Mongabay.co.id

Mengapa Burung-burung Pemakan Bangkai Ini Tak Pernah Melewati Perbatasan Spanyol – Portugal?

Burung Nasar hitam di Spanyol yang tidak mau terbang mencari makan ke Portugal. Grafis : Hidayaturohman/Mongabay Indonesia

 

Ada yang aneh dengan burung-burung ini. Mereka mampu terbang hingga 400 km sekali terbang, dan bebas berkeliaran di mana saja, termasuk wilayah Spanyol. Tapi, ternyata burung predator raksasa ini benar-benar menghindari tetangga Spanyol, Portugal. Mengapa?

Para peneliti dari Portugal dan Spanyol menandai 71 burung pemakan bangkai dengan memasang sensor GPS di tubuh mereka dan memonitornya selama tiga tahun, dan memperhatikan bahwa hanya sedikit sekali dari mereka yang ‘melewati’ perbatasan menuju  ke Portugal selama periode itu.

Padahal, perbatasan antara Portugal dan Spanyol berada di sepanjang sungai dan ngarai, dan tidak ada perbedaan iklim atau topografi yang signifikan antara kedua negara tersebut. Namun, di Spanyol ada banyak burung nasar, sedangkan di Portugal hanya ada sedikit.

Para peneliti tersebut mengatakan bahwa burung-burung bangkai (burung nasar) menghindari Portugal dalam perburuan makanan, dan hal ini berkaitan dengan merebaknya penyakit sapi gila beberapa tahun lalu.

Eneko Arrondo dari tim peneliti di Donana Biological Station, Spanyol mengatakan bahwa undang-undang Portugal yang ketat dalam mencegah penyebaran penyakit sapi gila mengharuskan peternak untuk segera membersihkan bangkai hewan yang dari ladang peternakan mereka, dan menyerahkannya kepada petugas pemerintah untuk kemudian dibakar atau dikuburkan. Ini berarti burung-burung pemakan bangkai ini  tidak memiliki kesempatan untuk memakannya.

baca : Ini Sepuluh Burung yang Mampu Terbang Tertinggi

 

Burung pemakan bangkai Griffon (kiri) dan Nasar hitam (kanan) di Spanyol yang tidak mau terbang ke Portugal. Foto : Eneko Arrondo/Donana Biological Station

 

Bangkai sapi merupakan pakan penting bagi burung nasar yang makanan utamanya adalah bangkai hewan. Di Spanyol, biasanya bangkai sapi dibiarkan utuh, tetapi di Portugal menurut undang-undang wajib membuang bangkai sapi dengan cara mengubur atau membakarnya secara langsung. Perlu diketahui bahwa kini, Spanyol adalah rumah bagi 90% burung bangkai di Eropa.

Di Eropa, terdapat peraturan keras yang melarang meninggalkan ternak yang mati akibat penyakit sapi gila. Namun, di Spanyol, timbul penolakan secara masif akan aturan tersebut. Mereka berdalih bahwa mengumpulkan, mengangkut, dan membuang ternak mati itu mahal biayanya, dan juga karbondioksida yang dikeluarkan selama pembakaran akan menyebabkan polusi. Karena penolakan tersebut Dewan Regional Uni Eropa mengizinkan bahwa ternak yang mati akibat sapi gila bisa ditinggalkan di ladang, dengan syarat bahwa lokasnya jauh dari pemukiman.

Sedangkan, Portugal secara ketat melaksanakan peraturan tersebut. Dan sejak itu, para ilmuwan telah mencatat “penurunan mendadak” dalam kunjungan burung griffon (Gyps fulvus)  dan burung nasar hitam (Aegypius monachus) melintasi perbatasan ke Portugal. Studi mereka menetapkan bahwa kemungkinan besar terkait dengan ketersediaan bangkai yang minim di Portugal, bukan karena sebab lain seperti iklim atau kendala geografis.

baca juga : Mengapa Beberapa Jenis Burung Memiliki Kecerdasan Luar Biasa?

 

Burung griffon atau Gyps fulvus (kiri) dan burung nasar hitam (Aegypius monachus). Foto : twitter Bruno Martin

 

Peraturan awal Uni Eropa tahun 2001 yang menuntut pembakaran bangkai secara langsung  memiliki “dampak lingkungan yang sangat negatif” terhadap populasi burung bangkai, kata Arrondo kepada surat kabar Spanyol El Pais. Nicolas Lopez dari Spanish Ornithological Society setuju bahwa “peraturan tersebut akan membuat burung bangkai makin terancam punah”.

Eneko Arrondo mengatakan penyelarasan peraturan ini “penting” untuk pemulihan populasi burung nasar asli Portugal, yang berada di ambang kepunahan.

Joaquim Teodosio dari  Portuguese Society for the Study of Birds  mengatakan bahwa institusinya dan juga badan-badan kedokteran hewan dan kehutanan Portugal itu mendorong agar negara tersebut mempunyai “kawasan tertutup yang disisihkan untuk menyimpan bangkai” di dekat koloni burung nasar terbesar yang tersisa di Portugal.

Dia mengatakan kepada surat kabar Publico bahwa burung-burung itu juga telah kehilangan habitat karena kebakaran hutan yang menghancurkan musim panas tahun sebelumnya. Menurut Birdlife International, populasi burung Griffon terus menurun, dan dalam 10 tahun terakhir, populasinya berkurang 30%. Meski begitu, statusnya di IUCN masih least concern. Sedangkan Burung Nasar Hitam, populasinya juga terus menurun, dan status konservasinya di IUCN adalah near threatened (hampir terancam).

 

Burung griffon (Gyps fulvus). Foto : twitter Bruno Martin

 

***

 

Sumber : bigthink.com, gigazine.net, bbc.com, datazone.birdlife.org, datazone.birdlife.org, twitter.com/TurbanMinor

 

***

 

Keterangan foto utama : Burung Nasar hitam di Spanyol yang tidak mau terbang mencari makan ke Portugal. Grafis : Hidayaturohman/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version