- Kepik emas atau atau kumbang kura-kura emas (Charidotella sexpunctata) umum ditemukan di pesawahan, kebun dan pinggiran hutan. Dahulu sering dijadikan mainan anak-anak pedesaan.
- Namun saat ini Kepik emas mulai sulit sulit ditemukan karena rusaknya habitat termasuk penggunaan pestisida pembasmi hama dan eksploitasi yang berlebihan
- Saat ini, Kepik emas dari golongan kumbang kura-kura itu menjadi salah satu hewan yang sangat dicari dengan harga yang lumayan mahal
- Berdasarkan survey, ahli entomologi Indonesia mengkhawatirkan kepunahan serangga dimana-mana secara cepat yang diistilahkan “kiamat serangga”
Hewan kecil yang satu ini memang seringkali luput dari pandangan kita. Sekarang pun semakin sulit dijumpai. Ini karena habitat mereka yang semakin menghilang karena berbagai sebab termasuk penggunaan pestisida pembasmi hama dan eksploitasi yang berlebihan.
Hewan ini mempunyai habitat persawahan, kebun dan hutan. Bentuknya yang unik, serta warna keemasannya yang menawan, sering dicari anak-anak yang tinggal di pedesaan untuk dijadikan mainan atau dijadikan semacam pin di baju.
Masuk ke dalam golongan kumbang kura-kura (tortoise beetle), kepik emas atau kumbang kura-kura emas (Charidotella sexpunctata) termasuk salah satu yang cukup terkenal. Karena warnanya yang indah, kepik emas ini ternyata mulai diperdagangkan dengan harga yang cukup fantastis. Di situs jual beli internasional e-bay, hewan cantik ini dihargai sekitar Rp100 ribu/ekornya. Sungguh harga yang cukup luarbiasa. Biasanya hewan ini dijual dalam bentuk yang sudah diawetkan dan dijadikan semacam perhiasan.
baca : Sering Terjadi, Pencurian Capung Langka Indonesia Luput Dari Perhatian


Dikutip dari wikimedia, Kepik emas atau golden tortoise beetle, adalah serangga sejenis spesies kumbang daun dalam keluarga Chrysomelidae. Ia berasal dari Amerika. Biasanya kumbang jenis ini hidup pada habitat tumbuhan-tumbuhan dari keluarga Convolvulaceae, termasuk ubi kentang manis, kembang pagi, dan bindweeds. Kumbang dewasa dan larvanya biasanya memakan daun.
Kepik emas ini berukuran cukup mungil sekitar 5 hingga 7 millimeter saja panjangnya . Warna bervariasi dari jingga ke keemasan dan kadang-kala berkilat seperti metalik, sehingga dinamakan kepik emas.
Uniknya, warnanya bisa berubah mengikuti musim dan ketika merasa terancam dari emas berkilauan menjadi coklat lusuh karena adanya cairan yang terletak diantara kutikelnya.
baca juga : Hebohnya Anak-anak Dikelilingi Serangga Eksotis Ini


Kepik emas yang banyak terdapat di Amerika ini ini dapat menghasilkan 20 telur dalam satu masanya. Sedangkan predatornya adalah hewan kumbang lainnya, serangga dan hewan yang lebih besar.
Walaupun tergolong sulit untuk ditemukan, tetapi sebetulnya kumbang ini masih sering terdapat di pedesaan. Keberadaannya merupakan bagian dari mata rantai ekosistem alam. Sehingga tetap harus dipikirkan cara pencegahan untuk eksploitasi yang berlebihan terhadap kumbang jenis ini.
Di Indonesia, ahli serangga masih dikatakan kurang bila dibandingkan dengan keberagaman hewan jenis ini. Ini mengakibatkan pendataan dan kontrol terhadap keberadaannya terbilang minim. Padahal serangga merupakan salah satu faktor penting padaalam semesta ini. Hilangnya serangga, berarti hilang pula satu mata rantai ekosistem alam. Dan dampaknya bisa sangat buruk. Perubahan iklim dan musnahnya sebagian mahluk hidup adalah salah satunya.
Perhimpunan entomologi Indonesia dalam situsnya mengatakan bahwa laporan terakhir memperingatkan adanya kemungkinan “kiamat serangga”, termasuk survei yang menunjukkan serangga di mana-mana mulai berkurang jumlahnya dengan cepat. Ini bisa mengakibatkan punahnya 40% spesies serangga dunia hanya dalam beberapa dekade selanjutnya.
baca : Inilah Lady Bug, Sama Nama, Tapi Beda Alam
