Mongabay.co.id

Sebagian Sudah Matang, Pisang Raja Seribu Ini Masih Terus Berbunga

 

 

 

 

Pasangan suami istri Masrukan dan Mutiatun, tak menyangka kalau buah pisang raja (Latundan banana) yang mereka tanam di halaman rumah berbuah lebat. Pisang yang ditanam delapan bulan lalu itu berisi puluhan sisir, hingga tandan mencapai dua meter lebih.

Unik lagi, sampai sekarang jantung pisang terus mengeluarkan bunga yang menghasilkan buah. Pasangan suami istri ini tinggal di Jalan Krisna, Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.

“Berbuah sejak tiga bulan lalu. Buah terus keluar dari jantung pisang sampai sekarang,” kata Masrukan.

Tandan buah pisang terus tumbuh, Pada Mei 2020, panjang tandan pisang sekitar 175 centimeter, pekan lalu sudah 195 centimeter, kini 205 centimeter. Suami istri yang bekerja sebagai penjahit ini mengukur dengan pengukur kain.

Sebelum puasa, katanya, keluar jantung pisang. Awalnya, buah kecil hanya beberapa sisir yang besar. Pekan lalu, enam pisang masak di pohon. “Rasanya manis, tetangga ikut menikmati.”

Dia peroleh bibit pisang dari saudara di Srengat, Blitar. Saat itu, bibit setinggi 30 centimeter itu pisang raja biasa, bukan pisang sepanjang saat ini.

Proses penananam, katanya, tak ada yang istimewa. Pisang tanam di halaman rumah lantaran lahan samping rumah bekas tumpukan sampah plastik khawatir tanah tak sehat untuk tanaman. “Selama ini, tak pernah dipupuk.”

Awalnya, seperti pisang biasa, jantung mengeluarkan buah namun kecil. Sampai Lebaran, jantung pisang terus menghasilkan buah tanpa henti. Tinggi tanaman 2,5 meter, biasa pisang raja setinggi dua meter.

Dia pun memberi penyangga pisang dengan tangga dan mengikat tali karena khawatir tak mampu menahan buah dan rawan ambruk kala kena angin. Sebuah lampu hias melingkar di buah pisang, agar bisa terlihat saat malam.

“Biarkan saja masak di pohon, jika ada yang mau, silakan ambil,” katanya.

Sejumlah warga dan pegawai Kelurahan Polehan datang melihat dan berswafoto, Mereka takjub dan heran dengan buah pisang raja seribu ini. Lantas foto dan video pisang raja seribu tersebar di media sosial. “Banyak yang datang dari Malang dan Blitar.”

Bahkan, sebagian meminta bibit pisang, ada yang setinggi satu meter. Mereka berharap, bibit tanaman pisang ini bisa memiliki karakter sama, buah banyak seperti milik Masrukan. Kini, muncul enam tunas di sela-sela batang pisang.

 

Masrukan yang memperlihatkan jantung pisang terus berbunga, meskipun sudah tiga bulan dari awal mula berbuah. Sebagian pisang malah sudah matang. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

Anomali

Noer Rahmi Ardiarini, Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Brawijaya, mengatakan, kalau pisang sepanjang dua meter itu merupakan anomali dari pisang raja biasa. Dari 10 pisang raja, katanya, kemungkinan satu memiliki bentuk sama. Kemungkinan, katanya, terjadi kelainan genetik. “Kondisi lingkungan juga bisa mendukung.”

Secara genetika, sifat ini ada di bibit pisang raja itu tetapi tak tampak. Bibit turunan, menyimpan gen itu akan muncul di anakan berikutnya. Suatu waktu bisa hilang dan muncul lagi. “Bisa muncul lagi, tapi tak langsung.”

Bisa juga, katanya, secara genetik sifat itu menetap. Untuk itu, pemilik tanaman pisang bisa mengamati pada bibit berikutnya.

