Mongabay.co.id

Jalan Mundur, Bagaimana Semut Menemukan Sarangnya?

 

 

Perilaku unik semut yang dapat menemukan sarangnya meski berjalan mundur, menarik perhatian ilmuwan untuk mengungkap fenomena tersebut.

Spanish desert ants [Cataglyphis velox] alias semut gurun spanyol, selalu keluar sarang untuk mencari makan. Bila yang didapatkan remahan, akan diletakkan di rahang kecilnya untuk selanjutnya dibawa pulang. Tapi, bagaimana bila yang didapatkan itu makanan yang lebih besar dari tubuhnya, seperti jangkrik mati atau potongan biskuit? Tentu saja, dengan berjalan mundur, makanan itu diseret untuk dibawa ke sarang.

Para ilmuwan, awalnya beranggapan bila semut akan melihat dahulu ke depan, untuk mengenali jalur yang telah diketahuinya. Namun, berdasarkan penelitian, semut gurun spanyol ini justru menggunakan sejumlah metode untuk menemukan jalan pulangnya, meski harus berjalan mundur.

“Ini adalah eksperimen perilaku luar biasa. Visualisasi mengagumkan,” jelas Pauline Fleischmann dari Universitas Julius Maximilian di Würzburg, ahli neuroetologi yang telah mempelajari pergerakan semut meski tidak terlibat dengan penelitian tersebut. “Ketika Anda menyaksikan bagaimana semut bernavigasi di habitat alami mereka, Anda akan terkagum dengan keterampilan hewan kecil ini,” jelasnya, dikutip dari Science.org.

Baca: Hebatnya Lebah Madu, Bisa Pecahkan Soal Matematika

 

Semut membawa makanannya. Foto : wikimedia commons

 

Saat berjalan maju, Cataglyphis velox menggunakan strategi yang dinamakan “integrasi jalur”. Mereka ingat jumlah tikungan dan belokan serta berapa langkah yang telah ditempuh dari sarang, sebagai dasar untuk menghitung rute tercepat kembali ke rumah. Jenis ini juga mengandalkan sudut matahari untuk menempatkan posisi serta menentukan patokan sebagai acuan yang dapat digunakan sebagai penanda perjalanan kembali ke sarang.

Tetapi, bagaimana semut-semut itu tahu arah saat berjalan mundur inilah yang ingin dipastikan ilmuwan. Kadang, semut menjatuhkan makanannya dan berbalik untuk melihat jalan di depan, sebelum mengambil lagi remah-remah tersebut. “Kami ingin mencari tahu secara visual,” ungkap Sebastian Schwarz, etologis dari Paul Sabatier University.

Baca: Kecoak Juga Punya Tendangan Karate

 

Semut gurun spanyol tengah bekerja mengumpulkan makanan. Foto: Christian Peeters/Wikimedia/Creative Commons Attribution-Share Alike licence

 

Schwarz dan rekannya pun memilih semut yang sudah berjalan ke makanan pengumpan dari sarang mereka di gurun, sehingga diketahui keberadaan dan jalurnya. Para peneliti menempatkan semut agak jauh dari sarangnya dengan remah-remah kue besar yang disukai semut. “Kue yang lebih banyak mentega dan gula,” ujarnya.

Ketika semut mulai menyeret kue itu kembali ke sarang, para peneliti terkadang mengubah kondisi di sekitar. Seperti membuat gunung dengan cara menambahkan kantong plastik hitam dan terpal di sepanjang jalan yang dilalui semut.

Saat berhadapan dengan bentang alam baru tersebut, ada semut yang mengintip jalurnya itu, setelah berjalan 3,2 meter di sepanjang jalur 8 meter. Sementara, semut yang bisa berjalan di jalur yang biasa dilaluinya bisa bergerak hampir 6 meter tanpa berbalik.

Baca juga: Tanpa Tidur, Bisakah Hewan Bertahan Hidup?

 

Sarang semut Cataglyphis velox. Foto: Christian Peeters/Wikimedia/Creative Commons Attribution-Share Alike licence

 

Pengamatan ini mengungkapkan, bahwa semut menandai lingkungannya saat berjalan mundur, sebagai acuan arah sekaligus memutuskan kapan waktunya melihat. Tim melaporkan hasil pengamatannya di server preprint bioRxiv.

Nyatanya, semut-semut itu bisa berjalan lebih jauh sebelum mereka mengintip rute di belakangnya dan banyak yang kembali pulang dengan kue bawaannya. Beberapa semut yang “tidak menyadari” memang tersesat, tetapi yang mengejutkan, semut lain dapat menemukan jalan kembali ke sarang ketika mereka tidak mampu melacak jalur utamanya. Artinya, mereka juga mengandalkan sudut matahari. Mata semut memiliki sudut pandang yang luas, hampir 360 derajat.

Schwarz menuturkan, semut cenderung mengambil informasi dari samping dan belakang saat berjalan menjauh dari sarang. “Kemudian menggunakannya untuk membimbing kembali ketika menyeret makanan.”

 

Spesimen Cataglyphis velox. Foto: Zach Lieberman/Wikimedia/Creative Commons Attribution-Share Alike license

 

Menurut Schwarz, eksperimennya di masa depan akan coba menutupi satu mata semut dengan cat, untuk melihat bagaimana strategi navigasinya. Dia dan rekannya akan menciptakan “sinema semut” kecil, tempat semut berjalan di atas treadmill melalui dunia virtual, sehingga para peneliti dapat memanipulasi pemandangan dengan lebih baik.

“Kondisi ini akan memberikan lebih banyak gambaran bagaimana semut menandai lingkungan visualnya serta menghemat waktu peneliti ketika harus menatap semut di padang pasir berjam lamanya,” jelasnya.

Semut merupakan serangga anggota suku Formicidae, yang jumlahnya lebih dari 12.000 jenis [spesies] dan sebagian besar hidup di kawasan tropis. Semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang teratur yang beranggotakan ribuan semut di setiap koloninya. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version