Mongabay.co.id

Ramuan Tradisional Penguat Imunitas Tubuh dari Alam Jambi

Nyang Nok, pembuat ramuan tradisional dari beragam jenis daun dan akar-akaran dari hutan dan kebun di Muaro Jambi. Ramuan ini untuk beragam macam penyakit, termasuk untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap beragam penyakit. Foto: Elviza Diana/ Mongabay Indonesia

 

 

 

 

Raihina, baru saja sampai di teras rumah. Dia menurunkan sekeranjang daun yang dipetik dari hutan. Perempuan paruh baya ini terkenal sebagai dukun di Desa Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.

Ada lebih dari 50 jenis daun, akar dan rumputan yang dia temui di kebun dan hutan dekat rumahnya. Nyang Nok, begitu orang-orang desa memanggilnya. Puluhan tahun sudah dia menekuni pengobatan ala kampung. Nyang Nok menuruni bakat meramu dari neneknya.

“Nenek saya dukun juga, biasa memang begitu. Kemampuan ini turunan,” katanya.

Nyang Nok menyusun bahan-bahan yang dia bawa di atas tikar pandan. Dia menjelaskan satu persatu nama daun, akar dan rumput yang dibawanya.

“Ada daun tembesu, pulai, bengkal, bungur, memali, pepulut (jenis kayu lengkat), bebudi (sejenis mahang), kandis, sungkai, leban. Semua daun-daun ini biasa dia pepes dengan bara. Lalu ditempelkan ke kening dan perut penderita. “Biasa, sakit demam, sakit perut, pusing, mual, batuk, pilek dan flu bisa sembuh”.

Nyang Nok kemudian mengambil lesung, tumbukan yang terbuat dari kayu di dalam ruang tamunya. Ada berupa serbuk masih kasar tertinggal di lesung. Dia lalu menumbuk bahan-bahan ini.

Tak…tuk…tak..tuk… Bunyi kayu beradu bersahutan.

Ada juga makjun. “Makjun, ini jamu tradisional untuk penguat stamina kalau kami di dusun,” katanya.

 

 

Makjun ini berisi berbagai macam rempah dan tanaman obat seperti kunyit, kencur, jeringo bangle, lempuyang, temulawak, temuputih, temukunci, dan jahe. Semua bahan diiris tipis Nyang Nok kemudian dia keringkan selama tiga hari hingga mudah menumbuk di dalam lesung.

“Sekarang banyak yang mulai pesan, sejak Corona untuk ramuan kuat. Kalau biasa untuk perempuan habis melahirkan. Minum makjun ini,” katanya.

Dia meletakkan satu bungkus kecil makjun yang sudah siap ditumbuk dalam plastik bening berukuran 500 gram. Seukuran itu harga Rp10.000

Dari enam bersaudara, hanya Nyang Nok yang masih bertahan meneruskan tradisi pengobatan tradisional di keluarganya.

“Kalau makainyo, semua masih pakai obatan kampung inilah. Cuma yang dipercaya mengobati, sayo.”

Nyang Nok bilang, hingga kini tanaman obat masih ada di sekitar desa mereka. Meski untuk beberapa daun sudah sulit ditemui. Nyang Nok terus menumbuk bahan makjun di dalam lesung. Tangan berhenti dan mengambil satu cangkir kaca. Dia memasukkan ramuan makjun ke dalam gelas dan menyedu dengan air panas.

“Ini untuk kamu,” katanya menyodorkan secangkir makjun.

Sebelum dia berikan, mulutnya berkomat-kamit di pinggir gelas. Entah jampi apa yang dia bacakan. Saya tidak bisa mendengarkannya dengan jelas.

Ditawari dulu, biar semua penyakit hilang.”

 

Racikan jamu Nyang Nok. Foto: Elviza Diana/ Mongabay Indonesia

 

Ika Puspitasari, Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, mengatakan, ada 18 jenis tanaman herbal pernah dia teliti baik secara in vitro ) pada sel) maupun in vivo pada hewan uji. Tumbuhan-tumbuhan itu, kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis), brotowali (Tinospora cordifolia), tin ( Ficus carica), lidah buaya (Aloe vera), murbei (Morus alba), dan jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Lalu, bawang putih (Allium sativum), kunyit (Curcuma longa), orang-aring (Eclipta alba), mangga (Mangifera indica), mimba (Azadirachta indica), mengkudu (Morinda citrifolia), sarang semut (Myrmecodia tuberosa), keladi tikus (Typonium flagelliforme), meniran (Phyllanthi niruri), dan pegagan (Centella asiatica).

“Merangkum hasil-hasil penelitian pada beberapa obat tradisional itu, konsumsi bahan-bahan pendongkrak sistem imun dapat dilakukan sepanjang waktu tertentu maksimal delapan minggu saja,” katanya.

Ika bilang, selain ramuan meningkatkan daya tahan tubuh perlu makanan seimbang dan bergizi, konsumsi air putih banyak, olahraga dan istirahat cukup.

Untuk kesahatan usus juga perlu prebiotik yang merupakan bakteri baik untuk mekanisme sistem imun dan saluran pencernaan. Prebiotik di Indonesia terdapat dalam umbi-umbi lokal seperti garut, ganyong, talas/kimpul/bentul, ubi jalar, porang, iles-iles, suweg, walur, serta umbi bunga dahlia.

 

***

Usman mendatangi rumah Nyang Nok. Dia mengambil pesanan makjun yang sudah seminggu lalu.

“Iya, numpang beli makjun. Ini lah tiga hari meriang biasa minum brotowali dan makjun manjur,” katanya.

Nyang Nok memberikan bungkusan kecil makjun yang sudah ditumbuk. Selain perlu waktu mencari bahan obat, dia juga harus mengolah bahan dengan cara tradisional. Nyang Nok membatasi pembelian makjun yang dibuatnya.

“Permintaanlah banyak sekarang, tapi tenago dak kuat lagi.”

Saya meminum ramuan yang sudah Nyang Nok siapkan. Rasa sedikit pahit dan kelat. Segelas makjun habis. Nyang Nok masih menumbuk bagian makjun yang lain di lesung.

 

 

Keterangan foto utama: Nyang Nok, pembuat ramuan tradisional dari beragam jenis daun dan akar-akaran dari hutan dan kebun di Muaro Jambi. Ramuan ini untuk beragam macam penyakit, termasuk untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap beragam penyakit. Foto: Elviza Diana/ Mongabay Indonesia

Nyang Nok, menuangkan jamu racikannya setelah ditumbuk. Foto: Elviza Diana/ Mongabay Indonesia

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version