Mongabay.co.id

Tercatat Pertama Kali, Paus Orca Melintasi dan Terdampar di Perairan Flores Timur. Bagaimana Nasibnya?

 

Masyarakat Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, Kamis (30/4/2020) dikejutkan oleh kemunculan tiga ekor paus pembunuh atau killer whale (Orcinus orca) yang sedang menuju ke pesisir pantai sekitar pukul 08.00 WITA.

Paus tersebut pun terdampar di pinggir pantai dan kesulitan untuk kembali ke laut. Sekitar pukul 09.00, masyarakat setempat kemudian menginformasikan hal ini ke dinas Perikanan Kabupaten Flores Timur.

Sekitar pukul 09.15 WITA tim terpadu Dinas Perikanan Kabupaten Flores Timur didampingi oleh staf  Satwas Pengawasan Sumber Daya Perikanan (SDKP) Flores Timur, staf Wildlife Conservation Society (WCS) bersama masyarakat desa menuju ke lokasi terdamparnya paus.

“Masyarakat melihat ada 2 ekor paus orca sedang mengantar seekor paus orca lainnya menuju pesisir pantai. Setelah tiba di pantai dua ekor ini pun kembali ke tengah laut kembali,” kata Apolinardus Y.P.Demoor, Kabid Pengawasan SDKP dan Perizinan Usaha  Dinas Perikanan kabupaten Flores Timur, NTT kepada Mongabay Indonesia, Sabtu (2/5/2020).

baca : Saat Predator Puncak Bertamu ke Laut Anambas

 

Seekor paus orca atau paus pembunuh terdampar di pesisir pantai Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Kamis (30/4/2020). Foto : Dinas Perikanan Flores Timur

 

Terluka dan Diobati

Setelah tiba di TKP, tim melihat paus orca itu dan kemudian menggiring mamalia laut ini hingga ke selat menuju laut lepas di bagian timur antara ujung pulau Flores dan Adonara. Sesudahnya tim pun kembali ke kota Larantuka.

Sekitar pukul 16.00 WITA, jelas Apolinardus, masyarakat meneleponnya dan mengabarkan bahwa orca ini kembali terdampar di tempat semula.

“Saya juga kaget saat dikabari sebab kami sudah menggiringnya hingga ke lautan lepas. Saat saya kembali ke sana bersama tim, memang paus orca telah ada di tempatnya semula,” tuturnya.

Apolinardus bersama tim pun akhirnya memutuskan menarik mamalia laut ini menggunakan kapal patroli untuk dibawa ke perairan depan kantor Dinas Perikanan di kota Larantuka.

baca juga : Seekor Paus Pembunuh Palsu Terdampar di Penajam Kaltim

 

Luka pada paus orca yang terdampar di pesisir pantai Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Kamis (30/4/2020). Foto : Dinas Perikanan Flores Timur

 

Luka pada paus orca yang terdampar di pesisir pantai Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Kamis (30/4/2020). Foto : Dinas Perikanan Flores Timur

 

Tim kemudian menelepon seorang ahli mamalia laut LIPI menggunakan video call meminta saran penanganannya dan cara mengobati lukanya.

“Ada tiga bekas luka dimana satu di bagian badan sementara dua luka lainnya di bagian ekor. Paus orca ini pun kami obati dan melepasnya di dekat keramba milik Dinas Perikanan,” ungkapnya.

Keesokan paginya Jumat (1/5/2020), kata Apolinardus, pihaknya mau mengecek kondisi mamalia laut ini. Tim pun kaget orca sudah tidak berada di tempatnya semula di dekat keramba.

Apolinardus pun menelpon masyarakat di Desa Wureh guna menanyakan apakah paus orca ada di perairan depan desa mereka.

“Masyarakat katakan tidak melihatnya sehingga kemungkinan besar orca ini sudah kembali ke lautan lepas mengikuti kawanannya. Hingga sore pun paus pembunuh ini tidak ditemukan lagi,” ungkapnya.

baca juga : Seekor Paus Sperma Ditemukan di Perairan Alor NTT. Kelanjutannya?

 

Tim gabungan menyelamatkan seekor paus orca yang terdampar di pesisir pantai Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Kamis (30/4/2020). Foto : Dinas Perikanan Flores Timur

 

Kejadian Pertama Kali

Terdamparnya paus orca itu ini selat antara Pulau Flores, Adonara dan Solor ini merupakan kejadian langka. Selama ini tidak pernah perairan ini dilintasi orca.

