Mongabay.co.id

Berkah Sumber Air di Malang: Dari Pariwisata, Air Minum, Hingga Pasok Listrik ke PLN

 

Puluhan anak, remaja, dan orang dewasa bermain di sebuah kolam yang jernih mengalir dari Sungai Sumber Maron, Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Gelak tawa berderai, mereka tampak bergembira bermain, dan berenang di hamparan air jernih.

Lokasi kolam hanya selemparan batu dari rumah turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dikelola Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Karangsuko. Tampak, sebuah pipa mengalirkan air menuju turbin, menggerakkan generator untuk memutar pompa air.

“Sekarang air melimpah. Padahal sebelumnya sering terjadi konflik antar warga, antara [pemanfaatan] air irigasi dengan air minum,” kata Ketua HIPPAM Karangsuko, Zainuddin.

Dahulu, ungkap Zainuddin, sekitar 85 persen penduduk setempat  menggunakan air permukaan, lantaran meski telah menggali sumur puluhan meter air tak juga kunjung keluar. Mereka pun memutar otak untuk mendapatkan sumber air minum, yang sekaligus dapat dijadikan pembangkit energi listrik.

Pada tahun 2009 mulailah dilakukan uji kelayakan untuk PLTMH. Dengan berbekal dana hibah Bank Dunia sebesar Rp480 juta, HIPPAM Karangsuko lalu menggandeng Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk melakukan kajian debit air.

Debit air Sungai Sumber Maron lalu diukur, ternyata saat musim kemarau kisarannya 750 liter per detik. Itu sudah cukup untuk menggerakkan turbin. Generator mikro hidro itu dirancang berdaya sebesar 42 ribu Watt.

Untuk menggerakkan satu pompa yang besar yang mampu mengalirkan air ke dalam tandon air, lalu dibangunlah pipa sepanjang 1.600 meter dengan ketinggian 76 meter.  Air dari Sungai Sumber Maron itu diangkat melalui daya listrik.

 

Tempat wisata Sumber Maron, jadi salah satu obyek wisata warga. Foto: Eko Widianto/Mongabay Indonesia

 

Saat ini, operasional mikro hidro disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Kerja turbin  diatur secara otomatis tiap hari, dengan jadwal pertama mulai pukul 03.00-08.00, kemudian beristirahat dan kembali menyala pukul 10.00-15.00 dan terakhir 16.00-20.00. Untuk pengelolaannya, ada petugas yang berjaga 24 jam secara bergantian.

Untuk merawat turbin mikro hidro pun ternyata sangat mudah. Hanya diperlukan perawatan berkala setiap 200 jam dengan memberikan stempet (pelumas mesin). Hal lainnya adalah membersihkan sampah di bendungan agar pasokan air tetap stabil.

Ternyata ada dampak positif yang lain. Air yang dibendung sebagai pemasok mikro hidro ternyata menarik minat wisatawan. Banyak pelancong yang datang menikmati keindahan alam, panorama sawah yang membentang, dan berenang di air yang jernih. Sejak itu, ia menjadi objek wisata air di Kabupaten Malang.

Sebenarnya, menurut Zainuddin, desain mikro hidro tahap dua akan dibangun di bagian bawah aliran dengan rancang bangun yang mampu menghasilkan daya 100 ribu Watt. Namun, kini di lokasi yang direncanakan telah menjadi salah satu ikon wisata Sumber Maron.

Selain dimanfaatkan sebagai pemasok mikro hidro, maka Sungai Sumber Maron pun sekarang menjadi pemasok jaringan air bersih yang melayani warga di empat desa. Semuanya dikelola oleh HIPPAM Karangsuko. Pasokan air ini adalah sekitar 100 liter per detik.

Pelanggan pun bertambah, semula 1.100 sambungan rumah tangga, sekarang menjadi 2.380 sambungan. Tarif berbeda diterapkan bagi pelanggan rumah tangga Desa Karangsuko per meter kubik ditetapkan tarif Rp850, sedangkan pelanggan luar desa dibebani Rp 1000 per meter kubik. Pelanggan juga dibagi kelas sosial, rumah tangga dan bisnis.

Di Desa Karangsuko terdapat tujuh sumber besar yang layak minum. HIPPAM Karangsuko rutin melakukan uji kualitas air setiap tiga bulan sekali.  Sampel air dari sumber, tandon dan jaringan rumah tangga pun terus dikontrol. Kualitas air dijaga agar tak terkontaminasi dan layak minum.

Menurut Zainudin, HIPPAM juga berkomitmen menjaga sumber mata air di Sumber Maron tetap deras mengalir untuk bahan baku air  minum dan menggerakkan turbin.

