Mongabay.co.id

Sekolah Alam Virtual Ajak Mendalami Kecerdasan dan Ancaman Lumba-lumba

 

Lumba-lumba merupakan salah satu satwa laut yang bentuk tubuhnya lucu dan imut dengan perilaku yang menggemaskan. Perilaku dan kecerdasan lumba-lumba membuat decak kagum. Tenggang rasa dengan kawanannya, kesetiaan, dan melindungi. Misalnya saja, jika lumba-lumba betina melahirkan, pasti ada betina lain yang menjaga untuk melindungi si bayi dan induknya dari predator.

Andre, salah satu peserta Sekolah Alam Virtual Lumba-lumba juga bercerita sebuah peristiwa di perairan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Kawanan lumba-lumba tak mau pergi dan coba menabrak sebuah kapal nelayan. Ternyata ada seekor kawanannya yang kena by-catch, tak sengaja terjaring oleh nelayan dan masih hidup. Mereka hendak membebaskannya dari kapal nelayan itu.

Sekolah Alam Virtual (SAV) edisi Lumba-lumba menghadirkan Putu Liza Kusuma Mustika, Direktur Cetacean Sirenian (Cetasi) Indonesia dan salah satu pengelola web Whale Stranding Indonesia. Gelar doktor diperoleh saat kuliah di Australia dengan penelitian terkait keberlanjutan pariwisata pemantauan lumba-lumba di Bali, dan saat ini menjadi koordinator database pengelompokkan paus di Indonesia.

SAV dihelat oleh komunitas Sains untuk Konservasi (S4C) pada Jumat (17/7/2020) ini dipandu Habema Fanri Yoseph Monim, asisten lapangan monitoring ekologi program sains untuk konservasi Bentang Laut Kepala Burung Papua. Salah satunya melakukan penelitian terkait pemutihan terumbu karang di perairan Papua.

baca : Fotografer Ini Berburu Foto Paus dan Lumba-lumba Selama 25 Tahun. Hasilnya?

 

Lumba-lumba bottlenose Indo-Pacific (Tursiops aduncus). Foto : Aude Steiner/wikipedia

 

Perbedaan Lumba-lumba, Paus dan Ikan

Liza memulai dengan mengajak peserta menjawab perbedaan ikan dengan mamalia laut. Selama ini banyak orang menganggap lumba-lumba, paus, dugong atau duyung termasuk jenis ikan. Padahal berbeda. Padahal lumba-lumba, paus, dugong merupakan mamalia laut atau Cetacea dalam bahasa latin.

Secara umum ikan bernafas dengan insang, sementara mamalia laut bernafas dengan paru-paru sehingga perlu sesekali ke permukaan air untuk bernapas.

Mamalia laut punya empat sirip misalnya di dada, ekor, kecuali jenis beluga dan finless porpoise yang tak punya sirip dorsal. Mamalia laut beranak dan juga menyusui seperti manusia.

Lumba-lumba hamil selama 8-14 bulan, anaknya satu ekor dalam 1-3 tahun, dan masa menyusui 1-1,5 tahun. Bayi lumba-lumba dilahirkan di air dangkal. Betina lain akan membantu menjaga saat melahirkan, persis di sampingnya agar tak diganggu predator seperti hiu.

Mamalia punya kelenjar untuk menyusui yang disebut kelenjar mamal. Letaknya pada lumba dan paus dekat lubang anus. Sementara dugong di bawah ketiak. Rambutnya berada sekitar moncong lumba-lumba.

baca juga :  Sirkus Lumba-lumba, Edukasi atau Eksploitasi?

 

Lumba-lumba moncong pendek (Delphinus delphis). Foto : NOAA

 

Cetacea (dibaca: Setasea), bagian dari ordo lebih besar Cetartiodactula yang mencakup kuda nil selain paus dan lumba. Karena bahasa latin, tetap ditulis Cetacea tapi dibaca “setasea.”

Pohon genetik Cetacea menceritakan hubungan dengan spesies lainnya dan lebih dekat dengan kuda nil. Dua jenis Cetacea adalah Odontoceti (paus bergigi) memiliki satu lubang hidung dan satu semburan air. Kedua, Mysticeti (paus ballen, bersikat) memiliki dua lubang hidung dan tidak punya gigi kecuali paus sperma dan Kogia sp. Jenis ini punya sikat (ballen) untuk menyaring plankton untuk dimakan dan memiliki dua semburan air.

Liza mencontohkan morfologi paus baleen, ada lubang hidung dan galur tenggorokan saat filter air. Selain itu, paus dan lumba-lumba juga punya melon untuk fungsi geolokasi.

“Banyak hewan disebut paus padahal lumba-lumba,” Liza tertawa. Identifikasi ini memang masih perlu dipelajari terus menerus. Umumnya paus badannya besar, di atas lima meter, kecuali paus sperma kerdil.

Namun banyak paus yang masuk keluarga lumba-lumba. Misalnya paus pembunuh (Orcinus orca) masuk Delphinidae dan paus pemandu sirip pendek (Globicephala marorhynchus). Di dunia ada sekitar 86 spesies cetacea, sementara di Indonesia ditemukan 34 jenis cetacea yakni sembilan paus besar dan 25 spesies Cetacea berukuran kecil.

menarik dibaca : Janji Setia Ric O’ Barry pada Pembebasan Lumba-lumba di Seluruh Dunia

 

Seekor lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus). Foto : illumina

 

Yang mudah dikenali dari sejumlah jenis Cetacea di antaranya lumba-lumba spinner karena bisa memutar dengan moncong agak panjang dan tajam. Lalu lumba-lumba hidung botol, moncongnya lebih pendek dan badannya lebih bulat. Ada juga Paus Orca yang ada di perairan tropis. Selain itu ada lumba-lumba Irawadi atau pesut Mahakam.

