- Burung bondol jawa merupakan burung mungil pemakan bulir dan biji-bijian
- Di seluruh dunia terdapat puluhan jenis burung bondol, seperti bondol peking dan bondol haji
- Burung ini dapat mengonsumsi biji sebanyak 10% dari berat tubuhnya dan memakan bulir pada malai padi yang sudah memasuki masa masak susu atau padi dengan masa tanam 70 hari
- Saat ini status dari burung Bondol menurut IUCN adalah Least Concern ( resiko rendah ) atau keberadaannya masih sangat banyak di lapangan, tetapi apabila tidak diawasi eksplorasinya, tidak mustahil apabila suatu saat, keberadaannya akan menghilang di alam liar
Ukuran burung ini memang tidak besar. Burung kecil ini, dari paruh hingga ujung ekor ukurannya hanya sekitar 11 cm saja. Itulah burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides).
Burung ini juga sering disebut sebagai pipit bondol, piit bondol, dan emprit bondol. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut sebagai javan munia. Ada puluhan jenis burung bondol yang tersebar di seluruh dunia. Tetapi yang paling sering ditemui di persawahan di Pulau Jawa adalah bondol jawa ini.
baca : Jangan Pergi Lagi, Bondol Haji

Burung mungil ini dianggap sebagai hama oleh para petani, karena memakan bulir padi yang akan di panen. Sebetulnya tidak hanya padi makanannya, tetapi juga biji-bijian yang lainya. Bondol jawa sering ditemukan berayun-ayun di tenagkai padi sambil memakan butir padi. Petani sering dibuat pusing dengan ulahnya ini. berbagai cara dilakukan untuk mengusir si bondol dari sawahnya, termasuk membuat orang-orang sawah.
Pada artikel berjudul “Pengaruh Serangan Burung Bondol terhadap Kerusakan Tanaman Padi di Bogor“ yang terbit pada Media Konservasi IPB pada 2 Agustus 2017 dan ditulis oleh Arseki Ardjansyah, Jarwadi Budi Hernowo, dan Swastiko Priyambodo menyebutkan bahwa serangan burung terhadap daerah pengamatan, paling banyak dilakukan oleh burung bondol jawa.
Jumlah individu burung bondol tercatat sebanyak 1.090 ekor di Sawah Baru dan 335 ekor di Ciherang, terdiri dari bondol peking (Lonchura punctulata) sebanyak 256 ekor, bondol jawa (L. leucogastroides) sebanyak 1.075 ekor, dan bondol haji (L. maja) sebanyak 94 ekor selama 48 hari pengamatan berlangsung.
baca juga : Nasib Bondol Hari Ini…

Dan pagi hari menjadi waktu terbanyak burung bondol menyerang tanaman padi, yaitu sebanyak 97 kali di Sawah Baru dan 37 kali di Ciherang. Besar kerusakan tanaman padi di Sawah Baru selama pengamatan sebesar 4,24%.
Besar kerusakan tanaman padi di Ciherang selama pengamatan sebesar 4,05%. Kerugian yang dialami petani selama pengamatan di Sawah Baru sebesar Rp.2.500.325,00 per hektar dan di Ciherang sebesar Rp.1.064.040,00 per hektar.
Burung ini dapat mengonsumsi biji sebanyak 10% dari berat tubuhnya dan Serangan yang dilakukan oleh burung bondol berupa memakan bulir pada malai padi yang sudah memasuki masa masak susu atau padi dengan masa tanam 70 hari.
menarik dibaca : Bondol Haji: Si Kecil Kian Tersingkir

Bondol jawa umumnya hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, termasuk bercampur dengan jenis bondol lainnya seperti dengan bondol peking (L. punctulata). Pada awalnya, satu kelompok terdiri dari beberapa ekor saja, akan tetapi di musim panen padi kelompok ini dapat membesar mencapai ratusan ekor.
Kelompok burung mungil ini tampak menyolok di sore hari pada saat terbang dan hinggap bersama-sama di pohon tempat tidurnya. Tercatat berbiak di sepanjang tahun, setiap kali bertelur bondol jawa meletakkan 4-5 butir telur yang berwarna putih berukuran sekitar 14 x 10 mm.
baca juga : Foto: Burung Liar yang Bisa Kita Undang ke Pekarangan

Memang saat ini status dari burung bondol menurut IUCN adalah least concern (resiko rendah) atau keberadaannya masih sangat banyak di lapangan, tetapi apabila tidak diawasi explorasinya, tidak mustahil apabila suatu saat, keberadaannya akan menghilang di alam liar. Penangkapan serta pemusnahannya di alam liar masih terus berlangsung. Mulai dari dimusnahkan karena dianggap hama oleh petani, ditangkap untuk dijadikan peliharaan, sampai untuk keperluan adat.
Di daerah Sumedang, dalam budaya Sumedang Larang, pelepasan burung bondol ini dipercaya sebagai lambang syukur hasil hasil sawah yang berlimpah dan melambangkan kesuburan serta kemakmuran.
