Mongabay.co.id

Pengibaran Bendera Merah Putih di Lokasi Patahan Tsunami Teluk Maumere. Bagaimana Pelaksanaannya?

 

Mengambil tempat Pulau Babi di lokasi Taman Wisata Alam Laut (TWAL)  Gugus Pulau Teluk Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (15/8/2020) dilangsungkan pengibaran bendera Merah Putih di bawah laut.

Pengibaran Bendera Merah Putih di bawah laut dilaksanakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Untuk mencapai lokasi pengibaran bendera,para penyelam bertolak dari pelabuhan Nangahale menggunakan perahu nelayan yang biasa menghantar wisatawan untuk berwisata di Teluk Maumere.

Selaku inisiator kegiatan, Maumere Diver Community (MDC) selama dua tahun berturut-turut rutin melaksanakan kegiatan ini.

“Pengibaran bendera di bawah laut ini kedua dilaksanakan MDC.Tahun 2019 di tanggal yang sama, di Pantai Krokowolon Kota Maumere, bendera terlebih dahulu dibawa dari Puncak Gunung Api Egon di Kecamatan Mapitara,” kata penasihat Maumere Diver Community (MDC), Yohanes Saleh, Sabtu (15/8/2020).

Hanz sapaannya menjelaskan, sampai di pantai, Bendera Merah Putih dibawa tim snorkling sejauh 100 meter dari bibir pantai. Oleh para penyelam, bendera pun dibawa ke dasar laut dengan kedalaman 10 meter dan dikibarkan. Total durasi waktu sekitar 45 menit.

baca : Merdeka! Kita Butuh Air dan Tanah yang Subur

 

 

Persiapan pengibaran Bendera Merah Putih di bawah laut di lokasi patahan tebing akibat gempa dn tsunami Flores tahun 1992 di Pulau babi,Maumere,Kabupaten Sikka,NTT. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia.

 

Indonesia Maju

Sebelum bendera dikibarkan di bawah laut dilakukan upacara singkat di darat. Bendera merah putih berukuran 1,5 meter yang terikat di tiang diserahkan pembina upacara kepada komandan upacara berpakaian adat Sikka.

Sesudahnya komandan upacara membawa bendera tersebut untuk mendampingi proses pengibaran bendera di bawah laut. Kapal pun bertolak sejauh 200 meter dari bibir pantai sebelah barat Pulau Babi.

Dipandu komandan upacara yang membawa tiang bendera di barisan depan, satu persatu penyelam turun ke dalam laut sambil membawa bendera Merah Putih yang berukuran besar yang masih terlipat untuk dikibarkan.

Alasan pengibaran bendera di Pulau Babi menurut Hanz didasari keinginan memeriahkan HUT Kemerdekaan RI. Karena dunia mereka terkait penyelaman, pengibaran bendera dilaksanakan di bawah laut.

“Kita ingin menunjukan semangat bahwa putra-putri Nian Sikka mampu dan bisa menjadi penyelam profesional,” tuturnya.

Penyelam yang terlibat menurut Ketua MDC Bram Conterius sebanyak 22 orang berasal dari Polres Sikka, Nusa Nipa Diving Club (NDCC), Maumere Diver Community (MDC), Sea World, Capa Resort dan TNI AU.

Bram katakan pihaknya tidak hanya membawa nama MDC saja sebab ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat. Pihaknya ingin menunjukan masyarakat Kabupaten Sikka bisa melakukan hal positif.

“Pengibaran Bendera Merah Putih yang kami laksanakan mengusung konsep Dari Nian Tana untuk Indonesia Maju. Usai pengibaran bendera kami lakukan clean up membersihkan sampah di pesisir pantai,” ucapnya.

Seorang penyelam memakai baju adat Sikka, jelas Bram, melambangkan kita  sebagai masyarakat berbudaya masih menjunjung tinggi nilai adat dan budaya yang ada di Kabupaten Sikka.

baca juga : HUT RI, 10 Penyelam Bentangkan Bendera 74 Meter di Bawah Laut Papua Barat

 

Para penyelam dipandu komandan upacara yang mengenakan alat selam dan pakaian adat sambil memegang Bendera Merah Putih bersiap melakukan penyelaman. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Patahan Tebing

Proses pengibaran bendera berlangsung khidmat. Bendera inti 3 meter yang dibawa oleh komandan upacara dan diikuti oleh pembawa bendera 10 meter. Ada 6 baris dimana satu baris terdapat 2 penyelam.

Hanz katakan, dari segi safety ada marshal yang beranggotakan penyelam profesional di Maumere yang membantu penyelam menjaga formasi.

“Setelah dikibarkan dilakukan safety stop sesuai prosedur penyelaman karena kedalamannya di bawah 5 meter. Sesudahnya, penyelam naik ke permukaan laut dan dibentangkan lagi karena ada peserta snorkling dan masyarakat yang ikut terlibat,” terangnya.

