Mongabay.co.id

Menelusuri Kampung Agrowisata Desa Hulu

Tanaman hias di Kampung Ladang. Foto: Brita News Lumbanbatu/ Mongabay Indonesia

 

 

 

 

Kampung Outbound, begitu biasa orang menyebut tempat ini. M. Ajhim Bakrie Ginting atau biasa disapa Boy, menyulap lahan tidur seluas tiga hektar di Desa Hulu, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, jadi hutan untuk edukasi dan agrowisata. Kampung-kampung sekitar pun jadi satu rangkaian dalam agrowisata ini.  Jarak tempuh sekitar 20 menit dari Kota Medan atau 30 kilometeran.

Pria lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Medan ini memiliki pengalaman sebagai instruktur outbound sejak mahasiswa. Materi outbound dia kembangkan dengan konsep edukasi experiental learning, yaitu, pendidikan berdasarkan pengalaman nyata.

Boy berikan edukasi bagi anak-anak dengan konsep agrowisata. Mereka akan menyusuri lahan atau kebun warga dengan berjalan kaki. Boy juga berencana mengembangkan tanaman bonsai dan hidroponik.

 

Edukasi

“Ide awalnya hobi bermain di alam bebas. Kini kami punya konsep edukasi di Kampung Outbound, istilahnya experiental learning, kata Boy.

Ada banyak kegiatan bisa dilakukan pengunjung selain menelusuri lahan dan kebun warga. Ada program outbound kids, salah satu permainan luar ruangan bagi usia dini, TK, SD, SMP dan SMA. Pembelajaran ilmu terapan ini dilakukan di alam terbuka dengan bentuk permainan kreatif, efektif, atraktif dan edukatif.

“Ini bentuk pelatihan yang menggabungkan antara intelegensia, fisik dan mental,” katanya.

 

Di Kampung Outbound ada juga wahana memanah. Foto: Barita News Lumbanbatu/ Mongabay Indonesia

 

Pandemi COVID-19 memaksa anak-anak sekolah belajar online di rumah. Mereka tak lagi bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungan. Situasi ini, katanya, akan memicu stres atau depresi dan mempengaruhi kesehatan fisik, mental dan emosional anak-anak.

Flying fox, salah satu wahana alternatif melepas stres karena pengunjung akan meluncur dari ketinggian dengan menggunakan pulley yang digantungkan ke wire atau kabel baja. Pengunjung dilengkapi helm, alat pengaman tubuh (harness) dikaitkan dengan katrol atau pulley.

Permainan ini akan melintasi alam di bawahnya, dan bisa sambil berteriak. Wahana ini bisa menempa keberanian anak-anak karena memacu adrenalin.

Ada lagi high rope (aral rintang) juga baik untuk mengasah otak dan otot biceps bracii dan bracialis. Permainan di atas ketinggian dengan tali sebagai media. Olahraga ini, merupakan permainan tantangan individu yang diadaptasi dari pelatihan militer. Permainan ini dengan cara meluncur, berjalan ataupun melompat dari ketinggian tertentu untuk mencari jalan keluar atau problem solving.

Boy juga melatih meningkatkan mutu atau kualitas kepemimpinan setiap pegawai dengan metode outbound. Boy melatih karyawan guna peningkatan prestasi. Pelatihan ini memberikan kesadaran pegawai untuk melakukan kerja bersama (teamwork).

“Kampung outbound juga menyediakan wahana panahan. Latihan memanah, katanya, baik bagi perkembangan anak. Mereka bisa melatih fokus dan konsentrasi.

 

Pengunjung juga akan menelusuri desa. Beragam pohon buah-buahan dan tanaman seperti bunga kincung di Desa Tengah, Pancur Batu, Deli Serdang. Fot: Barita News Lumbanbatu/ Mongabay Indonesia

 

Agrowisata

Di Kampung Outbound ada dua petak sawah dan beberapa kolam ikan. Pengunjung bisa menangkap langsung ikan dari kolam. Ada lele dan ikan air tawar lain. Hasil tangkapan bisa diolah langsung di kantin atau bawa pulang.

Para instruktur, katanya, akan memberikan edukasi anak-anak untuk menanam, seperti padi, cabai, tomat, dan beberapa tanaman hias di sebelah kolam ikan.

“Harapannya mereka yang menanam dapat memetik langsung di masa panen. Secara filosofi, kegiatan ini mengajarkan anak-anak untuk menanam kebaikan dan akan menuai kebaikan pula,” kata Boy.

Pak Ucok, warga yang memiliki lahan pertanian di sekitar lokasi. Pengunjung jadikan lahan Ucok lokasi penelusuran.

Ucok kelola sawah atau dan sejak puluhan tahun lalu. Dia tanam karet, rambutan, durian, ubi, jagung, pisang, cabai, kemiri dan tanaman lain. Hasil tanaman dia konsumsi sendiri dan jual untuk memenuhi keperluan keluarga termasuk pendidikan anak-anak.

Sawah Ucok berada di seberang Sungai Lau Tuntungan. Debit air tak terlalu tinggi hingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki dengan menyeberang sungai. Kedalaman sungai setinggi lutut orang dewasa jadi masih aman bagi anak remaja.

Kala pengunjung datang, Ucok bercerita soal pengalaman menanam berbagai tanaman seperti durian, karet, pisang, ubi, kelapa dan tanaman buah lain. Bila beruntung, para pengunjung bisa memetik langsung.

Boy mengajak pengunjung noutbound tahu cara menanam mulai pembibitan, perawatan maupun panen.

 

Kelapa kerdil. Foto: Barita News Lumbanbatu/ Mongabay Indonesia

 

Kelapa kerdil

Di sini juga ada kelapa kerdil. Ukuran bisa 50-80 kaki. Ia verietas kelapa yang bisa jadi bonsai dan metode hidroponik.

Ane, instruktur atau pemandu akan membawa peserta keliling desa sekitar Kampung Outbound. Pengunjung bisa menemukan bibit kelapa kerdil dari buah kelapa yang jatuh dari pohon tanaman warga.

Inovasi pertanian dengan membudidayakan kelapa mini ini sudah ada di Indonesia sejak 1970. Ada lima varietas kelapa mini, yaitu kelapa kopyor, genjah entok, kelapa hijau dan pandan wangi.

Sugiono, Ketua Komunitas Kelapa Kerdil Indonesia mengatakan, bisnis kelapa mini sangat menjanjikan. Dia bilang, biasa merawat dari bibit di kisaran Rp15.000-Rp25.000 per buah. Setelah perawatan berkisar 6-7 bulan harga bisa Rp150.000-Rp250.000.

“Makin lama usia kelapa bisa makin tinggi harga, tergantung bentuk dan karakter bonsai. Kami menjual online maupun konvensional, terkadang berjualan di jalan,” kata Sugianto.

 

Sugianto akan bekerjasama dengan pengelola Kampung Outbound untuk pengembangan bisnis tanaman bonsai kelapa kerdil. Mereka ingin pecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan menanam 1.000 kelapa kerdil.

 

Keterangan foto utama: Tanaman hias di Kampung Ladang. Foto: Brita News Lumbanbatu/ Mongabay Indonesia

Salah satu wahana di Kampung Outbound. Foto: Barita News Lumbanbatu/ Mongabay Indonesia
Exit mobile version