Mongabay.co.id

Angin Puting Beliung Landa Umbul Ponggok Klaten

 

Duka bencana banjir di Jakarta Bogor Depok Bekasi ( Jabodetabek ) belumlah usai, bahkan air juga masih menggenangi sebagian wilayah itu, beberapa daerah terisolir karena longsor dan banjir bandang, serta korban pun masih berjatuhan. Bencana alam terjadi di daerah lain di Jawa Tengah, tepatnya di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.

Desa yang biasanya tenang itu, dikejutkan dengan terjadinya angin puting beliung yang menerjang dalam waktu singkat, hanya sekitar 3 menit pada Jumat (3/1/2020) sore.

Angin itu memporakporandakan sejumlah rumah di desa Ponggok, termasuk tempat wisata yang menjadi ikon kabupaten Klaten, Umbul Ponggok yang mengalami kerusakan cukup parah.

baca : Mengapa Beberapa Kali Terjadi Hujan Es di Banyumas?

 

Angin puting beliung terjadi di Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat (3/1/2020). Foto : Joko Winarno/Mongabay Indonesia

 

Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) menyebutkan kerusakan beberapa fasilitas Umbul Ponggok tersapu angin kencang, seperti baliho berukuran cukup besar roboh dan menutup akses jalan, wahana bermain anak yang berada di kolam Umbul Ponggok roboh, beberapa rumah serta ruko diseputarnya rusak atapnya tersapu angin kencang, dan halte depan wisata umbul Ponggok roboh.

Joko Winarno, Direktur BUMDes Ponggok, kepada Mongabay Indonesia, Sabtu (4/1/2020) menceritakan angin kencang mulai terasa sekitar jam 4 sore diawali dengan hujan deras. “Sepuluh menit kemudian ada angin menggulung dari arah barat masuk ke lokasi wisata dan menuju rumah penduduk. Kalau dihitung ada sekitar 15-an rumah rusak, baik yang ringan maupun yang parah,’’ katanya.

Padahal Umbul Ponggok sedang cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Walaupun begitu, tidak ada korban jiwa ketika puting beliung memporakporandakan bagian depan tempat wisata itu. Joko mengatakan Umbul Ponggok ditutup selama beberapa hari untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.

baca juga : Ponggok, Mata Air Pembawa Berkah

 

Wahana permainan di Umbul Ponggok yang rusak karena angin kencang pada Jumat (3/1/2020) sore. Foto : Joko Winarno/Mongabay Indonesia

 

Bagian depan Umbul Ponggok yang rusak karena angin kencang pada Jumat (3/1/2020) sore. Foto : Maman Abdurrahman/Mongabay Indonesia

 

Awal Musim Penghujan

Angin puting beliung telah beberapa kali terjadi di Indonesia, terutama terjadi pada awal musim hujan. Indikasinya akan terlihat dengan terjadinya angin keras dalam waktu singkat yang disertai hujan deras dan petir sudah terlihat satu hari sebelumnya, udara pada malam hingga pagi hari terasa sangat gerah karena radiasi matahari yang cukup kuat, dan kelembaban udara yang cukup tinggi.

Tahap selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus. Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

Angin dikategorikan puting beliung bila kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam biasanya menyebut angin puting beliung dengan angin lesus, atau angina bahorok di daerah Sumatera.

Sedangkan Hadi Saputra, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I Bogor kepada Mongabay, Sabtu (4/1/2020) mengatakan awan cumulonimbus adalah awan yang menyebabkan puting beliung. “Biasanya sebelum angin itu terbentuk, akan didahului dengan gelegar petir dan hujan,” katanya.

 

Baliho yang rubuh di depan Umbul Ponggok karena angin kencang pada Jumat (3/1/2020) sore. Foto : Maman Abdurrahman/Mongabay Indonesia

 

Petugas dari BPBD Klaten dan tempat wisata Umbul Ponggok melihat kerusakan yang terjadi usai angin puting beliung. Foto : BNPB/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version