Mongabay.co.id

Saat Kantong Gajah di Sumsel Kian Terdesak Permukiman dan Perkebunan

 

Kantong gajah di Cengal, Kabupaten Ogan Komiring Ilir (OKI), Sumatera Selatan semakin menyempit dan dan terdesak oleh kebun dan permukiman baru warga. Di area yang terhubung dengan Sugihan ini, setidaknya dalam lima tahun terakhir, banyak warga yang melaporkan jika kawanan gajah memasuki dan merusakan tanaman kebun warga.

Akhir Juni 2020 lalu misalnya, dua individu gajah merusak kebun di Dusun 6 Tulung Udean Tower Baru, Desa Cengal, Kecamatan Cengal.

“Ya, dua gajah itu datang pada siang dan malam hari. Keduanya masuk kebun warga. Mereka memakan apa pun di kebun,” kata Seringguk, warga Desa Cengal, kepada Mongabay Indonesia.

“Dua gajah ini kemungkinan datangnya dari Desa Ulang Kedondong,” lanjutnya. Desa Ulak Kedondong masuk ke dalam Kecamatan Cengal.

Pada tanggal 3 November 2019 lalu, juga berdasarkan informasi dari Seringguk, kawanan gajah melintas di Dusun Serdang, Desa Kuala Sungai Jeruju, Kecamatan Cengal. Lokasinya tak jauh dari kawasan konsesi perusahaan HTI (Hutan Tanaman Industri).

“Setiap musim kemarau, dipastikan kawanan gajah melintasii Desa Ulak Kedondong dan Kuala Sungai Jeruju,” katanya.

Tiga tahun lalu, Mongabay Indonesia, sempat bertemu dengan kawanan gajah yang masuk ke kebun warga di Dusun Sungai Pasir, Desa Ulang Kedondong. Ada warga sempat menembaki satu individu gajah dengan senapan angin. Kawanan gajah yang terdiri satu induk dan beberapa anak itu bukannya takut dan pergi, justru bertahan dan merusak pondok milik warga yang menembak itu.

Mengapa warga berani menembak gajah?

“Kami pikir mereka takut. Ternyata justru melawan. Kami baru tahu karakter gajah seperti itu,” ungkap seorang warga kepada Mongabay Indonesia.

Ini mengindikasikan bahwa warga, -secara khusus warga pendatang, di sejumlah dusun di Desa Ulak Kedondong tidak memahami karakter maupun koridor gajah.

Para pendatang ini selain membuat permukiman baru, juga membuka kebun. Baik kebun campuran, karet maupun sawit. Diperkirakan lahan yang dibuka ini sebelumnya merupakan habitat atau koridor gajah, sehingga setiap tahun selalu dilintasi dan didiami gajah selama beberapa hari.

Baca juga: Kawanan Gajah Datangi Lokasi penjarahan Benda Sriwijaya, Mengapa?

 

Satu individu gajah dari kantong Cengal masuk ke kebun warga di Dusun 6 Tulung Udean Tower Baru, Desa Cengal, Kecamatan Cengal, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, Sabtu-Minggu [20-21/6/2020] lalu. Foto Dok: Seringguk

 

Kian menyempit

Kantong dan koridor gajah di Cengal, yang berbatasan dengan lanskap Sugihan, diperkirakan kian menyempit. Setelah sebagian wilayahnya dibuka menjadi konsesi HTI, berdasarkan pemantauan Mongabay Indonesia, banyak hutan di Kecamatan Cengal yang berbatasan dengan kawasan konsesi tersebut dibuka masyarakat maupun sejumlah perusahaan untuk dijadikan permukiman dan perkebunan.

Kecamatan Cengal merupakan pertemuan tiga kantong gajah. Yakni kawanan gajah kantong Cengal, kantong Lebong Hitam, dan kantong Mesuji.

“Kawanan gajah dari tiga kantong tersebut saling mengunjungi,” kata Jumiran, Kepala Resort Konservasi Wilayah XV Pusat Latihan Gajah [PLG] Padang Sugihan.

“Ya, memang sudah banyak kebun baru yang dibuka warga di Cengal. Sebab awalnya ya banyak lahan warga yang dulunya diambil perusahaan,” kata Seringguk.

Baca juga: Rusaknya Habitat Ancaman Utama Kehidupan Gajah Sumatera

 

Gajah sumatera yang tidak lagi mendapat tempat di hati masyarakat. Ia dianggap satwa perusak tanaman, saat bersamaan permukiman dan perkebunan membuka jalur jelajah gajah. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Genman Hasibuan, Kepala BKSDA [Balai Konservasi Sumber Daya Alam] Sumatera Selatan seperti dikutip Kompas TV mengatakan gajah di Cengal masuk ke kebun untuk mencari makan, sebab habitatnya sempit dan dikelilingi kebun sawit.

Konflik gajah di Sumatera Selatan dari Januari-Juni 2020, kata Genman, sebanyak empat kali. Berdasarkan catatan Mongabay Indonesia, di Kabupaten Ogan Komering Ilir [OKI], terjadi dua kali. Yang pertama, konflik yang menyebabkan seorang prajurit TNI tewas terinjak gajah.

Sebagai informasi, di wilayah yang sering dikunjungi atau dilintasi gajah ini merupakan lokasi perburuan harta purbakala oleh warga lokal, Palembang dan Lampung. Misalnya terjadi di Desa Ulak Kedondong.

Wilayah Cengal, diperkirakan merupakan lokasi tinggalan arkeologi zaman Sriwijaya yang ramai dikunjungi oleh berbagai negara, mengacu pada informasi yang disampaikan oleh Nurhadi Rangkuti, arkeolog senior dan mantan Kepala Balar [Balai Arkeologi] Sumatera Selatan,

Budayawan Palembang, Dr. Husni Tamrin, menyebut gajah-gajah liar yang berada di Cengal, dan wilayah lainnya di Kabupaten OKI, merupakan keturunan gajah pekerja di masa lampau. Bahkan gajah ini sudah digunakan sebagai sarana dan tenaga pengangkut oleh masyarakat Melayu pra Sriwijaya.

 

 

Exit mobile version