Mongabay.co.id

Mengenal Busok, Kucing Unik dari Pulau Raas

 

 

 

 

Bentuk wajah dan postur tubuh mirip leopard dan kucing hutan. Telinga berdiri tegak, panjang dan runcing. Memiliki rambut pendek dan halus. Warna rambut mirip dengan bulu Russian blue dan British shorthair yaitu abu-abu kebiruan polos, bagian perut berwana putih dengan batas tak jelas. Itulah kucing busok. Kucing yang disebut endemik Madura, Jawa Timur, khusus Pulau Raas, Sumenep.

Kucing busok punya ekor cenderung pendek. Ukuran tubuh lebih besar dari kucing kampung. Telapak kaki lebih gelap dibanding warna bulu. Kucing ini biasa disebut juga kucing Raas, karena ada di Pulau Raas.

Pulau Raas, merupakan satu pulau masuk administrasi Sumenep. Untuk sampai ke sana dari Pelabuhan Kalianget, Sumenep, perlu sekitar empat sampai lima jam naik kapal.

Hairul Anwar, warga Raas yang pernah punya kucing busok, mengatakan, kucing ini sudah langka. “Sulit memilikinya. Agak langka, jadi sulit untuk menemukan,” katanya kepada Mongabay, baru-baru ini.

Dia mengatakan, selagi pemilik memelihara dengan baik dan mengawinkan dengan kucing sejenis maka akan memiliki kucing busok asli lebih banyak. Di Desa Jungkat, tempat Hairul tinggal, kadang hanya lahir satu kucing busok dalam setahun.

Masyarakat Madura, katanya, sangat melindungi kucing busok hingga melarang keluar dari Pulau Raas. Biasanya, hanya kucing raas telah dikebiri, boleh dibawa keluar pulau. Tujuannya, kata Hairul, untuk menjaga kemurnian kucing Raas.

Dia bilang, tak ada tempat khusus bisa menemukan kucing busok di Raas. Biasanya, kalau kucing busok baru lahir sering dimakan induknya. Kalau kucing busok peliharaan, pemilik akan menjaga kalau induk memasuki masa lahiran.

Zainal Abidin Hanafi, warga Desa Bandaran, Tlanakan, Pamekasan, punya kucing busok. Dia pelihara busok sekitar lima bulan lalu.

“Saya dikasih teman beberapa bulan lalu. Awalnya sakit. Kucing itu diam saat sakit. Setelah saya kasih madu, malam hari, pagi langsung bunyi meong. Sehat,” katanya akhir Agustus lalu.

 

Kucing busok milik Zainal. Foto: Gafur Abdullah/ Mongabay Indonesia

 

Di Madura, kucing Raas dipercaya mempunyai kekuatan gaib atau berhubungan dengan hal-hal mistis. Dikutip dari rajapetshop.com, menyebutkan, warga di Pulau Raas meyakini, kucing Raas merupakan hasil perkawinan dari kucing betina Raas dengan kucing pitua atau kucing bertanduk.

Masyarakat sekitar percaya, yang dapat melihat kucing bertanduk adalah anak-anak masih kecil dan kucing dijumpai di sekitar kuburan.

Kucing Raas juga diyakini penduduk setempat dapat mendatangkan rezeki dan nasib baik. Mereka juga percaya, kucing ini memiliki indra ke enam dan hanya dapat dipelihara oleh orang-orang tertentu. Orang yang dengan sengaja membawa pergi kucing Raas dari pulau atau wilayah Madura, diyakini akan mendapatkan kesialan.

Cat Fancy Indonesia (CFI) menyebutkan, kucing Raas telah menarik perhatian dua klub penggemar kucing di Indonesia. Masing-masing klub ini menginginkan agar kelestarian busok terjaga dan jadikan kucing Raas sebagai ras kucing yang diakui masyarakat perkucingan dunia.

“Cita-cita ini memerlukan perjuangan berat dan waktu bertahun-tahun,” sebut laman Perhimpunan Kucing Ras Indonesia ini.

Selain itu, juga perlu program pengembangbiakan kucing yang ketat dan terencana untuk menghilangkan atau meminimalkan cacat genetik sekaligus menstabilkan sifat-sifat genetik yang merupakan ciri khas.

Pada November 2018, tim CFI dan LIPI ekspedisi ke asal kucing busok itu di Pulau Raas, Sumenep. Melihat kondisi pulau yang terisolir, besar kemungkinan terjadi inbreeding hingga bisa memunahkan kucing endemik ini. Belum lagi, mulai ada upaya menyilangkan kucing busok dengan kucing ras lain tanpa mempertimbangkan genetiknya.

Ekspedisi ini berhasil mengumpulkan 40 sampel kucing untuk observasi fenotipe dan genotipe, sekaligus uji DNA. “Kami pakai metode swab untuk mengambil sampel DNA, lebih aman. Diambil epitelnya. Bukan darah. Metode ini cocok untuk satwa liar agar tidak merusak, tidak stres,” kata Yuli Sulistya Fitriyana, peneliti zoologi LIPI sepeti dkutip dari National Geographic Indonesia.

Kepada Mongabay, Yuli menjelaskan, kucing busok memiliki ciri khas unik dari sisi penampilan morfologi ada kemiripan dengan kucing ras lain namun ada juga perbedaan. Hal inilah, katanya, yang menarik diteliti lebih lanjut.

“Penampilan kucing busok berbeda dari kucing domestik umumnya, warna rambut abu-abu polos, dan ekor pendek menyerupai ras kucing bob tail. ini yang jadi ciri khas kucing busok,” kata Yuli. Soal pengakuan internasional, katanya, harus didukung data valid.

CFI menyebutkan, ada dua tahapan perlu dilalui untuk jadi satu ras baru diakui dunia. Pertama, membuktikan kemurnian gen sampai tiga generasi. Kedua, tim harus presentasi dalam forum internasional di hadapan World Cat Congress. Sampai saat ini, tim peneliti masih menanti hasil uji laboratorium.

Rei, Humas Indonesian Cat Association (ICA) Jakarta mengatakan, kucing busok ini masuk endemik Madura, khas Indonesia. ICA menginginkan kucing busok ini dapat kembangbiak murni atau purebred.

“Hingga nanti dapat register resmi sebagai suatu ras di asosiasi kucing. Tentu harus melalui banyak tahap, seperti test gen untuk uji keaslian,” katanya awal September lalu.

Untuk bisa dapat pengakuan itu, katanya, mungkin para breeder kucing busok saat ini dapat bekerja sama dengan peternak (breeder) di ICA hingga bisa bersama-sama mengembangkan ras ini.

 

 

Keterangan foto utama: Kucing busok, khas Pulau Raas, Sumenep, Madura. Foto: Gafur Abdullah/ Mongabay Indonesia

Zaenal dan kucing busok yang baru dia miliki lima bulan ini. Foto: Gafur Abdullah/ Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version