Mongabay.co.id

Profesor Ini Manfaatkan Gulma untuk Minuman Fungsional bagi Petugas Medis dan Relawan

 

Sebelum merebaknya COVID-19, Prof Loekas Soesanto, seorang Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah,  ini di-“curhati” oleh salah seorang dokter. Ia mengaku sering sangat lelah sepulang kerja. Lalu, Prof Loekas menawarkan minuman yang berbahan baku gulma atau tumbuhan pengganggu tanaman lain yang biasa dibuang oleh petani. Ia menawarkan, karena sudah cukup lama, dirinya mengonsumsi itu. Setelah minum beberapa kali, dokter tersebut merasa lebih enak badannya.

“Saya itu bukan dokter atau ahli farmasi. Bidang saya penyakit tanaman. Tetapi senang dengan meramu berbagai jenis tanaman dan empon-empon untuk minuman. Nah, saya sudah mencobanya dan merasakan dampaknya secara empirik. Dan ternyata dokter tersebut juga merasakan hal yang sama,”ujar Prof Loekas saat ditemui di rumahnya pada Rabu (15/4) petang.

Gulma yang dia manfaatkan untuk membuat minuman adalah meniran atau Phyllanthus urinaria. Ia mengatakan Meniran itu sesungguhnya adalah gulma di sawah, kebun, dan berbagai tempat, bahkan sampai ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) masih bisa tumbuh.

“Meniran inilah yang menjadi bahan baku minuman fungsional. Kenapa dinamakan minuman fungsional, karena fungsinya beragam. Tinggal nantinya ditambah dengan bahan empon-empon, sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, kalau yang saya bagikan sekarang, meniran dicampur dengan temu lawak. Bisa juga untuk yang menderita ginjal ditambah dengan biji alpukat, untuk jantung ditambahi kulit manggis, dan kayu manis bagi penderita diabetes,” jelasnya.

baca : Ramuan Tradisional Penguat Imunitas Tubuh dari Alam Jambi

 

Prof Loekas Soesanto, memperlihatkan minuman fungsional yang siap didistribusikan untuk petugas medis. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Karena kampus sudah menerapkan perkuliahan daring, maka Prof Loekas memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk membuat minuman fungsional tersebut. Biasanya, ia hanya dibantu oleh keluarganya saja. Kalau untuk peracikan, dilaksanakan sendiri. “Bahan-bahan, dibantu sama adik dan keponakan. Kemudian saya meraciknya dan merebusnya di rumah. Saya lakukan sendiri ini,”katanya.

Prof Loekas sengaja memanfaatkan waktunya untuk membuat minuman fungsional itu dan dibagikan secara gratis kepada petugas medis, terutama mereka yang kini menjadi garda terdepan dalam menanggulangi COVID-19. “Saya prihatin, karena banyak dokter yang gugur dalam melaksanakan tugas. Standar dokter sudah sangat bagus, menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, tetapi ternyata masih ada juga yang terpapar. Karena itulah, saya mengirimkan minuman fungsional ini kepada para dokter. Ada sejumlah RS dan puskesmas di Purwokerto yang telah dibagikan,”ujarnya.

Ia menggarisbawahi kalau minuman fungsional itu bukanlah obat COVID-19, tetapi berdasarkan berbagai macam riset, meniran memiliki berbagai senyawa yang mampu meningkatkan imunitas tubuh. “Para dokter dan petugas kesehatan membutuhkan perlu menjaga imunits tubuh, agar mereka secara mampu bekerja dengan baik terutama saat pandemi COVID-19 seperti sekarang. Makanya, saya berusaha untuk terus memproduksi. Bahkan, kalau perlu nantinya, bagi orang dalam pemantauan (ODP) bisa mengonsumsi ini,”kata dia.

Berdasarkan penelusuran Mongabay Indonesia dari berbagai buku dan literatur jurnal, meniran memang memiliki berbagai senyawa untuk peningkatkan imunitas dan memiliki senyawa yang dapat melawan virus.

