Mongabay.co.id

Virus Corona pada Ikan Masih Belum Ada

 

Penyebaran virus novel corona yang bermula diketahui dari Wuhan, Tiongkok, kini sudah mencapai 13 negara di dunia. Negara tetangga terdekat dari Indonesia yang sudah terkonfirmasi ada dugaan sebaran virus tersebut, adalah Singapura dan Malaysia. Kedua negara tersebut kini sudah memperketat lalu lintas barang dan manusi dari dan ke luar negeri.

Indonesia yang sampai saat ini masih dinyatakan aman dari virus tersebut, tak mau berdiam diri. Dengan berbagai cara, Pemerintah berupaya melakukan pencegahan masuknya virus ganas yang sudah menelan korban jiwa itu. Di antara yang dilakukan, adalah dengan mengendalikan arus lalu lintas barang dan orang pada sektor kelautan dan perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berkoordinasi untuk menyiapkan langkah antisipasi masuknya virus berbahaya tersebut dengan mengeluarkan surat edaran. Surat tersebut meminta semua karantina ikan yang ada di bawah KKP untuk bersiaga dan waspada sesuai prosedur Kementerian Kesehatan RI.

Tak hanya itu, bentuk lain upaya pencegahan masuknya virus corona ke Indonesia yang dilakukan KKP, adalah dengan lebih berhati-hati dalam memberikan izin impor produk laut yang diajukan pelaku usaha dari Tiongkok. Cara itu, diyakini bisa ikut mengendalikan lalu lintas produk olahan ikan dari Negeri Tirai Bambu itu yang saat ini sedang menjadi sumber penyebaran virus.

“Nantinya upaya preventif melalui produk impor akan dikoordinasikan dengan Kemenperin,” ucap Edhy dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Kesiapsiagaan dan Antisipasi Masuknya Novel Coronavirus yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

baca : Virus Corona, Mewabah di Wuhan Menyebar Cepat ke Penjuru Dunia

 

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi memberikan keterangan usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Kesiapsiagaan dan Antisipasi Masuknya Novel Coronavirus di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Foto : Kemenko PMK

 

Diketahui, selain Tiongkok yang menjadi sumber sebaran virus, virus corona juga sudah mencapai ke Jepang, Prancis, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Nepal, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, dan Vietnam. Kehadiran virus tersebut sangat menakutkan, karena bisa menimbulkan pneumonia berat yang mematikan kepada penderita.

Bagi KKP, ancaman virus tersebut memang pantas untuk diantisipasi sejak dini. Terlebih, karena Tiongkok selama ini tercatat menjadi negara utama untuk tujuan ekspor dan juga menjadi salah satu negara importir produk perikanan untuk Indoenesia.

 

Pengendalian

Untuk mengantisipasinya, KKP melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) meminta konfirmasi dari otoritas kompeten Tiongkok (General Administration of Customs of the People’s Republic of China/GACC) terkait langkah pencegahan yang dilakukan negara tersebut pada produk hasil perikanan yang akan diekspor ke luar Tiongkok.

Kemudian, meminta kepada GACC untuk memastikan produk yang akan dikirim sudah melalui hasil uji coba dan dinyatakan aman dari virus corona. Lalu, meminta GACC untuk menginformasikan peta dan data penyebaran virus corona pada produk perikanan di seluruh Tiongkok, terutama yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei dan radius 20 kilometer di sekitarnya.

baca juga : Waspada, Ada Penyakit Zoonosis di Sekitar Kita

 

Ilustrasi virus corona penyebab covid-19. Sumber : pxhere.com

 

Kepala BKIPM Rina dalam keterangan resmi pada Selasa, mengatakan bahwa pihaknya sudah menerbitkan surat edaran kepada seluruh satuan kerja (Satker) di exit/entry point, baik itu yang ada di bandara, pelabuhan, maupun pos lintas batas negara (PLBN). Surat edaran tersebut, di dalamnya berisi imbauan kewaspadaan terhadap penyakit pneumonia.

Dalam surat edaran tertanggal 24 Januari 2020 itu, Rina meminta kepada semua Satker BKIPM untuk bisa berkoordinasi dengan unsur seperti Bea Cukai, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Badan Karantina Pertanian, Keamanan Bandara/Pelabuhan (CIQS), Otoritas Penerbangan dan Pelayaran, dan perusahaan penerbangan/pelayaran setempat.

