Mongabay.co.id

Kemungkinan Besar, Fosil Dinosaurus Bisa juga Ditemukan di Bulan?

 

 

Kabar yang aneh sekaligus mengejutkan tentang dinosaurus bertebaran di dunia maya beberapa minggu belakangan ini. Jika manusia ‘baru’ menjejakkan kaki di Bulan pada 20 Juli 1969, dinosaurus sudah sampai ke satelit Bumi tersebut 65 juta tahun sebelumnya, meskipun hanya tulang-tulangnya.

Jurnalis sains Peter Brannen menulis tentang hal tersebut dalam bukunya “The End of the World” tahun 2017. Dalam buku itu dituliskan, ahli geofisika Dr. Mario Rebolledo berteori bahwa asteroid yang memusnahkan reptil raksasa di Bumi 65 juta tahun lalu, mungkin telah melemparkan potongan-potongan tulang dinosaurus ke luar angkasa dan ke Bulan.

Mario adalah seorang ahli kelautan yang meraih PhD di bidang geofisika, dari Centro de Investigación Científica de Yucatán, A.C., Mérida, Yucatán, México.

Baca: Ternyata, Asteroid yang Hantam Bumi Itu Tidak hanya Musnahkan Dinosaurus

 

 

Dalam buku itu, Peter Brannen menggambarkan bahwa asteroid tersebut memiliki ukuran lebih besar dari Gunung Everest dan menghantam ke atmosfer Bumi 20 kali lebih cepat daripada peluru yang melaju kencang.

“Asteroid ini sangat cepat sehingga bisa menempuh jarak dari ketinggian jelajah [altitute] 747 km ke tanah dalam 0,3 detik,” papar Brannen, dikutip dari Daily Star.

Menurut Brannen dan Rebolledo, asteroid yang menghantam permukaan Bumi dan membunuh dinosaurus itu begitu masif. Menyebabkan atmosfer Bumi robek dan membentuk ruang hampa bahkan, sebelum asteroid menghantam.

Baca: Inilah Beberapa Tumbuhan dari Zaman Sebelum Dinosaurus, yang Masih Ada hingga Kini

 

Dinosaurus merupakan hewan yang dominan pada masanya sekitar 230 juta tahun silam. Sumber: Jurassicpark.wikia.com

 

Dalam bukunya, Brannen membagikan wawancara dengan Rebolledo, yang menjelaskan secara rinci apa yang sebenarnya mungkin terjadi 65 juta tahun lalu selama tabrakan terjadi.

“Tekanan atmosfer di depan asteroid mulai menggali kawah bahkan sebelum asteroid itu sampai di sana,” kata Rebolledo. Ketika asteroid itu menabrak, itu masih utuh.

“Saat asteroid bertabrakan dengan Bumi, tercipta lubang udara atau ruang hampa di atmoster Bumi. Saat lubang raksasa itu menutup kembali, volume bumi yang sangat besar terlempar ke orbit dan sekitarnya, semuanya dalam satu atau dua detik setelah tumbukan,” kata Rebolledo kepada Brannen.

Baca: Ikan Purba Hidup yang Melebihi Era Dinosaurus Ini Ada di Indonesia

 

Penampakan bulan saat terjadi Supermoon pada 14 November 2016. Foto: Kris Smith/Nasa.gov

 

Melalui lubang atmosfer tersebut, Rebolledo meyakini bahwa cukup banyak serpihan relik dan fosil dinosaurus terhisap ke luar angkasa dan terdampar di Bulan.

Selain itu, asteroid berukuran besar dan bergerak cepat tersebut, saat menghantam permukaan Bumi, dampaknya dapat menyebabkan puing-puing mencapai kecepatan lepas atau escape velocity sekitar 11,2 km per detik dan meninggalkan atmosfer kita sepenuhnya.

Banyak dari serpihan-serpihan tersebut yang akan jatuh kembali ke Bumi. Akan tetapi, potongan-potongan lain mungkin terlontar jauh dan lepas dari pengaruh gravitasi Bumi.

Baca juga: Lima Kepunahan Massal dalam Sejarah Bumi. Benarkah kita memasuki kepunahan ke-6?

 

Lunar Reconnaissance Orbiter [LRO] yang berada di orbitnya di Bulan, dan tampak Bumi berwarna biru. Foto: LROC/Iroc.sese.asu.edu

 

Sejauh ini, kita memiliki banyak bukti tentang skenario tersebut. Di bumi kita, setidaknya ditemukan 289 meteorit sisa-sisa benda yang menghantam Planet Mars. Banyak bulan di tata surya diperkirakan tercipta oleh hantaman raksasa di masa lalu, termasuk bulan kita.

Bahkan menurut penelitian yang dilakukan Professor Akihiko Yamagishi dari Tokyo University of Pharmacy and Life Sciences, sangat mungkin mikroorganisme bertahan dalam perjalanan dari Bumi ke planet lain.

Asteroid yang memusnahkan dinosaurus tersebut diyakini sebagai salah satu yang menciptakan Kawah Chicxulub di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Kawah ini memiliki luas 25.000 kilometer persegi, yang uurannya 37 kali lebih besar dari Jakarta. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version