Dari Katalog Pisang Koleksi Kebun Plasma Nutfah Pisang, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) disusun Yuyu Suryasari Poerba dkk, pada 2016, mencatat pisang raja seribu (Musa acuminata x Musa balbisiana) ini. Pisang ini, budidaya AAB asal Jawa Barat. Klasifikasi taksonomi Musa Eumusa AAB.

Tanaman pisang jenis ini mulai langka dan jarang ditemukan. Indonesia, jadi pusat keragaman pisang (Musaceae) dan memiliki banyak jenis serta kultivar tersebar di seluruh Indonesia. “Indonesia memiliki 12 jenis dari 17 jenis Musaceae di dunia,” tulis Yuyu Suryasari Perba.

Antara lain jenis Musa acuminata Colla (genom A) dan Musa balbisiana Colla (genom B). Ini nenek moyang pisang budidaya. Indonesia sedikitnya memiliki 15 varietas Musa acuminata. Dari ribuan kultivar di dunia, negeri ini memiliki lebih 200 kultivar lokal merupakan varietas alami yang belum mengalami pemuliaan.

Dari pusat keragaman ini, katanya, pisang bermigrasi ke Arifka dan Amerika Tengah maupun Amerika Latin. Selama proses ini pisang berkembang menjadi berbagai tipe (diploid AA, triploid AAA) dan berhibridisasi dengan Musa balbisiana menjadi AAB, ABB.

 

Pisang raja seribu, tanda sudah lebih dua meter. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

Kaya ragam pisang

Kini, Indonesia menghadapi masalah kehilangan kultivar atau varietas lokal karena kehilangan habitat dan perubahan kondisi lingkungan. Pelestarian sumber daya genetik pisang sangat perlu.

Mengingat sedikit sekali kultivar pisang komersial dalam perkebunan modern hingga memiliki dasar genetik yang sempit. Berbeda dengan varietas lokal memiliki varietas genetik luas.

Varietas pisang dengan keragaman genetik sempit, katanya, akan mudah kena serangan penyakit, seperti pisang Ambon (Gros michel) yang hancur karena penyakit layu fusarium. Jadi, pemuliaan tanaman sebaiknya gunakan verietas terdahulu atau kerabat/ jenis liar untuk mencari gen yang resisten terhadap penyakit layu fusarium. Bahkan, teknologi majupun tak bisa menggantikan keragaman alami dengan kelimpahan gen yang ada.

Pelestarian sumber daya genetik pisang jadi salah satu syarat pemuliaan pisang untuk mengatasi tantangan baru. Tantangan atas kebutuhan varietas pisang, katanya, yang adabtif perubahan lingkungan dan budidaya ramah lingkungan. Juga varietas pisang yang memiliki kualitas lebih baik, tahan penyakit dan mengatasi tantangan perubahan iklim.

Varietas pisang lokal Indonesia memiliki nilai sejarah dan budidaya serta menggambarkan leluhur hidup dengan bercocok tanam. Mereka menerapkan praktik konservasi.

Indonesia, katanya, wajib melindungi, melestarikan, mengatur dan mendukung pemanfaatan plasma nutfah secara optimal.

LIPI pun mengembangkan kebun plasma nutfah pisang. “Koleksi plasma nutfah pisang merupakan aset berharga untuk pengembangan, pemanfaatan dan pemuliaan pisang.”

Pusat Penelitian Bilogi LIPI memiliki koleksi 537 aksesi pisang dengan 3.042 rumpun. Ia terdiri dari pisang liar, budidaya, hasil induksi poliploidi dan hasil persilangan dengan berbagai tingkat ploidi dan genom.

 

 

Pisang raja seribu di Kota Malang. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

Pisang raja seribu milik Masrukan dan Mutiatun sejak tiga bulan lalu sudah berbunga. Panjang tandan pisang lebih dua meter dengan puluhan sisir. Kini, sebagian pisang sudah matang. Uniknya, jantung pisang masih terus berbunga dan jadi buah hingga kini. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

Exit mobile version