Spesies lain yang unik dan tak ada di Indonesia misalnya lumba-lumba Sungai Gangga, moncongnya seperti buaya, dan menurut Liza kondisinya sangat terancam karena polusi di sungai itu. Ada juga Narwhal, paus dengan tuas seperti unicorn.

Apakah lumba-lumba cerdas? “Iya, bisa memahami instruksi manusia, namun sebaliknya kita belum banyak bisa memahami mereka,” sebutnya.

Secara ilmiah, otak lumba-lumba lebih besar dibanding manusia, hal ini dimungkinkan karena mereka perlu prosesor cukup canggih. Untuk mengolah gema dalam air karena kecepatan suara di dalam air hampir 5 kali lipat dibanding di udara, mereka memproses banyak data. Otak umba-lumba hidung botol lebih besar dibanding otak manusia. Juga memiliki sel spender yang berkaitan dengan kecerdasan.

perlu dibaca : Nasib Lima Lumba-lumba Ditengah Wabah Corona

 

Paus pembunuh atau orca (Orcinus orca) merupakan lumba-lumba besar yang masuk dalam famili Delphinidae. Sumber: Wikipedia

 

Cara berkomunikasi

Ekolokasi adalah cara yang digunakan lumba-lumba dan paus sperma untuk komunikasi dan navigasi. Bisa juga disebut bio-sonar, sistem deteksi dengan mengeluarkan bunyi dan menganalisis gema dari bunyi itu.

“Sonar ini menabrak satwa lain di laut, lalu dipantulkan kembali untuk diproses lumba-lumba,” jelas Liza. Ekolokasi juga dimiliki kelelawar.

Liza memperdengarkan beragam suara yang dihasilkan lumba-lumba dan paus dalam merespon sonar di laut. Vokalisasi dan ekolokasi lumba-lumba bersuara seperti klik klik klik. Sementara humpback whales lebih panjang dan riuh. Mereka akan kesulitan mendengar jika aktivitas laut ramai. “Kita tak bisa mendengar karena telinga kita kurang jelas seperti mereka. Jika paus antara paus bisa mendengar di satu samudera yang sama,” jawab Liza atas beberapa pertanyaan soal bagaimana manusia bisa mendengarkan komunikasi Cetacea.

Satwa laut ini sangat sosial, hidup berkelompok, dalam satu kawanan ada campuran jantan betina, dan ada yang mengelempok betina saja atau jantan saja. Lumba betina selalu bantu lumba betina lain melahirkan. Antara ibu dan anak juga ada kode suara, seperti siutan atau siulan tertentu. Jika kapal terlalu ribut, antara ibu dan anak bisa tak bisa berkomunikasi.

Kesulitan komunikasi akibat suara bising di laut inilah yang menjadi salah satu penyebab mamalia laut terdampar di pesisir.

baca juga : Aksi Penyelamatan Lumba-lumba, Paus Pembunuh Kerdil dan Hiu Paus di Bali, Maluku, dan Pasuruan

 

Anak sekolah diajak menonton sirkus lumba-lumba. Aktivis pecinta satwa menyerukan, sirkus lumba-lumba bukan edukasi. Setop tonton sirkus lumba-lumba. Foto: Ayat S Karokaro/ Mongabay Indonesia

 

Ancaman saat ini di antaranya kegiatan wisata di alam liar dan kolam, sampah padat, polutan cair, kegiatan migas dan pertahanan, maritim, perburuan, jalur perkapalan, perubahan habitat terutama lumba-lumba air tawar yang hidup di sungai yang makin dangkal.

Wisata di alam liar (in situ) juga memiliki tantangan karena menurut Liza, Indonesia belum punya panduan laku untuk wisata lumba-lumba. Jika di Australia, kode perilakunya seperti tak boleh ada kapal minimal 50 meter, jarak terdekat. Sekitar 50-100 meter zona kehati-hatian tak boleh membututi atau menghadang. Jika ada anak di kawanannya, jarak terdekat jadi 150 meter.

“Matikan mesin, jangan beri makan, dan buang sampah ke laut. Lovina dulu contoh buruk, sekarang lebih baik,” paparnya. Ia memperlihatkan video wisata dolphin watching di Lovina, Bali, saat kelompok lumba-lumba dikepung beberapa perahu motor. Padahal lumba-lumba bisa mendekat kalau kita diam. Secara umum mereka tidak suka kalau dikejar.

Ia juga tak merekomendasikan wisata lumba-lumba di kolam (ex-situ), “Apakah masih perlu (wisata lumba-lumba) untuk kesenangan manusia? Dulu (wisata lumba-lumba ada) karena kita belum banyak memahami,” sebutnya.

Masalah laten lain adalah polusi sampah. Ada banyak contoh paus dan lumba-lumba mati misalnya ada yang ditemukan 8 kg sampah plastik dalam perut paus sepanjang 10 meter. Ia mati karena sobekan di lambung dan memperparah kelaparannya. Ada juga karena polusi, misal Beluga di Kanada mati karena kanker akibat daerah yang tercemar karena limbah pabrik. Karena itu nekropsi penting, untuk menganalisis penyebab kematian. Seperti contohnya seekor paus Blue Whale dalam telinganya ada jejak pestisida dan polutan lain, menyerap polusi yang kita hasilkan.

 

Exit mobile version