“Itu untuk mencegah masuk dan tersebarnya penyakit corona virus. Koordinasi dilakukan juga lintas kementerian dengan Kemenkes, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan,” jelas dia.

Selain berkoordinasi di dalam negeri, Rina menyebut kalau pihaknya juga meningkatkan kewaspadaan dalam pemeriksaan, khususnya terhadap penerbangan/pelayaran yang berasal/terkoneksi langsung dengan Tiongkok dan juga negara lain yang diduga sudah terpapar virus tersebut.

Kemudian, dalam melaksanakan tugas pengawasan tersebut, Rina memastikan bahwa seluruh petugas BKIPM akan menaati rambu-rambu upaya pencegahan yang sudah diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu WHO advice for international travel trade in relation to the outbreak of pneumonia caused by a new corona virus in China.

Untuk produk perikanan yang didatangkan dari luar Indonesia, Rina menjamin bahwa seluruh daftar produk dari negara terpapar sudah dinyatakan sehat dan aman untuk dikonsumsi. Untuk itu, BKIPM akan segera melakukan pengujian terhadap ikan dan kemungkinan sudah terpapar oleh virus corona.

“Apabila telah dipastikan ikan sebagai media pembawa virus corona, BKIPM akan menghentikan sementara impor ikan dari negara-negara yang dicurigai terkena wabah,” tegas dia.

Saat ini, uji virus corona tengah didiskusikan oleh Balai Besar Penelitian Veteriner (Balitvet) Kementan RI pada produk pertanian. Sementara, pada produk perikanan uji virus tersebut didiskusikan oleh Balai Uji Standar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BUSKIPM) dengan berkoordinasi bersama Lembaga Eijkman dan juga laboratorium terkait lainnya.

 

 

Uji Sampel

Adapun, reputasi Lembaga Eijkman selama ini dikenal sebagai lembaga penelitian yang fokus untuk meneliti penyakit-penyakit menular dan juga yang bisa menginfeksi manusia (zoonosis). Bagi KKP, pelibatan lembaga tersebut diharapkan bisa memperkuat benteng pertahanan lalu lintas barang dan manusia pada sektor kelautan dan perikanan.

Dari hasil koordinasi yang dilakukan tersebut, pengujian virus corona pada sampel produk pertanian atau perikanan masih sangat mungkin untuk dilaksanakan. Tetapi, itu akan memerlukan tahapan persiapan teknis yang baik hingga bisa mendapatkan hasil yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

“Sejauh ini apabila diperlukan maka untuk produk perikanan, uji virus corona diusulkan melalui sampel lendir ikan karena sebagai indikator kontaminasi,” ungkap dia.

Selain melibatkan balai uji, upaya pencegahan masuknya virus corona pada produk perikanan juga melibatkan ahli virologi dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Profesor R Warsito. Dia diketahui sudah meneliti virus corona sejak 1989 pada Michigan State University, Amerika Serikat.

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan Warsito, BKIPM mendapatkan fakta bahwa hingga saat ini belum ada studi yang menguatkan infeksi virus corona pada ikan dan juga bersifat zoonosis. Oleh itu, virus corona yang menyerang pada manusia kemungkinan besar berasal dari virus corona yang menjangkiti mamalia dan sudah mengalami mutasi.

Menurut Rina, hal tersebut senada dengan rilis terbaru penelitian tentang 2019-nCov oleh ahli dari Jerman yang mengemukakan adanya kedekatan kekerabatan antara Wuhan virus corona (2019-nCov) dengan virus corona pada kelelawar.

Saat KKP sedang fokus melaksanakan upaya pencegahan virus corona pada produk perikanan, dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah di Denpasar, Bali, yakni dr I Made Bagiada sudah berbagi informasi tentang ancaman virus corona pada ikan melalui sosial media. Tulisan tersebut berjudul “Wapada” Corona Virus Penyebab Pneumonia Berat Ditularkan Lewat Ikan.

“Tetapi, kemudian dia sudah memberikan klarifikasi bahwa data riil ikan yang terpapar virus corona belum ada sampai saat ini,” tuturnya.

 

Exit mobile version