Mongabay.co.id

LIPI: Cegah Virus Corona, Jaga Kebersihan Diri dan Pakai Hand Sanitizer Teratur

 

 

Virus corona [COVID-19] telah dinyatakan pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia [WHO]. Pandemi merupakan penyakit yang menyebar di berbagai negara di seluruh dunia dalam waktu bersamaan.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, status pandemi, jika salah digunakan akan menyebabkan ketakutan global yang mengarah pada kematian yang tidak diperlukan. Ini adalah pandemi pertama yang disebabkan virus corona. “Kita belum pernah melihat pandemi yang dapat dikendalikan dalam waktu bersamaan,” ujarnya, Rabu, 11 Maret 2020.

Tedros juga mengingatkan pemerintah setiap negara di dunia, untuk mengambil tindakan mendesak dan cepat. “Semua negara masih bisa mengubah arah pendemi. Kejadian ini sudah sangat memprihatinkan. Kita bersama-sama melakukan hal yang benar dan tenang demi melindungi masyaraat dunia,” kata dia seperti dikutip BBC, Rabu [11/3/2020].

Sebelumnya, WHO telah mengimbau cara mencegah penyebaran virus corona. Salah satu caranya adalah mencuci tangan teratur menggunakan gel antiseptik yang mengandung alkohol [hand sanitizer]. Atau, rutin mencuci tangan pada air yang mengalir menggunakan sabun.

Baca: Pandemi Covid-19, Peringatan untuk Manusia Hidup Berdampingan dengan Satwa Liar

 

Menjaga kebersihan diri dan mencuci tangan teratur menggunakan gel antiseptik yang mengandung alkohol [hand sanitizer] merupakan cara utama mencegah terinfeksi virus corona. Foto: Dok. LIPI

 

Terkait hand sanitizer, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI] membagikan langkah-langkah pembuatannya yang sederhana via Instagram.

“Ketika hand sanitizer semakin langka, masyarakat bisa membuat sendiri karena bahan-bahannya ada di toko kimia. Jadi, tak perlu panik dan khawatir,” terang Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono, kepada Mongabay, Jumat [13/03/2020].

Namun, Agus wanti-wanti dalam proses pembuatannya, agar tidak melibatkan anak-anak. “Orang dewasa harus mengawasi dari jangkauan anak-anak,” lanjutnya.

Bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan hand sanitizer adalah air sebagai pelarut sebanyak 50 mililiter, kemudian ethanol berkadar alkohol 95 persen sebanyak 200 mililiter yang berfungsi sebagai antiseptik. Lalu, carbomer untuk pengental sebanyak satu sendok teh, propylene glycol sebagai pelembab sebanyak 33 mililiter, dan triethanolamine sekitar 3 tetes sebagai pengikat pH.

Baca: Wabah Corona: Hindari Kontak Langsung dengan Satwa Liar

 

LIPI memproduksi 300 liter hand sanitizer yang cara pembuatannya bisa dilakukan masyarakat di rumah. Foto: Dok. LIPI

 

Sederhana

Cara pembuatannya sederhana. Campurkan air dan propylene glycol ke wadah bersih pinggan pyrex [panci alumunium] sambil dipanaskan di kompor dan diaduk rata. Tambahkan acrbomer sedikit-sedikit hingga temperatur mencapai 80-90 derajat; aduk hingga semua bahan tercampur.

“Lanjutkan dengan menambahkan triethanolamie, tujuannya agar campuran sebelumnya menjadi gel,” katanya.

Agus juga menyarankan, pembuatan gel ini tanpa harus ada pemanasan, tujuannya untuk menghindari penguapan, dan adukan cukup dilakukan 15 menit. Jika tahapan ini selesai, hand sanitizer buatan rumahan siap dipakai.

“Formula ini menghasilkan 250 mililiter hand sanitizer berkadar alkohol 63 persen,” ujarnya.

Tak hanya membagikan cara membuat hand sanitizer sederhana. LIPI juga memproduksi pencuci tangan antiseptik ini untuk dibagikan di lingkungan LIPI dan sekolah-sekolah sekitar Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi [Puspiptek], Serpong, Tanggerang Selatan.

Agus mengatakan, jumlah yang diproduksi LIPI sekitar 300 liter hand sanitizer. Setiap batch produksi dapat menghasilkan 10 liter yang dikemas dalam botol ukuran 250 ml dan 100 ml.