Rinto Fernandez Kepala Kantor Satker PSDKP Larantuka kepada Mongabay Indonesia, Sabtu (2/5/2020) mengatakan, paus orca kemungkinan bermigrasi dari Laut Banda sebab pihaknya menemukan anakan paus orca yang mati di Magepanda, Kabupaten Sikka.

Biasanya yang sering melintas teluk di Selat Gonsalu yang berarus deras ini kata Rinto yakni paus sperma (sperm whale) dari dan atau ke perairan Laut Sawu, sebelah selatan Pulau Lembata.

“Paus jenis ini juga kadang sulit masuk melewati pusat arus Selat Gonsalu diantara ujung pulau Flores dan Adonara karena selatnya sempit dan berarus deras,” ungkapnya.

Senada Rinto, Apolinardus mengatakan keberadaan paus orca baru pertama kali di perairan antara Pulau Flores dengan Solor dan Adonara. Biasanya yang sering melintas diantaranya paus biru (Balaenoptera musculus) dan hiu paus (Rhincodon typus).

“Saya juga kaget ada orca sebab selama ini hanya paus biru dan hiu paus saja. Apalagi hiu paus, sering sekali terjaring pukat nelayan di Pulau Solor dan serta Kecamatan Ilebura di Pulau Flores,” paparnya.

 

Seekor orca atau paus pembunuh terdampar di pesisir pantai Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Kamis (30/4/2020). Foto : Dinas Perikanan Flores Timur

 

 

Jalur Migrasi

Permana Yudiarso, Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Perairan Laut (BPSPL) Denpasar kepada Mongabay Indonesia, Jumat (1/5/2020) menyebutkan orca atau paus pembunuh atau seguni (Orcinus orca) merupakan mamalia laut yang dilindungi sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018. Dengan ketentuan itu orca tidak dapat dimanfaatkan seluruh atau bagian tubuhnya baik untuk konsumsi maupun perdagangan dan koleksi.

“Pelaku kejahatan yang memanfaatkan paus orca bisa diancam pidana penjara,” tuturnya.

Wilayah perairan Larantuka dan Laut Sawu, jelas Permana, merupakan jalur migrasi mamalia laut ini di Indonesia, dan biasanya migrasi terjadi pada musim-musim tertentu seperti bulan April – Mei setiap tahunnya.

Paus ini melintas di Selat Larantuka menuju Laut Sawu untuk bermigrasi. Kejadian hampir terdamparnya paus orca di perairan Larantuka dan Adonara pada Kamis (30/4/2020) merupakan yang pertama kali terdata oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Dari hasil penanganan yang dilakukan, terdapat beberapa luka di bagian depan sirip dorsal dan bagian sisi kiri tubuh. Luka ini diduga identik dengan gigitan hiu dan menjadi penyebab kenapa paus orca berada di pinggir pantai Desa Wureh pulau Adonara,” ungkapnya.

 

Seekor orca atau paus pembunuh terdampar di pesisir pantai Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Kamis (30/4/2020). Foto : Dinas Perikanan Flores Timu

 

Apolinardus menambahkan orca ini biasanya ada di perairan Lembata di Laut Sawu. Mamalia laut ini sering diburu nelayan dari Desa Lamalera saat musim perburuan Paus.

Sementara nelayan di Kabupaten Flores Timur, sebutnya, hanya nelayan di desa Lamakera yang dulunya sering berburu paus, pari manta bahkan lumba-lumba untuk diambil dan dijual dagingnya.

Sejak bulan April terlebih saat merebaknya pandemi COVID-19 tambah Apolinardus, banyak ikan tuna dan cakalang selalu melintas secara bergerombol di ujung timur selat antara pulau Adonara dan Flores.

“Saat hari biasa dan tidak ada pandemi COVID-19, nelayan Huhate (Pole and Line) butuh waktu hingga 8 jam memancing tuna dan cakalang. Terkadang bisa di perbatasan dengan provinsi Maluku Utara, Laut Sawu di dekat pulau Sabu, NTT serta Sulawesi Selatan,” paparnya.

Saat ini nelayan Huhate hanya butuh waktu satu dua jam perjalan menuju lokasi pemancingan di ujung timur selat antara Pulau Flores dan Adonara. Namun demikian tambahnya, nelayan kesulitan menjual hasil tangkapan

“Harga ikan pun jatuh karena pembeli menurun dratis. Apalagi ikan tuna untuk pasar ekspor sehingga perusahaan pun kesulitan mengirim ikan tuna ke Jepang maupun Amerika Serikat dan negara lainnya,” pungkasnya.

 

 

Exit mobile version