Mongabay.co.id

Mengenal Burung Bubut Jawa yang Semakin Langka

 

Bulu badanya berwana hitam, sementara sayapnya berwarna coklat kemerahan. Kepaknya melebar tatkala bertengger di batang pohon bambu (Bambuseae) saat pagi hari. Kakinya lihai melompat dari tangkai ke tangkai lain. Sedang matanya berwarna merah tampak awas melihat situasi sekitarnya. Bawaanya lebih tenang dibandingkan saat siang atau sore hari yang cepat bergerak ke semak-semak. Burung ini termasuk pemalu.

Itulah burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus), yang mempunyai ukuran kurang lebih 46 cm. Sedangkan ekornya berwarna hitam panjang. Burung Bubut Jawa mirip dengan Bubut Besar, akan tetapi lebih kecil dan berwarna lebih suram hampir kotor.

Mantel berwarna coklat berangan pucat tersapu hitam. Sedangkan saat muda bergaris-garis coklat. Terdapat pola warna peralihan iris merah. Untuk paruh dan kaki juga memiliki warna hitam.

baca : Anis Sisik, Si Burung Kicau dari Pegunungan

 

Burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) sering dijumpai pada dataran rendah pada vegetasi yang rapat, ketinggian mencapai 800 mdpl. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Suaranya sama sekali tidak masuk kategori enak didengar, “hup” begitu bunyinya, nada rendah yang diulang dengan tempo yang semakin cepat. Daripada Bubut Besar suaranya lebih cepat. Selanjutnya berupa tiga bunyi “hup” yang terpecah menjadi tiga rangkaian “logokok, logogok, logokok”.

Bubut Jawa bukan termasuk jenis burung raptor atau birds of prey meskipun memiliki paruh yang sangar, postur tubuh besar, dan matanya merah. Tetapi burung ini merupakan pemakan serangga, misalnya seperti ulat bulu, capung (Anisoptera), jangkrik (Gryllidae), kumbang (Coleopatera), kupu-kupu (Rhopalocera).

Selain itu bubut jawa juga menyukai hewan kecil lainnya seperti siput (Gastropoda), lipan (Chilopoda), katak (Anura), anakan burung, tikus kecil (Rattus exulans) hingga ular kecil (Serpentes). Untuk familinya termasuk dalam keluarga Cuculidae.

baca juga : Burung Gereja yang Mudah Beradaptasi Dengan Manusia 

 

Burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) bertengger di pohon jati (Tectona grandis). Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Persebaran

Jika tidak ada pembanding berupa dua burung berbeda jenis, untuk membedakan jenis kelamin burung ini tetap sulit. Meskipun Bubut Jawa betina mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar daripada burung jantan. Hal itu dikarenakan tampilan jantan dan betina relatif sama.

Burung Bubut Jawa sering dijumpai pada dataran rendah pada vegetasi yang rapat, ketinggian mencapai 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Habitatnya sering mengunjungi tepi hutan, semak tepi sungai, belukar sekunder, dan hutan mangrove. Sering pula dijumpai hinggap di atas tanah, atau di semak-semak kecil dan pepohonan.

Pemerhati burung Indonesia, Panji Gusti Akbar, menjelaskan burung Bubut Jawa merupakan burung endemik Jawa, itupun hanya bisa ditemukan di daerah tertentu saja. Apalagi sekarang ini semakin jarang ditemukan. Untuk habitatnya, burung ini biasanya ditemukan di rawa-rawa dekat dengan hutan mangrove di kawasan pesisir pantai.

menarik dibaca : Mengenal Burung Cerek Jawa, Si Mungil Penghuni Pesisir Pantai

 

Burung Bubut Jawa mempunyai ukuran kurang lebih 46 cm. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Namun, lanjut dia, ada juga catatan bahwa burung ini pernah dijumpai di kawasan yang jauh dari pesisir, dan juga paling tinggi. Misalnya seperti di Randublatung dan Blora, itu sekitar tahun 1927. Selain itu juga Kediri akhir abad ke-19. Sementara yang terbaru pernah dijumpai juga di kaki gunung Slamet, Jawa Tengah, sekitar tahun 2018-2019 dengan ketinggian sampai 650 Mdpl.

“Habitatnya tidak begitu saklek. Tapi lebih seringnya dekat dengan kawasan hutan mangrove,” kata pria domisili Yogyakarta ini.

Sementara itu, Muji Suwarti, dkk, dalam artikelnya berjudul “Karakteristik Habitat Preferensial Burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) di Wonorejo Ruabaya” menyimpulkan pola sebaran Bubut Jawa adalah mengelompok.

Tipe habitat preferensial Bubut Jawa yaitu tambak tidak aktif dan hutan mangrove. Sedangkan komponen habitat yang paling mempengaruhi frekuensi perjumpaan bubut jawa adalah tinggi tajuk bertengger (1-8 m), jarak dari pantai (1.485-3.441 m) dan suhu udara rata-rata (27,9-29,9 0C).

baca juga : Adu Cepat Burung Merpati Makin Diminati Para Penghobi

 

Burung Bubut Jawa bukan termasuk jenis burung raptor atau birds of prey. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Ancaman

Untuk populasinya, tutur Panji, berdasarkan data Internasional Union for Conservation of Nature and Natural Resources atau disingkat IUCN, yaitu Uni Internasional untuk Konservasi Alam, pada 2016 diperkirakan jumlah burung Bubut Jawa kurang lebih 250 sampai dengan 10 ribu individu. Untuk saat ini belum ada pembaharuan data lagi. Sedangkan statusnya saat ini rentan tapi belum kritis. Keberadaanya mulai terancam.

Ada beberapa ancaman yang menyebabkan penurunan populasi burung Bubut Jawa. Paling parah misalnya kerusakan pada habitatnya karena alih fungsi lahan untuk pemukiman, pabrik, dan juga tambak. Selain itu faktor lain yaitu polusi seperti sampah yang semakin menumpuk.

Berikutnya yaitu perburuan liar yang masih marak. Meskipun sebetulnya, kata Panji, burung Bubut Jawa bukanlah target utama perburuan. Namun, karena para pemburu ini menggunakan jaring sebagai alat tangkap sehingga Bubut Jawa ikut terperangkap.

 

Kerusakan pada habitatnya karena alih fungsi lahan membuat populasi burung Bubut Jawa menurun. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Agar populasi burung Bubut Jawa tidak terus menurun, dia berharap kedepan keberadaan burung ini lebih diperhatikan. Salah satunya seperti adanya perlindungan kawasan pesisir, utamanya kawasan mangrove atau rawa-rawa.

Perlindungan itu bisa berupa pembuatan regulasi di tingkat desa. Selain itu, adanya edukasi ke masyarakat akan peran penting keberadaan burung Bubut Jawa bagi ekologi juga perlu dilakukan.

Karena sebetulnya, dilain sisi menurut pria 26 tahun ini, pengamat burung mancanegara juga banyak yang tertarik untuk melakukan pengamatan burung yang mempunyai kaki berwarna hitam ini. Alasanya karena di daerah lain tidak ditemukan kecuali pulau Jawa dan pulau Madura.

Pada dasarnya, burung bubut jawa juga termasuk burung yang dilindungi oleh Undang-Undang. Untuk perlindungannya ada di P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018.

 

Data dari IUCN pada 2016 diperkirakan jumlah burung Bubut Jawa kurang lebih 250 sampai dengan 10 ribu individu. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version