Mongabay.co.id

Inilah Potensi Wisata Alam Tersembunyi di Desa Muara Emat, Kerinci

Pesona Gunung Kerinci beberapa tahun terakhir mampu membius kedatangan banyak wisatawan dari berbagai arah. Baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Namun, bukan hanya gunung, Kabupaten Kerinci juga menawarkan keunikan wisata alam yang belum banyak tergali. Salah satunya yang berada di Desa Muara Emat, di Kecamatan Batang Merangin.

Desa Muara Emat sendiri berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di sebelah utara dan timur, Kabupaten Merangin di sebelah selatan dan Desa Batang Merangin di sebelah barat. Jaraknya sekitar 350 km dari Kota Jambi (6 jam kendaraan darat), atau 58 km dari Sungai Penuh.

Hasil pendataan potensi desa yang dilakukan Mapala Siginjai Universitas Jambi tahun 2014 dan 2017 tercatat setidaknya beberapa potensi Desa Muara Emat yang menarik untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam. Diantaranya, tebing batu, air terjun hingga sungai. Kedepan, -jika dikembangkan dengan optimal, maka potensi ini dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat desa setempat.

Baca juga: Mengenal Karst Bukit Bulan: Kekayaan Alam yang Belum Banyak Terungkap

 

Tebing Siginjai, Bukit Batu Runcing/Dok. Mapala Siginjai Unja

 

Tebing Siginjai-Bukit Batu Runcing

Tebing Siginjai-Bukit Batu Runcing adalah salah satu potensi  di desa Muara Emat yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Tebing ini berjarak sekitar 500 meter dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Mapala Siginjai telah memetakan 10 jalur sport dan 1 jalur artifisial pada muka tebing yang sudah digunakan sebagai area pemanjatan. Lokasi ini direkomendasikan untuk wisata sport alam.

Perjalanan menuju Tebing Siginjai-Bukit Batu Runcing membutuhkan waktu tempuh sekitar 2-3 jam dengan berjalan kaki dari pemukiman. Perjalanan dimulai dari samping gedung Sekolah Dasar Desa Muara Emat dengan melewati jalan setapak yang biasa dilalui masyarakat saat hendak ke kebun.

Sepanjang rute perjalanan hamparan hijau bukit barisan serta area perkebunan masyarakat. Sekitar 45 menit berjalan kaki dari desa, terdapat sumber air yang bisa digunakan untuk melepas dahaga sepanjang perjalanan. Lokasi ini biasanya dijadikan shelter peristirahatan melepas lelah lengkap dengan suguhan menawan lansekap alam Muara Emat yang terlihat jelas.

Selepas dari tempat peristirahan ini perjalanan menuju tebing semakin menanjak. Diperlukan kehati-hatian untuk menyusuri jalan setapak yang ada.

Perjalanan menuju lokasi akan berakhir tepat di muka Bukit Batu Runcing. Disana Tebing Siginjai tampak menjulang megah dengan warna keabu-abuan berpadu sentuhan bercak lumut di beberapa bagiannya. Bentuknya unik menyerupai kuda pada anak catur. Ditengahnya terdapat rekahan membentuk chimney yang bisa dilalui dengan bantuan peralatan panjat.

Menjulang ke atas dengan tinggi berkisar 120 meter, tebing ini juga sangat potensial untuk area pemanjatan artifisial. Banyaknya rekahan dan celah tebing yang bisa digunakan sebagai titik pemasangan pengaman. Jika cuaca cerah, dari puncak tebing bisa terlihat pemandangan Gunung Hulu Nilo dan Gunung Sumbing yang menjulang di Kabupaten Merangin.

Bila hendak menikmati lansekap tebing dan sekitarnya disarankan untuk membawa peralatan camping atau pemanjatan sendiri karena tempat ini masih belum terkelola. Hanya ada tanah lapang yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda lengkap dengan sumber air alami 100 meter dari area camp.

 

Air Terjun Talun Satu Desa Muara Emat/ Dok. Mapala Siginjai Unja

 

Air Terjun Talun Satu dan Talun Dua

Tebing alam bukan satu-satunya potensi yang bisa dinikmati di Desa Muara Emat. Jauh ke dalam hutan terdapat air terjun yang bisa mengundang decak kagum. Hanya saja keberadaannya yang jauh ke dalam membuat lokasi ini belum banyak diketahui masyarakat umum, termasuk masyarakat desa.

Jarak dari desa ke air terjun berkisar dua jam. Di lokasi ini terdapat dua air terjun yang saling berdekatan. Air terjun pertama yang dijumpai di perjalanan adalah air terjun Talun Satu, yang memiliki ketinggian 5 meter. Penanda air terjun adalah bongkahan batu besar di muka air terjun.

Lokasi ini bisa menjadi tempat istirahat melahap makan siang sambil menikmati gemercik air terjun yang berpadu vegetasi pepohonan hijau.

Setelah air terjun Talun Satu, perjalanan dapat berlanjut ke air terjun Talun Dua. Jarak tempuhnya sekitar satu jam dari air terjun pertama. Jalurnya masih sangat rapat dan tertutup. Disarankan, jika perlu untuk membawa stringline atau penanda jalur agar tidak tersesat.