Di dasar laut sebut Hanz, penyelam yang memegang bendera ada 7 orang dengan jumlah penyelam sebanyak 22 orang, 8 tim snorkling dan anggota komunitas serta organisasi yang terlibat menyaksikannya.

Posisi pengibarannya di patahan tebing sehingga menurutnya, keseimbangan dan kekompakan harus bagus karena penyelam tetap berdiri diam selama 3 menit. Kedalaman patahannya mungkin lebih dari 100 meter.

“Tingkat kesulitannya ada dan kami merasakan bagaimana susahnya melakukannya. Ini juga memberi pesan sulitnya para pejuang kita merebut kemerdekaan dari tangan penjajah,” tegasnya.

Penyelam yang belum berpengalaman kata Hanz, akan ditempel oleh yang sudah berpengalaman dan semua kegiatan di bawah laut menggunakan kode. Penyelam harus berdiri dan mengangkat bendera sepanjang 10 meter di dasar laut yang terkadang berarus.

“Pemandangannya di lokasi patahan juga bagus karena ada tembok-tembok besar di dasar laut,” ucapnya.

 

Bendera yang telah dikibarkan di bawah laut oleh para penyelam dibawa ke atas permukaan laut dan dilaksanakan upacara penghormatan bendera dengan melibatkan peserta snorkling. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Ketua pelaksana kegiatan, Rikardus Fransiskus Lada mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk betul-betul memaknai kemerdekaan dengan mencintai laut dan ekosistemnya.

Rikardus katakan, dunia bawah laut di TWAL Teluk Maumere begitu indah sehingga perlu ditunjukan kepada dunia luar. Ia katakana kegiatan yang dilakukan ingin menunjukan bahwa meskipun pandemi Corona, wisata bawah laut bisa dilaksanakan dengan protap COVID-19.

“Kita ambil lokasi pengibaran bendera di Pulau Babi pada bekas patahan tsunami tahun 1992 karena ada nilai sejarah dan spotnya pun sangat indah. Kami harap semuanya boleh berbahagia boleh memaknai kemerdekaan ini.”

Rikardus katakan, lokasi pengibaran bendera sepanjang 10 meter berada di kedalaman 24 meter. Spot pengibaran kata dia sangat  indah karena ada crack, patahan tebing akibat gempa dan tsunami tahun 1992

“Ada patahan dan gua yang didalamnya ada banyak terumbu karang yang indah dan beragam jenis ikan. Ada sarang hiu juga dan saat pengibaran bendera ada seekor hiu karang dan penyu yang berada di dekat di lokasi pengibaran bendera sejauh sekitar lima meter,” jelasnya.

 

Bendera Merah Putih yang dikibarkan di dasar laut di bekas patahan akibat gempa dan tsunami di perairan depan Pulau Babi,TWAL Teluk Maumere,Kabupaten Sikka,NTT. Foto : Maumere Diver Community (MDC)

 

Penyelam Profesional

Mencintai laut sebut Hans jadi alasan MDC didirikan selain karena penyelam  yang sudah bersertifikat tidak mempunyai ruang untuk meningkatkan potensinya.

Selain itu komunitas didirikan untuk merangkul mereka yang sudah bersertifikat dan mereka yang menyukai aktifitas penyelaman.

“Saya ingin para penyelam menjadi profesional dibidangnya dengan menjadi dive guide bahkan peneliti. Komunitas kami beranggotakan 32 orang dimana 3 perempuan,”ungkapnya.

Hanz membeberkan anggota komunitas ada 25 orang  yang sudah bersertifikat dan dive master ada 4 orang. Pihaknya pun akan lakukan sertifikasi lagi. Mimpi besar MDC kata dia, ingin menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional.

MDC juga sebutnya, sukarela membantu menjaga dan melestarikan ekosistem laut dengan melakukan transplantasi terumbu karang dan membuat taman bawah laut buatan. Ini untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa Sikka memiliki wisata bawah laut yang bagus.

“Saya berharap teman-teman di MDC bisa lebih fokus dan mengharumkan nama Kabupaten Sikka apalagi sebagai orang lokal harus mengetahui potensi wisata bawah lautnya,” pesannya.

Arjun akui menyelam tahun 2016 dan setelah ada sertifikat tidak ada aktifitas lagi  sehingga dengan bergabung di MDC ia ingin bisa terus menyelam dan bisa naik level.

Penelitian skripsi dia juga disupport oleh MDC sehingga ia harapkan ke depannya pemerintah bisa membantu dan mendukung kegiatan MDC karena kegiatan yang dilakukan membawa nama Maumere bukan saja nama komunitas.

 

Bendera yang telah dikibarkan di bawah laut oleh para penyelam dibawa ke atas permukaan laut dan dilaksanakan upacara penghormatan bendera dengan melibatkan peserta snorkling. Foto : Yudha/SAR Maumere.

 

Exit mobile version