Mongabay.co.id

Penting bagi Dunia: Berikut 10 Informasi tentang Hutan Hujan Tropis

Selamat merayakan Hari Hutan Hujan Sedunia (World Rainforest Day) pada hari ini, 22 Juni. Artikel ini merangkum data, fakta dan pentingnya keberadaan hutan hujan tropis bagi dunia.

Artikel asli berbahasa Inggris yang ditulis oleh Rhett A Butler dapat dijumpai pada tautan ini.

***

 

1. Apa itu Hutan Hujan Tropis dan Dimana Penyebarannya?

Hutan hujan adalah ekosistem hutan yang ditandai oleh curah hujan yang tinggi (setidaknya 200 cm per tahun), memiliki kanopi lebat, dan keanekaragaman spesies yang tinggi.

Hutan hujan tropis biasanya terjadi di zona khatulistiwa antara Tropic of Cancer dan Tropic of Capricorn, garis lintang yang memiliki suhu hangat dan sinar matahari sepanjang tahun yang relatif konstan.

Sebagian besar hutan hujan tropis dunia terjadi di cekungan Lembah Amazon di Amerika Selatan,  cekungan Lembah Kongo dan Asia Tenggara. Selain itu hutan hujan juga ada di beberapa pulau Karibia, di Amerika Tengah, di India, di pulau-pulau yang tersebar di Pasifik Selatan, di Madagaskar, di Afrika Barat dan Timur di luar Cekungan Kongo, di Amerika Tengah dan Meksiko, dan di beberapa bagian Amerika Selatan di luar Amazon.

Berdasarkan negara, lima negara terluas yang memiliki hutan hujan tropis berturut-turut adalah: Brasil, Republik Demokratik Kongo, Indonesia, Peru dan Kolombia.

 

 

Distribusi global hutan hujan tropis dapat dibagi dalam empat bidang biogeografis pada empat wilayah benua berhutan: Afrotropis, Australiasian, Indomalaya/Asia, dan Neotropis. Lebih dari setengah hutan hujan dunia terletak di wilayah Neotropis, kira-kira seperempatnya ada di Afrika, dan yang seperlimanya di Asia.

 

 

2. Mengapa Ia Penting untuk Dunia?

Hutan hujan memberikan layanan ekologis, termasuk menyimpan ratusan milyar ton karbon, melindungi dari banjir dan kekeringan, menstabilkan tanah, memengaruhi pola curah hujan, dan menyediakan rumah bagi satwa liar dan penduduk asli. Hutan hujan juga merupakan sumber dari banyak produk yang bermanfaat di mana masyarakat lokal bergantung.

Fakta Hutan Hujan Tropis:

 

Pepohonan hutan hujan tropis di Cagar Alam Tangkoko Batuangus, Sulawesi Utara. Foto: Rhett A Butler

 

3. Bagaimana Struktur Pepohonannya?

Hutan hujan dicirikan oleh struktur vegetatif unik yang terdiri dari beberapa lapisan vertikal pohon termasuk kanopi (tajuk), lapisan bawah, lapisan semak, dan permukaan tanah.

Kanopi adalah lapisan cabang dan daun yang dibentuk oleh pohon-pohon hutan hujan yang berjarak sekitar 30-40 meter dari lantai hutan. Di bawah langit-langit kanopi terdapat beberapa tingkat daun dan cabang yang dikenal secara kolektif sebagai tumbuhan bawah.

Bagian terendah yaitu tumbuhan bawah, yang tingginya 1,5-6 meter di atas lantai, dikenal sebagai lapisan semak, terdiri dari tanaman semak, perdu dan pohon muda.

 

Kanopi hutan hujan tropis. Gambar: Rhett A Butler

 

4. Mengapa Ia Kaya dengan Keragaman Hayati?

Hutan hujan tropis mendukung keragaman terbesar organisme hidup di Bumi. Meskipun mereka menutupi kurang dari 2 persen permukaan Bumi, namun ia menampung lebih dari 50 persen vegetasi dan satwa yang ada di planet ini.

Ada beberapa alasan mengapa hutan hujan tropis mendukung kehidupaan yang sangat beragam. Beberapa faktor penting adalah:

 

Burung enggang dari Sulawesi, Indonesia. Foto: Rhett A. Butler

 

5. Apakah Ada Kehidupan di Kanopi Hutan?

Para ilmuwan memperkirakan bahwa lebih dari separuh kehidupan di hutan hujan ditemukan di pepohonan, -alih-alih di lantai hutan, menjadikannya habitat terkaya bagi kehidupan tumbuhan dan satwa.