Dalam buku yang ditulis oleh Agus Kardinan dan Fauzi Rahmat Kusuma berjudul Meniran: Penambah Daya Tahan Tubuh Alami, menyebutkan bahwa salah satu sumber alami yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah meniran (Phyllantus niruri). Meniran telah teruji dan terbukti berperan sebagai immunostimulan atau mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta terbukti menanggulangi beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus.

baca juga : Lawan Corona, Tingkatkan Imunitas Tubuh dengan Empon-empon dan Konsumsi Buah

 

Tanaman meniran yang berdaun kecil-kecil berada di pot. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Dalam riset yang dilakukan peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Tuti Sri Wahyuni dan kawan-kawan yang diterbitkan dengan judul Anti-Viral Activity of Phyllanthus niruri Against Hepatitis C Virus, menyatakan bahwa tanaman meniran menunjukkan aktivitas yang kuat dalam melawan infeksi virus Hepatitis C. Ekstrak herba tanaman ini menghambat masuknya virus ke dalam sel hepatosit sebesar 70%. Ekstrak juga dapat menurunkan perkembangbiakan virus melalui hambatan protein NS3 virus yang merupakan protein berperan pada tahap replikasi virus.

Sementara peneliti dari Jurusan Biologi, Universitas Nusa Cendana, Amor Tresna Karyawati telah meneliti aktivitas antivirus dari ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri) dan Temu Lawak (Curcuma xan- thorrhiza) terhadap Simian Retrovirus Serotipe-2 (SRV-2).

Menurutnya, SRV-2 adalah virus penyebab penyakit penurunan kekebalan tubuh pada monyet jenis Macaca (K/SAIDS). SRV-2 berspektrum luas, tidak hanya menyerang sel-sel limfoid tetapi juga sel-sel tubuh lainnya. SRV dapat ditemukan pada berbagai jaringan tubuh dan organ monyet melalui metode polymerase chain reaction (PCR). Konsentrasi ekstrak meniran dan temulawak yang tidak toksik untuk sel A549 adalah 500 ppm. Ekstrak Meniran dan Temu Lawak pada konsentrasi 100 ppm, 250 ppm, dan 500 ppm dapat menghambat pertumbuhan virus SRV-2.

Menurut Prof Loekas, setiap harinya dirinya terus memproduksi minuman fungsional tersebut. Bahkan, kini Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed ikut serta mendorong. “Jadi, begitu dengar mengenai adanya minuman fungsional yang saya bikin, LPPM membantu menyediakan botolnya dan mendistribusikannya. Jadi, sudah botol dan dikasih label. Saya tugasnya membuat, dan LPPM menyalurkannya ke petugas medis di RS maupun Puskesmas,”katanya.

menarik dibaca : Penelitian: Jahe Merah dan Jambu Biji Potensial Tangkal Corona

 

Prof Loekas meramu dan menyeduh sendiri minuman fungsional tersebut. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Ia mengatakan, tanaman meniran dapat dikombinasikan dengan berbagai bahan lainnya seperti biji alpukat, kulit manggis tahu kayu manis. “Sama seperti jamu, minuman fungsional ini rasanya juga pahit, tetapi pahitnya tidak seperti bratawali (Tinospora cordifolia). Bagi yang tidak suka pahit, maka bisa dicampurkan dengan madu atau gula merah. Namun, jangan sama gula pasir,” tegasnya.

Rektor Unsoed Prof Suwarto juga menyambut baik bantuan yang diberikan Prof Loekas yang telah ikut serta peduli kepada para petugas medis yang menjadi garda terdepan dalam penanggulangan Covid-19. “Saya berterima kasih kepada Prof Loekas yang telah meramu minuman stimulus kesehatan,”katanya.

Secara terpisah, Koordinator Kebencanaan Sosial-Kesehatan Pusat Mitigasi Bencana LPPM Unsoed Purwokerto, Ridlwan Kamaluddin, mengatakan untuk tahap pertama Tim Satgas COVID-19 Unsoed telah menyalurkan minuman fungsional ke sejumlah RS dan puskesmas.

“Ada 200 botol yang telah kami salurkan kepada para petugas medis di sejumlah RS dan puskesmas. Di antaranya adalah RS Tentara Wijayakusuma, Puskesmas Purwokerto Timur 2, Puskesmas Kembaran I, dan Klinik IDI serta relawan BPBD Banyumas,” kata Ridlwan.

 

Exit mobile version