim riset juga melaporkan, kunjungan rutin monyet ke perkebunan sawit Malaysia dapat mengurangi kerusakan tanaman dari 10% menjadi kurang 3%. Kondisi ini sesuai dengan peningkatan hasil yang sama, dengan tanaman pada 315.000 hektar [atau sekitar US $ 602.000 per tahun].

Para peneliti menyarankan, menggunakan monyet untuk memburu tikus akan membuat perkebunan lebih berkelanjutan, mengarah lebih sedikit deforestasi.

 

Tampak monyet jantan [kiri] dan betina [kanan] berburu tikus di pohon sawit untuk dimakan. Foto: Anna Holzner via Phys.org

 

Penulis studi senior Anja Widdig, dari University of Leipzig, the Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology and the German Centre for Integrative Biodiversity Research [iDiv] di Leipzig, Jerman, berharap hal ini mendorong pemilik perkebunan mempertimbangkan perlindungan primata dan habitat hutan alam mereka. Baik di dalam dan di sekitar perkebunan sawit atau yang baru didirikan.

Dia menambahkan: “Bisa jadi, pada akhirnya mengarah pada win-win situation untuk keanekaragaman hayati dan industri kelapa sawit.” [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version