Mongabay.co.id

Miris, Berikut Penampakan Sampah di Pesisir Selatan Madura

 

 

 

 

Kendaraan terlihat lalu lalang di Jalan Raya Tlanakan Agustus lalu. Hutan mangrove rimbun. Kondisi miris kala melihat bagian bawah mangrove, banyak sampah bertumpuk dan berserakan.

Tumpukan sampah beragam, mulai popok bayi sekali pakai, bungkus plastik, bungkus camilan, ranting kayu, ban bekas, plastik kresek, botol air mineral, dan lain-lain. Bibit mangrove tidak tampak sama sekali.

Berangsek sedikit ke bagian barat, saya turun ke bibir pantai, mendekati akar mangrove. Air sedang surut. Akar mangrove terlilit plastik warna merah. Ada banyak plastik kresek, kain sisa jahit, baju bekas bergelantungan di akar mangrove.

 

Mangrove penuh sampah di pesisir Madura. Foto: Abdul Gafur/ Mongabay Indonesia

 

Zainal Abidin Hanafi, pemuda Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan mengatakan, sampah di pesisir Tlanakan, sebagian sampah warga tempatan sebagian kiriman. “Tidak semua sampah dari rumah warga sini. Ada sampah kiriman daerah lain.”

Di tepian laut tak bermangrove, kondisi tak kalah horor. Air laut bergelombang kecil, banyak sampah berserakan. Kain jahitan, baju bekas, kantong plastik, tali rapia, tali temali perahu nelayan, puntung rokok, ban bekas, akar pohon ukuran sedang yang mulai lapuk.

“Suatu saat, saya ingin ajukan fasilitas untuk penampungan sampah. Katakanlah, TPA khusus di masyarakat sekitar Pasar Bandaran. Miris jika ini dibiarkan. Kalau sempat, beberapa waktu ke depan, saya akan ajak teman-teman di sini, untuk membuat semacam plang larangan buang sampah di belakang tadi,” katanya.

 

Sampah di tepian pantai selatan Madura. Foto: Abdul Gafur/ Mongabay Indonesia

 

Dia bilang, kalau ada tempat sampah khusus, warga sekitar Pasar Bandaran tidak buang ke laut. Dia juga resah dengan sampah banyak menutupi dan bergelantungan di akar mangrove.

Sumaryanto, Koordinator Organization for Industrial and Cultural Advancement (OISCA) Madura, prihatin dengan kondisi mangrove di Tlanakan. OISCA merupakan organisasi yang bergerak pada peningkatan sumber daya manusia di bidang sosial budaya, lingkungan hidup, dan  pendidikan.

“Kalau dibiarkan, mangrove tidak akan tumbuh dengan baik,” katanya kepada Mongabay.

Dia berharap, ada imbauan dari pemerintah setempat baik desa, kecamatan bahkan kabupaten tentang larangan membuang sampah ke pantai termasuk di area mangrove. Pemerintah, katanya, harus melakukan sosialisasi dan pemahaman soal bahaya buang sampah sembarangan.

 

Sampah banyak di pesisir pantai, mangrove pun antara lain jadi korban. Foto: Abdul Gafur/ Mongabay Indonesia

 

Dia bilang, di sekitar lokasi pemerintah perlu berikan tempat sampah dan memasang baliho atau papan peringatan tentang larangan pembuangan sampah ke laut.

Endang Tri Wahyurini, Ketua Kelompok Peduli Mangrove Madura (KPMM) sedih, mangrove yang harus dijaga dan dilindungi justru menjadi tempat pembuangan sampah.

Muttaqin, Camat Tlanakan, melalui WhatsApp berjanji mendorong pihak desa peduli lingkungan. “Saya sudah mendorong desa-desa di pesisir untuk adakan kegiatan dan menyisihkan anggaran untuk kebersihan lingkungan dalam APBDesnya,” katanya.

 

 

Keterangan foto utama: Sampah penuhi tepian pantai Madura. Foto: Abdul Gafur/ Mongabay Indonesia

Sampah menumpuk dan berserakan di pesisir pantai Madura. Foto: Abdul Gafur/ Mongabay Indonesia

Mangrove rusak jadi tempat pembuangan sampah. Foto: Gafur Abdullah/ Mongabay Indonesia

Exit mobile version