Mongabay.co.id

Tanaman-tanaman yang Diprediksi Bisa Tumbuh di Mars

Ilustrasi tanaman di Mars | gambar asli dari NASA

 

 

Jika Anda penggemar film science fiction, bisa jadi Anda mengenal film blockbuster yang satu ini. ‘The Martian’ judulnya. Seorang astronot NASA bernama Mark Watney [diperankan Matt Damon] terdampar bertahun-tahun di Planet Mars, setelah sesama astronot NASA mengira dia meninggal dan akhirnya meninggalkan Planet Merah tanpanya. Watney ditinggalkan dengan pakaian luar angkasa dan controlled-environment habitation module [atau Hab].

Kabar baiknya, Watney yang merupakan ahli botani, memiliki beberapa kentang di Hab yang dapat dia gunakan untuk menghasilkan makanan saat menunggu tim NASA menjemput dan menyelamatkannya. Kabar buruknya, Mars adalah planet gurun, gersang, kering, tanpa air, tidak ada tumbuhan sebelumnya.

Dalam ceritanya, keterampilan Watney membantunya bertahan dari cobaan. Dia menggunakan kentang yang dikemas NASA untuk ekspedisinya ke Mars bersama dengan kotorannya sendiri dan berhasil menanam kentang di sebuah pertanian kecil dalam Hab. Selain itu, pengetahuannya tentang kimia memungkinkan dia membuat air, yang digunakan untuk mengairi kentang.

Memperbaiki pertanian kentang Mars dan menghasilkan air dari nol terdengar lebih fiksi daripada sains. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa beberapa tanah di Mars dapat digunakan untuk menanam tumbuhan.

Lantas, bagaimana sebenarnya Watney menyuburkan tanah Mars? Pertanyaan besarnya adalah, mungkinkah membuat air di Mars dan menumbuhkan tanaman pangan?

Baca: Penemuan Air di Mars, Patutkah Kita Bergembira?

 

Pemodelan 3D Planet Mars. Sumber: NASA

 

Planet mirip Bumi

Perlu diingat, meskipun Mars memiliki lingkungan keras untuk kehidupan seperti yang kita ketahui, Mars diyakini para ahli menjadi planet paling layak huni di tata surya kita, selain Bumi. Menurut NASA, miliaran tahun lalu, Mars bahkan memiliki lautan seperti lautan kita. Beberapa tempat di Bumi telah digunakan untuk mempelajari Mars, seperti kawasan di Antartika, Hawaii, dan Amerika Selatan.

Ilmuwan telah mempelajari Mars sejak awal 1960-an. Mereka telah mengirim pesawat ruang angkasa kecil yang terbang, mengorbit, dan mendarat di Mars. Pesawat ruang angkasa ini memberi informasi, meskipun beberapa tempat di Bumi terlihat seperti Mars, Planet Merah memang lingkungan yang sangat keras untuk kehidupan.

Atmosfer di Mars memiliki sekitar 95% karbondioksida, yang tidak memungkinkan manusia untuk bernapas. Mars juga jauh lebih dingin dari Bumi. Ini sebagian besar karena letaknya lebih jauh dari Matahari ketimbang Bumi. Misi Viking NASA, yang mendarat di Mars pada 1976, mencatat suhu rata-rata –62 ºC, yang lebih dingin dari kutub Utara atau Selatan di Bumi. Jika terkena suhu Mars, tumbuhan, manusia, dan makhluk hidup lainnya akan membeku dengan cepat.

Baca: Dan Akhirnya, Bulan akan Ditambang 

 

Fakta tentang Planet Mars. Sumber: NASA

 

Menyuburkan tanah Mars

Penelitian menunjukkan, tanah di Mars memiliki beberapa nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan bertahan hidup. Tetapi karena kondisi Mars sangat dingin, tumbuhan seperti kentang yang ditanam Mark Watney perlu berada dalam lingkungan khusus, seperti Hab-nya. Juga, seperti di Bumi, nutrisi di tanah Mars bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.

Jadi, orang yang terdampar di Mars harus bersiap beralih ke cara-cara cerdik, membuat tanah lebih cocok untuk pertumbuhan tanaman.

Ketika tanah kaya akan nutrisi — seperti nitrogen, fosfor, dan kalium — maka tumbuh berkembang baik. Pupuk membantu petani menggandakan hasil panen mereka dan mengandung 5% atau lebih nutrisi utama tanaman. Pupuk juga memasok nutrisi ke tanaman yang tidak dimiliki beberapa tanah.

Di Bumi, para ahli mendorong penggunaan limbah organik, atau kotoran, untuk menyuburkan tanah, meskipun badan lingkungan AS mengatur penggunaan tersebut untuk menghindari penularan virus dan bakteri yang dapat mencemari hasil panen. Sumber nutrisi lain, seperti sisa makanan organik, juga bermanfaat. Itulah sebabnya, misalnya, sebagian orang mencampurkan kulit pisang atau ampas kopi ke dalam tanah di kebun mereka.

Di Mars, Watney tidak memiliki pupuk buatan. Awalanya, ia memang tidak berencana tinggal di sana dalam waktu lama, apalagi harus bertani. Padahal, di masa lalu, ketika teknologi belum begitu maju, para petani menggunakan limbahnya sendiri untuk menyediakan nutrisi penting, seperti nitrogen dan fosfor, ke tanah mereka.

Baca juga: Miliki Air, Planet Sejauh 111 Tahun Cahaya ini Ditinggali Makhluk Hidup? 