Dunia rindang yang dikenal sebagai kanopi ini berada di ketinggian 30 meter di atas tanah, terdiri dari cabang dan daun pohon hutan hujan yang tumpang tindih.

Kondisi kanopi sangat berbeda dari kondisi lantai hutan. Pada siang hari, kanopi lebih kering dan lebih panas daripada bagian hutan lainnya, dan tumbuhan serta satwa yang hidup di sana telah beradaptasi.

Misalnya, karena dedaunan di kanopi membuat sulit untuk melihat, banyak satwa kanopi yang mengandalkan suara yang keras untuk berkomunikasi. Demikian pula, jenis-jenis satwa telah mengembangkan berbagai kemampuan untuk terbang, meluncur, atau melompat untuk bergerak diantara cabang dan dahan. Sementara itu tumbuhan telah mengembangkan mekanisme retensi air seperti daun lilin.

Para ilmuwan telah lama tertarik untuk mempelajari kanopi, tetapi ketinggian pohon membuat penelitian sulit sampai saat ini. Hari ini kanopi umumnya diakses menggunakan alat panjat, jembatan tali, tangga, dan menara. Para peneliti bahkan menggunakan pesawat nirawak, -drone bersensor khusus- untuk mempelajari kanopi.

 

Kanopi hutan hujan di Semenanjung Osa Kosta Rika. Foto: Rhett A. Butler

 

6. Seperti Apa Kehidupan di Lantai Hutan?

Lantai hutan hujan seringkali gelap dan lembab karena naungan konstan dari daun pohon kanopi. Kanopi tidak hanya menghalangi sinar matahari, tetapi juga meredam angin dan hujan, serta membatasi pertumbuhan semak.

Terlepas dari naungannya yang konstan, lantai dasar hutan hujan adalah situs untuk interaksi penting dan hubungan yang kompleks.

Lantai hutan adalah salah satu lokasi utama untuk dekomposisi, suatu proses terpenting untuk kelanjutan hutan secara keseluruhan. Ia memberikan dukungan untuk pohon-pohon untuk terus bertumbuh, membentuk kanopi dan juga rumah bagi beberapa spesies hutan hujan yang paling terkenal; termasuk gorila, harimau, tapir, dan gajah.

 

Banir pohon di lantai hutan hujan di Semenanjung Osa, Costa Rica. Foto: Rhett A Butler

 

7. Sejauh Mana Hutan Hujan Berpengaruh pada Penyediaan Air Dunia?

Hutan hujan tropis mendukung beberapa sungai terbesar di dunia, seperti Amazon, Mekong, Negro, Orinoco, dan Kongo. Sungai-sungai raksasa ini berawal dari anak-anak sungai lebih kecil yang tak terhitung jumlahnya.

Misalnya, Amazon memiliki sekitar 1.100 anak sungai, 17 di antaranya memiliki panjang lebih dari 1.500 kilometer. Meskipun sungai-sungai tropis yang besar memiliki penampilan dan komposisi air yang cukup seragam, anak-anak sungainya sangat bervariasi.

Perairan hutan hujan adalah rumah bagi kekayaan satwa liar yang hampir beragam seperti biota di darat. Sebagai contoh, lebih dari 5.600 spesies ikan telah diidentifikasi di Lembah Amazon saja.

Tetapi seperti hutan hujan, ekosistem tropis juga terancam. Bendungan, penggundulan hutan, penyaluran dan pengerukan, polusi, penambangan, dan penangkapan ikan berlebihan adalah bahaya utama.

 

Dua warna aliran sungai di Kalimantan. Foto: Rhett A Butler

 

8. Adakah Kelompok Manusia yang Masih Bermukim di Hutan Saat Ini?

Hutan hujan tropis telah lama menjadi rumah bagi masyarakat suku yang bergantung pada lingkungan mereka untuk makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan.

Saat ini sangat sedikit orang yang hidup dengan cara tradisional di dalam hutan; sebagian besar telah dipindahkan permukimannya ke luar hutan oleh pemerintah, atau telah mengadopsi kehidupan di luar hutan.

Dari sisa penduduk hutan, Amazon mendukung jumlah terbesar penduduk asli yang masih hidup dengan cara tradisional. Pengetahuan masyarakat adat tentang tanaman obat ini tetap tak tertandingi, dan mereka memiliki pemahaman yang besar tentang ekologi hutan hujan Amazon.

