Mongabay.co.id

Masa Depan Pahu dan Komitmen Penyelamatan Badak Sumatera

 

 

Penyelamatan badak sumatera terus berpacu dengan kepunahan. Jumlahnya di alam liar yang diperkirakan tidak lebih 80 individu, membuat gerakan penyelamatan satwa pemalu ini harus cepat dilakukan.

Joel Sartore, fotografer yang telah memotret lebih dari 10.000 spesies langka di seluruh dunia, sebagai bagian dari proyek Photo Ark untuk National Geographic, turut andil dalam kampanye penyelamatan Sumatran Rhino ini. Melalui foto badak sumatera bernama Pahu, dia mengajak kesadaran masyarakat dunia untuk turut menyelamatkan satwa langka terancam punah ini, dalam rangkaian peringatan Hari Badak Sedunia.

“Saya membuat misi mengambil foto mengagumkan ini tujuannya untuk meningkatkan kesadaran kita semua. Untuk badak sumatera ini, sungguh istimewa, karena jumlahnya yang kurang dari 80 individu tersisa di dunia. Pahu berada di suka badak, sebuah program yang bertujuan menyelamatkan badak sumatera dari kepunahan,” tutur Sartore dikutip dari Newsweek.

“National Geographic Photo Ark memberi kesempatan untuk melihat satwa dan menceritakan kisah mereka, sekaligus menyelamatkan mereka dan habitatnya,” lanjutnya, beberapa waktu lalu.

Baca: Teknologi 3D Hadirkan Badak Sumatera di Kehidupan Kita

 

Badak Pahu yang berada di Suaka Badak Kelian, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Foto: Joel Sartore/National Geographic Photo Ark via Newsweek

 

Pahu merupakan badak betina yang diselamatkan di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, pada Minggu pagi [25/11/2018]. Selanjutnya, pahu dipindahkan ke Suaka Badak Kelian, di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, sejak Maret 2019.

Tujuan jangka panjang program suaka badak adalah untuk meningkatkan populasi satwa bercula dua ini, hingga diharapkan di masa mendatang dapat dilepasliarkan kembali ke alam liar.

“Kami memiliki pengalaman lebih dari 22 tahun memelihara dan membiakkan badak Sumatera di penangkaran. Keberhasilan itu dapat dilihat di Cincinnati Zoo & Botanical Gardens lalu di Suaka Badak Sumatera Taman Nasional Wak Kambas. Kami yakin, program suaka ini dapat membantu mengembalikan kondisi badak sumatera menjadi lebih baik lagi,” tutur Susie Ellis, dari International Rhino Foundation, dalam sebuah pernyataan di situs mereka yang masih dikutip dari Newsweek.

Baca: Pari Bakal Temani Pahu di Suaka Badak Kelian

 

Badak Pahu yang saat ini masih menanti teman di Suaka Badak Kelian. Foto: Joel Sartore/National Geographic Photo Arc via Newsweek

 

Kritis

Prioritas penyelamatan badak sumatera merupakan wujud nyata pelaksanaan Rencana Aksi Darurat [RAD] Badak Sumatera yang ditetapkan Dirjen KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [KLHK] Nomor: SK.421/KSDAE/SET/KSA.2/12/2018, pada 6 Desember 2018.

Kriteria darurat badak sumatera diberlakukan mengingat laju reproduksinya yang sangat rendah, populasi begitu sedikit, sementara ancaman kehidupannya begitu tinggi. Terhadap kondisi tersebut, jumlah badak yang kurang dari 15 individu dalam satu kantong populasi harus segera diselamatkan.

Baca: Sesuai Harapan, Badak Sumatera di Kalimantan Timur Berhasil Diselamatkan

 

Badak Pahu saat masuk pit trap, untuk diselamatkan dari kepunahan. Foto: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/Sumatran Rhino Rescue

 

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati [KKH], Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [KLHK], Indra Exploitasia, pada webinar “Status Konservasi Badak di Indonesia” Jumat, 3 Juli 2020 menjelaskan, KLHK terus menjaga kesehatan Pahu dan juga mengawasi keberadaan badak Pari di Mahakam Ulu, yang menjadi target untuk diselamatkan.

“Pahu sejauh ini kondisinya baik dan tetap menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi,” terangnya.

Indra menambahkan, ancaman nyata kehidupan badak sumatera di Kalimantan adalah tingginya aktivitas manusia di sekitar habitat. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena habitat dikelilingi HPH dan perusahaan tambang.

“Informasi morfologi, biologi serta status kesehatan reproduksi badak di Kalimantan juga belum banyak diketahui. Pastinya, Pemerintah Indonesia berkomitmen menyelamatkan seluruh badak sumatera.”

 

Badak Pahu yang menghuni Suaka Badak Kelian sejak Maret 2019, di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Foto: KLHK/BKSDA Kaltim

 

Badak sumatera merupakan jenis satwa langka yang berdasarkan IUCN statusnya Kritis [Critically Endangered] atau satu langkah menuju kepunahan di alam liar.

Saat badak sumatera masih tersebar di India, Bangladesh, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaysia, termasuk Kalimantan dan Sumatera, satwa ini diklasifikasikan dalam tiga subjenis.

Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis tersebar di Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Dicerorhinus sumatrensis harrissoni ada di wilayah Kalimantan. Sementara Dicerorhinus sumatrensis lasiotis ditemukan di Vietnam, Myanmar bagian utara hingga Pakistan bagian timur.

Untuk subjenis Dicerorhinus sumatrensis lasiotis, beberapa peneliti badak menyebutkan, keberadaannya sudah tidak terlihat lagi sejak puluhan tahun lalu yang diindikasikan punah.

Kini, badak sumatera hanya ada di Indonesia. Persebarannya ada di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Way Kambas, serta Kalimantan Timur.

 

 

Exit mobile version