 

Struktur Planet Mars. Sumber: NASA

 

Mars, rumah masa depan?

NASA dan perusahaan-perusahaan swasta seperti SpaceX maupun Blue Origin, telah mencanangkan dalam dekade mendatang, sudah ada manusia yang mendarat di Mars. Untuk bertahan hidup di sana, manusia membutuhkan banyak persiapan dari sekarang, tidak terkecuali makanan.

Membawa makanan dari Bumi menambah beban pesawat ruang angkasa, dan tentu saja akan cepat habis. Calon penduduk Mars perlu menanam di lokasi untuk bertahan hidup. Tanah memerlukan beberapa nutrisi yang dibutuhkan tanaman, baik makro maupun mikro. Ternyata, semua terkandung di tanah Mars.

 

Uji coba tumbuhan yang ditanam sebagaimana tanah yang ada di Planet Mars. Sumber: NASA

 

Beberapa waktu lalu, sejumlah mahasiswa di Universitas Villanova [Pennsylvania, AS] melakukan penelitian tentang kondisi tanah di Mars dan potensi menumbuhkan tanaman. Mereka memperoleh simulasi tanah Mars, terbuat dari basal vulkanik yang mirip dengan yang ada di Mars, dan mencampurkannya dengan senyawa lain untuk membuatnya sekitar 90% mirip dengan regolit [tanah di permukaan] Mars.

Para mahasiswa memprioritaskan potensi tanaman bergizi di Mas, termasuk selada, kangkung, bawang putih, kentang, dan lainnya. Mereka kemudian menanam bibit dalam konsentrasi berbeda dari tanah Mars di rumah kaca kampus yang dipasang untuk penerangan.

Dalam percontohan tersebut, beberapa tanaman pangan eksperimental tumbuh baik, seperti selada dan kangkung. Tetapi, tidak pada kentang. Simulant Mars yang seperti tanah liat begitu kental sehingga menghancurkan taters yang tumbuh, sehingga tidak ada ruang untuk mengembang bagi kentang. Secara keseluruhan, tanaman-tanaman tersebut tumbuh jauh lebih baik ketika para mahasiswa menambahkan pengisi seperti bubuk kopi ke simulant Mars.

 

Percobaan yang menunjukkan tanaman tumbuh dengan simulasi tanah sebagaiman di Planet Mars. Percobaan ini dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di Universitas Villanova [Pennsylvania, Amerika]. Foto: Dok. Universitas Villanova

 

Penelitian yang sama dilakukan ilmuwan di Wageningen University dan Research Center di Belanda. Para peneliti menanam 10 tanaman yakni tomat, gandum hitam, lobak, kacang polong, daun bawang, bayam, roket taman, selada, quinoa, dan daun bawang di tanah yang dibuat sama dengan tanah Mars.

Meskipun tanah yang mirip seperti Mars menghasilkan tanaman sedikit lebih sedikit daripada tanah Bumi biasa, perbedaannya tidak terlalu besar. Para peneliti mengambil kesimpulan, dalam kondisi yang tepat, penghuni awal Mars mungkin dapat memberi makan diri mereka sendiri secara berkelanjutan dengan tanaman yang ditanam di planet tersebut.

“Produksi biomassa di tanah simulant Mars lebih rendah ketimbang Bumi, tetapi itu adalah perbedaan kecil. Tanaman-tanaman di salah satu baki menunjukkan pertumbuhan lebih sedikit,” kata ketua peneliti Wieger Wamelink, dikutip dari Science Alert.

“Itu benar-benar kejutan bagi kami, tanah di Mars memiliki potensi besar jika disiapkan dan disiram dengan benar.”

Meski begitu, perlu di ingat bahwa penelitian di kedua tempat tersebut dilakukan di Bumi. Studi tersebut juga hanya meniru tanah di Mars, bukan kondisi lainnya – seperti radiasi luar angkasa yang keras, atau perbedaan panas dan dingin yang drastis.

Tumbuhan ditanam di rumah kaca di bawah atmosfer Bumi, dengan kelembaban, cahaya, dan suhu stabil. Wamelink menggarisbawahi bahwa, “Kami berharap pertumbuhan tanaman pertama di Mars akan berlangsung di ruang bawah tanah untuk melindunginya dari lingkungan tidak bersahabat.” Namun, dia juga menambahkan, tentu saja saat ini masih belum bisa diprediksi dengan tepat bahwa berada di planet lain tentu akan memengaruhi prosesnya.

Selain itu, tanaman-tanaman yang berhasil tumbuh di tanah mirip Mars tersebut belum melakukan percobaan paling penting, yakni apakah aman dimakan. Tentu saja tidak ada gunanya menanam tumbuhan jika meracuni kita.

“Tanah mengandung logam berat seperti timbal, arsen, merkuri dan banyak zat besi,” kata Wamelink. “Jika komponen itu tersedia untuk tanaman, mereka dapat diambil dan menemukan jalannya ke dalam buah, membuatnya beracun.”

Terlepas dari keterbatasan, cukup menarik untuk mengetahui bahwa tanah di Planet Merah mampu menumbuhkan tanaman pangan kita. Beberapa tahun lalu, astronot juga berhasil menanam dan memakan selada pertama di Stasiun Luar Angkasa Internasional [ISS] dan ini makin membuat banyak pihak yakin, bahwa perjalanan ke Mars adalah sebuah event yang layak kita tunggu. [Berbagai sumber]

==

Gambar utama: permukaan Mars by NASA dan diubahsuai oleh tim kreatif Mongabay

 

Exit mobile version