Di Talun Dua terdapat kolam pemandian alami sebagai dasar air terjun. Kolam pemandian ini cukup luas dan dapat digunakan untuk berenang. Selain itu di sekitaran air terjun juga terdapat sungai kecil yang bisa dinikmati sambil bersantai.

Di sungai ini hilir mudik ikan kecil yang menghiasi kejernihan air sungai. Tidak jauh dari air terjun terdapat lokasi yang dapat digunakan untuk mendirikan tenda dan menikmati malam sembari bersantai ditemani deru suara air terjun.

Potensi lain yang bila dijumpai saat berkunjung di air terjun Muara Emat adalah Bunga Titanum. Tanaman endemik sumatera ini banyak bertebaran di sekitaran bibir sungai. Biasanya bunga ini akan merekah di bulan penghujung tahun. Meski endemik, tidak banyak masyarakat yang mengetahuinya, bahkan sering dianggap gulma oleh masyarakat sekitar.

 

Kejernihan Air di Air Terjun Muara Emat/ Dok. Mapala Siginjai Unja

 

Sungai Batang Merangin

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Mungkin inilah kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan menikmati Desa Muara Emat. Selain tebing dan air terjun, destinasi wisata alam lain yang bisa dinikmati adalah Sungai Batang Merangin.

Sungai ini berbatasan antara wilayah permukiman dnegan TNKS. Lebarnya sekitar 20 meter, disekelilingnya masih dapat dinikmati lebatnya vegetasi hutan alam pegunungan TNKS.

Bagi masyarakat Muara Emat, sungai ini memiliki peran penting bagi kehidupan. Airnya digunakan untuk cuci dan mandi. Ikan dan jenis udang air tawar dipancing untuk memenuhi kebutuhan pangan. Di luar itu, ia bisa jadi potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam.

Kedepan Sungai Batang Merangin pun dapat dikembankan sebagai wisata arung jeram. Menurut Reza (25), rekan dari Mapala Siginjai, aliran sungai ini cocok bagi pemula arung jeram yang sekedar ingin berekreasi dan bermain perahu. Debitnya cocok, dan tingkat bahaya jeram tergolong rendah.

Bila sekedar ingin bersantai dan menikmati bulir putih dari riak air Sungai Batang Merangin, spot yang paling pas berada tidak jauh dari Jembatan Desa Muara Emat, tepatnya di pinggir pasar tradisional. Disana juga terdapat warung kopi untuk memesan kopi sembari menikmati keindahan aliran Sungai Batang Merangin.

 

Sungai Batang Merangin di Desa Muara Emat/Dok. Mapala Siginjai Unja

 

Saran untuk Pengembangan Potensi Alam Desa Muara Emat

Potensi di atas hanya beberapa dari banyak potensi wisata alam di Desa Muara Emat. Sayangnya sejauh ini potensi yang ada tersebut belum dikelola secara optimal oleh masyarakat maupun pemerintah setempat.

Sebagai upaya pengoptimalan potensi yang ada, penulis menawarkan beberapa saran manajemen strategis yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan potensi wisata di Desa Muara Emat, yaitu;

  1. Sebagai langkah awal sebaiknya pemerintah desa mengenali dan menggali lebih dalam terkait potensi wisata di desa. Alternatif lain pemdes bisa menggandeng lembaga dan organisasi yang sering berkegiatan di Desa Muara Emat.
  2. Pemdes dan warga sebaiknya membentuk kepengurusan kelompok yang definitif untuk pengembangan wisata alam berbasis potensi desa. Kelompok ini selanjutnya dapat membuat perencanaan produk (paket wisata, akomodasi, makanan, minuman, dll) hingga perencanaan operasional.
  3. Melakukan fasilitasi bagi kelompok lewat serangkaian pelatihan untuk bidang pelayanan akomodasi (tempat tinggal, makan minum), serta pemanduan bagi wisatawan. Juga melakukan sosialisasi bagi pengembangan desa wisata kedepan berbasis masyarakat dan perlindungan ekologis.
  4. Melakukan studi banding dengan desa lain yang memiliki potensi yang sama dalam hal pengembangan desa wisata.
  5. Kelompok yang didukung pemdes melakukan pendekatan dengan pemda kabupaten agar mendapatkan dukungan dalam merealisasikan pengelolaan potensi wisata desa yang ada.

* Wildan Suprian Syah, penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Jambi. Anggota Mapala Siginjai Unja. Saat ini bekerja sebagai asisten peneliti dalam sebuah proyek penelitian, dan sedang menjajaki usaha kuliner. Kontak: wildancarbon[at]gmail.com 

 

Foto utama: Salah satu spot di Desa Muara Emat, Kabupaten Kerinci,  dapat dilihat perbukitan Bukit Barusan.  Desa Muara Emat menawarkan landscape alam memukau dengan segala potensi tersembunyi di dalamnya. Dok: Mapala Siginjai Unja

 

Exit mobile version