Mongabay.co.id

Darmi, Harimau Benggala yang Lahir di Kala Pandemi

 

Namanya Darmi. Usianya sekitar hampir empat bulan. Lahir pada 1 Maret 2020, di kala pandemi COVID-19 mulai terjadi di negeri ini. Darmi lahir dengan berat dua kilogram (kg). Nama Darmi diambil dari kedua induknya. Yang jantan bernama Dara dan betina Upik. Karena lahir betina, maka kemudian harimau Benggala (Panthera tigris-tigris) itu kemudian dinamai Darmi.

Kini, harimau itu menjadi tambahan koleksi Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS) Banjarnegara, Jawa Tengah. Indukan jantan Darmi, yakni Darma, awalnya merupakan penghuni Semarang Zoo. Tetapi kemudian TRMS menukarnya dengan seekor singa dan dua harimau. Sehingga kemudian mendapatkan Darma dan disandingkan dengan Upik.

Darmi sengaja baru dikenalkan, karena selama dua bulan sejak lahir, harimau tersebut hanya bersama induknya terus-menerus. Selama dua bulan, asupan makanan juga hanya dari susu induknya. Kemudian, setelah dua bulan, Darmi diberi ayam untuk menambah konsumsinya. Setelah hampir empat bulan usia, bobotnya naik secara signifikan, mencapai tujuh kg.

“Setiap hari, saya yang merawat. Mulai dari mengeluarkan dari kandang, kemudian berjemur di bawah sinar matahari, lalu memberi makan hingga memasukkan ke kandang lagi,” jelas pawang sekaligus perawat harimau Benggala, Dwi Prasetyo.

baca : Harimau Sumatera Mati di Aceh Selatan, BKSDA: Keracunan Setelah Mangsa Kambing

 

Darmi, anakan harimau Benggala yang kini berusia hampir empat bulan. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Dwi mengungkapkan bahwa saat sekarang kondisi Darmi sangat sehat, bahkan sudah mulai “nakal” dengan menggigit dan mencakar. Sebagai pawang harimau, Dwi terlihat sangat sabar untuk merawatnya. Ia terlihat memberikan makan berupa ayam mentah kepada Darmi. Karena sudah mulai besar, maka kini Darmi sudah meningkat berat makannya dari semua satu kg, kini sudah sampai tiga kg.

“Salah satu hal yang paling penting dalam merawat harimau Benggala yang masih bayi adalah jangan sampai stress. Kebetulan, kalau sekarang kan masih tutup sehingga belum ada kunjungan,”ujarnya.

Pada saat lahir, kata Dwi, TRMS Banjarnegara belum tutup, tetapi waktu itu bayi harimau msih berada di dalam bersama induknya. TRMS mulai tidak melayani pengunjung sejak 13 Maret. Sehingga sebetulnya relatif tenang, setelah kelahiran karena tidak ada pengunjung. Dengan kelahiran Darmi, maka kini TRMS kini memiliki lima koleksi harimau Benggala. Inilah salah satu satwa yang menjadi magnet kunjungan di TRMS Banjarnegara.

Dihubungi terpisah, Direktur TRMS Banjarnegara Lulut Yekti Adi mengungkapkan bahwa kehadiran Darmi yang merupakan anakan dari Darma dan Upi, menambah koleksi harimau Benggala. Dua lainnya adalah pasangan jantan dan betina yakni Aji dan Rasti.

“Kedua harimau Benggala juga kita jodohkan. Bahkan, sepertinya saat sekarang Rasti tengah hamil. Itu terlihat dari visual fisiknya. Kini, perutnya terlihat membesar dan muncul putingnya. Itu tanda-tanda secara fisik. Namun, untuk kepastiannya, kami belum bisa mengatakan kalau Rasti hamil. Ya, kami berharap semoga Rasti benar-benar bunting,”jelas Lulut kepada Mongabay Indonesia.

baca juga : Harimau Mati Diracun di Muara Batang Gadis

 

Darmi bermain bersama pawang harimau. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Ia menjelaskan dengan kehadiran Darmi, maka hal itu membuktikan bahwa TRMS Banjarnegara nyaman sebagai sebuah kebun binatang. Sebab, pada kenyataannya, harimau bisa sampai hamil dan melahirkan. “Kami tengah merawat bayi Darmi agar tetap tumbuh dengan baik sesuai harapan. Salah satunya dengan memantau secara intensif perkembangan Darmi oleh pawang harimau di sini,”ungkapnya.

Lulut mengungkapkan bahwa setiap harinya pihaknya harus menyediakan setidaknya 20-30 kilogram (kg) daging ayam. Sebab, satu ekor harimau bisa menghabiskan antara 5-6 kg daging ayam. Padahal, lanjutnya, sejak 13 Maret lalu, pihaknya tidak membuka TRMS untuk masyarakat umum. “Dengan adanya penutupan TRMS, praktis kami tidak bisa memperoleh pendapatan dari hasil tiket. Padahal, sementara ini seluruh operasional TRMS seperti untuk memberikan makan bagi satwa yang ada di sini berasal dari hasil tiket,” jelas Lulut.

Karena itulah, pihaknya kemudian membuka donasi terbuka dari masyarakat luas, lembaga, komunitas agar ikut andil memberikan bantuan, guna mencukupi kebutuhan satwa yang ada di TRMS.

“Alhamdulillah, ternyata respons dari masyarakat, lembaga, komunitas dan lainnya sangat baik. Sehingga kamu terbantu dengan adanya bantuan tersebut. Sementara ini, kami masih tetap membuka donasi, karena sampai sekarang belum ada kepastian kapan dibukanya TRMS Banjarnegara,”katanya.

Donasi yang diterima, lanjut Lulut, sebagian besar digunakan untuk membeli makanan yang diperuntukkan bagi satwa. Misalnya, kalau untuk harimau, maka uang tersebut dipakai membeli ayam. “Berkat donasi dari para donatur yang telah memberikan sumbangan, maka sampai sekarang harimau Benggala tidak kekurangan pangan. Kami sangat mengapresiasi, karena tidak terduga sebelumnya. Ternyata, banyak yang peduli,” jelasnya.

perlu dibaca : Empat Tahun Penjara bagi Pembunuh Induk Harimau dengan Empat Janin

 

Darmi, anakan harimau Benggala yang terlihat sehat. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Lulut mengungkapkan pihaknya tengah persiapan jika nantinya TRMS dibuka kembali untuk umum. Berbagai persiapan itu adalah menyiagakan petugas dengan alat pelindung diri (PD) dan persiapan sarana prasarana. Seperti thermogun, tempat cuci tangan dan hand sanitizer, serta tempat duduk dengan aturan social distancing.

“Nantinya, sebelum dibuka, kami akan melaksanakan simulasi dari mulai pintu masuk hingga ke dalam TRMS. Semuanya perlu disiapkan agar benar-benar sesuai dengan protokol kesehatan,”ujarnya.

Dia berharap, pemkab juga segera mengeluarkan kebijakan mengenai pembukaan wisata khususnya di TRMS. Sebab, dengan adanya pembukaan tersebut maka pihaknya akan memperoleh pendapatan dari tiket. Sehingga anggaran untuk mengurus koleksi satwa yang ada di TRMS bisa terpenuhi. “Kami juga siap untuk melaksanakan tata cara untuk memenuhi protokol kesehatan COVID-19,” terangnya.

 

Exit mobile version