Tahun 2014, sempat debit air anjlok, ihwalnya lantaran pohon dan rumpun bambu di lahan warga dibabat untuk dijadikan lahan parkir wisata. Lahan itu lalu dipulihkan dengan tanaman besar seperti beringin, randu dan mahoni yang terus tetap dijaga.

Belajar dari pengalaman itu, sejak itu warga menggencarkan penanaman ribuan pohon di sekitar sumber. Sebagian bibit tanaman berasal dari Dinas Lingkungan Kabupaten Malang.

Baca juga: Pesona Boonpring Andeman, Dari Ekowisata, Pusat Penelitian Bambu sampai Sumber Listrik

 

Rumah turbin di PLTMH Sumber Maron yang dikelola HIPPAM Karangsuko, Pagelaran, Kabupaten Malang. Foto: Eko Widianto/Mongabay Indonesia

 

Pasok PLN lewat Perjanjian Jual Beli Listrik

Di tempat lain, yaitu Desa Taman Asri, Ampelgading juga telah berdiri PLTMH yang diprakarsai oleh pihak swasta PT Akasa Eko Energi. Turbin dan generator terpasang berasal dari aliran Sungai Taman Asri dan Wirotaman. Lokasi pembangkit listrik ini berada di kaki Gunung Semeru.

Kepala Desa Taman Asri Joko Widodo menjelaskan analisis dan survei PLTMH Taman Asri dilakukan konsultan sejak tiga tahun lalu. Hasil tersebut dipaparkan ke Dinas Cipta Karya Kabupaten Malang. Seluruh dokumen dan perizinan, katanya, lengkap dan telah terpenuhi.

PLTMH ini menghasilkan listrik setara 1.170 kW. Listrik yang dijual ke PLN sebanyak 1.154 kW menggunakan skema perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement. Manajer perencanaan sistem PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur Bramantyo AP membenarkan, bahwa saat ini telah ada pola kerjasama yang dilakukan dengan pihak swasta di beberapa lokasi.

“Tarifnya Rp870 per kWh,” ungkapnya lewat aplikasi pesan pendek.

Listrik yang dibeli melayani sekitar 650 pelanggan dengan daya 1.300 VA di dekat lokasi pembangkit. Sedangkan di Ampelgading, Kabupaten Malang PLN juga membangun pembangkit listrik serupa dengan skala di bawah 10 MW.

Pembangunan PLTMH sebutnya menjadi bagian dari komitmen PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan. Perjanjian jual beli listrik berlangsung sampai 25 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian.

Pembelian listrik tersebut jelasnya mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 19 Tahun 2015 tentang Prosedur Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan kapasitas sampai 10 MW oleh PT PLN.

Peraturan tersebut mengatur mengenai mekanisme dan tata cara proses pembelian listrik yang memanfaatkan aliran atau terjunan air sungai.

Pemanfaatan energi terbarukan tidak hanya dilakukan oleh pihak swasta, perguruan tinggi pun turut berperan serta. Contohnya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang membangun mikro hidro yang mampu menghasilkan daya 100 kW saat musim penghujan dan 75 kW saat musim kemarau. Listrik yang dihasilkan memenuhi sekitar 30 persen kebutuhan listrik UMM.

“Kami coba memanfaatkan aliran Sungai Brantas yang melintas di depan kampus,” ucap Achmad Fauzan, Sekretaris Pusat Pengkajian Energi Baru Terbarukan (P2EBT) UMM.

Selain itu, UMM juga membangun dua unit PLTMH di Taman Sengkaling, listrik yang dihasilkan dihubungkan dengan jaringan listrik PLN.  P2EBT UMM juga membantu proses pembangunan PLTMH di Sumber Maron, Kepanjen dan Boon Pring.

Potensi mikro hidro di Malang memang cukup tinggi. Apalagi, kini secara teknologi PLTMH bisa didirikan di berbagai lokasi asal memiliki debit air yang cukup. Desain turbin pun bisa dimodifikasi sesuai kondisi bentangan alam di lokasi, jelas Achmad Fauzan.

Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur Purnawan Dwikora Negara menilai aktivitas pengembangan mikro hidro di Kabupaten Malang menunjukkan sifat swadaya masyarakat untuk kemandirian energi.

Inisiatif lokal tersebut, katanya, merupakan modal sosial ekologi yang harus dirawat. Inisiatif masyarakat untuk mengurangi distribusi listrik negara.

“Intinya kemandirian harus dirawat. Pemerintah harus memfasilitasi,” kata Punawan yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang.

Inisiatif masyarakat juga ditunjukkan dalam bentuk kepedulian untuk menjaga sumberdaya hutan, -sumber daerah tangkapan air, untuk menggerakkan turbin. Itu turut mentransformasi peran warga sebagai pengabdi lingkungan.

 

 

Exit mobile version