Di Afrika ada penghuni hutan asli yang dikenal sebagai orang pigmi. Yang tertinggi dari orang-orang ini, – juga disebut Mbuti, jarang melebihi 1,5 meter. Ukuran tubuhnya yang kecil memungkinkan mereka bergerak di sekitar hutan lebih efisien daripada orang yang lebih tinggi.

Ada beberapa masyarakat hutan di Asia yang hidup dengan cara tradisional sepenuhnya. Siberut, Halmahera, Papua dan Kepulauan Andaman umumnya dipandang sebagai perbatasan terakhir bagi orang-orang hutan di Asia dan Pasifik. Orang nomaden terakhir di Kalimantan diperkirakan telah menetap di akhir tahun 2000-an.

 

Masyarakat adat Dani di Papua. Foto: Rhett A Butler

 

9. Faktor Apa yang Menyebabkan Terjadinya Deforestasi?

Meskipun ia sangat penting, hutan hujan dengan cepat dihancurkan oleh aktivitas manusia. Penyebab terbesar adalah deforestasi adalah konversi lahan hutan untuk pertanian.

Dahulu pertanian subsisten merupakan pendorong utama konversi hutan hujan, tetapi saat ini pertanian industri, -terutama perkebunan monokultur dan lahan peternakan berskala besar, adalah pendorong utama hilangnya hutan hujan di seluruh dunia. Penebangan adalah penyebab terbesar degradasi hutan dan biasanya menghasilkan deforestasi untuk pertanian.

Beberapa faktor utama terjadinya deforestasi adalah:

 

Dalam beberapa dekade terakhir, industri berorientasi ekspor adalah faktor utama deforestasi ketimbang beberapa dasawarsa sebelumnya dimana sebagian besar deforestasi di hutan hujan tropis didorong oleh pembukaan lahan oleh para petani miskin.

Hutan hujan juga terancam oleh perubahan iklim, yang berkontribusi terhadap kekeringan di beberapa bagian Amazon dan Asia Tenggara.

Kekeringan menyebabkan kematian pohon yang mengeringkan serasah daun dan meningkatkan risiko kebakaran hutan. Metode bakar pun sering ditetapkan oleh para pengembang lahan, peternak, pemilik perkebunan, dan juga penebang.

 

Pembersihan lahan bagi perkebunan skala besar di RIau. Foto: Rhett A Butler

 

10. Bagaimana Cara Melindungi Hutan Dunia Agar Tidak Musnah?

Hutan hujan menghilang dengan sangat cepat. Berita baiknya adalah ada banyak orang yang ingin menyelamatkan hutan hujan.

Cara utama menyelamatkan hutan hujan, -sekaligus tantangan utama, adalah gaya hidup manusia perlu beralih dari praktik bisnis as usual ke cara-cara insentif kreatif, sehingga pelestarian ekosistem hutan hujan tropis dapat tercapai.

Selama dekade terakhir telah terjadi kemajuan yang cukup besar di beberapa bidang konservasi.

Pembuat kebijakan dan perusahaan semakin menghargai hutan hujan dengan cara melakukan perlindungan blok-blok besar hutan di kawasan lindung dan menyiapkan mekanisme keuangan baru yang memberi kompensasi kepada masyarakat, pemerintah negara bagian/pemda, dan negara untuk konservasi hutan.

Sementara itu, orang-orang yang bergantung pada hutan diberi hak yang lebih besar atas hutan yang telah lama mereka kelola. Perusahaan-perusahaan besar internasional akhirnya membuat kebijakan tidak membeli produk berasal dari area deforestasi.

Namun pertempuran masih jauh dari selesai. Pertumbuhan populasi dan konsumsi berarti bahwa hutan hujan akan terus menghadapi tekanan yang kuat. Pada saat yang sama, perubahan iklim mengancam untuk secara dramatis mengubah suhu dan pola curah hujan, berpotensi mendorong beberapa hutan menuju titik kritis.

 

Pelangi yang tampak di atas hutan hujan Peru. Foto: Rhett A Butler

 

* Tulisan asli berbahasa Inggris  A Place Out of Time: Tropical Rainforests and the Perils They Face. Artikel ini diadaptasi dan diterjemahkan oleh Ridzki R Sigit.

 

***

Foto Utama: Hutan hujan tropis yang ada di Pulau Kalimantan. Foto: Rhett A Butler

 

Exit mobile version