Hand sanitizer ini mengandung bioetanol sebagai antiseptik sebanyak 63-65 persen dan nano silver sebagai tambahan antiseptik sebanyak 0,3 persen. Selain itu, terdapat juga kandungan agen anti-mikroba yang diekstrak dari bahan alam Indonesia yang bisa membantu membunuh mikroba yang menempel pada tangan.

Agus juga menyatakan, hand sanitizer yang dibuat LIPI mengandung ekstra rempah seperti pala yang dapat menambah aroma wangi alami. Tak hanya itu, juga ditambahkan fraise dan isopulegol sebanyak 0,05-0,1 persen.

“Tidak perlu panik, cegah penyebaran virus corona dengan jaga kebersihan diri dan cuci tangan pakai hand sanitizer teratur,” tegasnya.

Baca: Cegah Corona, Mahasiswa Universitas Surabaya Buat Hand Sanitizer dari Lidah Buaya

 

Virus corona [COVID-19] dinyatakan pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia [WHO] sejak 11 Maret 2020. Pengecekan suhu tubuh harus selalu dilakukan. Foto: Dok. LIPI

 

Penanganan di Indonesia

Berdasarkan Worldometer, hingga 16 Maret 2020 pagi, virus corona telah menyebar di 157 negara dengan jumlah korban meninggal 6.518 jiwa. Jumlah yang terinfeksi 169.610 kasus. Di Indonesia, virus ini telah merenggut 5 korban jiwa dan 117 orang terinfeksi.

Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Minggu [15 Maret 2020] menegaskan, Pemerintah telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, yang diketuai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letjen TNI Doni Monardo. Gugus tugas ini bekerja efektif dengan mensinergikan kekuatan nasional di pusat maupun daerah, melibatkan ASN, TNI dan POLRI, serta dukungan swasta, lembaga sosial, dan perguruan tinggi.

“Kepada seluruh rakyat Indonesia, saya minta tetap tenang, tidak panik, dan tetap produktif dengan meningkatkan kewaspadaan. Dengan kondisi ini, saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah. Ini saatnya bekerja bersama, saling tolong menolong, bersatu padu, dan gotong royong. Kita ingin ini menjadi sebuah gerakan masyarakat agar COVID-19 bisa tertangani maksimal,” jelas Presiden.

Mengenai pandemi COVID-19, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto, pada 12 Maret 2020 menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah melakukan peningkatan kewaspadaan dengan tidak memberi kemudahan orang untuk keluar masuk Indonesia. Juga, memberlakukan surat keterangan sehat dan bebas virus mematikan ini, bagi pendatang baik warga asing maupun warga negara Indonesia dari Tiongkok, Italia, Iran dan Korea Selatan.

Upaya lain adalah meningkatkan sarana prasarana kesehatan seperti stok alat pelindung diri [APD], masker, serta mengamankan kebutuhan kit laboratorium pemeriksaan. “Pemerintah juga mengendalikan penularan sekeras mungkin, dengan cara kontak tracing. Tahapannya adalah, mencari kasus positif kemudian diisolasi agar tidak terjadi sumber penyebaran COVID-19 baru,” paparnya.

Baca juga: Virus Corona, Mewabah di Wuhan Menyebar Cepat ke Penjuru Dunia

 

 

Coronavirus [virus corona] merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit dari yang ringan seperti pilek, hingga serius: MERS dan SARS. Coronavirus merupakan single stranded RNA [ssRNA], virus yang umum ditemukan pada sejumlah hewan yang berkeliaran di tanah seperti mamalia, burung, dan reptil.

Beberapa jenis coronavirus, dapat menyebabkan infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas maupun bawah pada manusia. Di antaranya Severe Acute Respiratory Syndrome-related Coronavirus [SARS-CoV], kejadian luar biasa yang terjadi di Tiongkok pada 2002, dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus [MERS-CoV] yang terjadi di Arab Saudi tahun 2012, akibat virus unta.

Peneliti Mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI], Sugiono Saputra, meminta masyarakat mewaspadai wabah virus ini dengan mengurangi, bahkan menghindari interaksi atau kontak langsung dengan satwa liar. Biarkan satwa liar berkembang di habitat alaminya.

“Fenomena ini harus menjadi momentum kesadaran kita semua, melindungi satwa liar di tempat aslinya,” terangnya kepada Mongabay Indonesia, Senin [24/2/2020].

Dia menjelaskan, satwa liar memang ada yang dikonsumsi sebagai sumber makanan atau obat. “Tetapi, risiko biologis pengolahan hewan tersebut juga ada, yaitu transfer virus [transmisi patogen],” tegasnya.

 

 

Exit mobile version