- Anjing Kintamani merupakan anjing asli Bali yang sudah dikenal luas dan diakui internasional.
- Pada tanggal 20 Februari 2019, lembaga Federation Cynologique Internasionale [FCI], mengumumkan bahwa anjing Kintamani diakui sebagai anjing trah dunia.
- Anjing Kintamani Bali memiliki hubungan yang lebih erat dengan anjing Dingo dari Australia.
- Tinggi badan anjing Kintamani Bali jantan dihitung dari pundak sampai pijakan tanah adalah 45-55 cm dan betinanya sekitar 40-50 cm.
Anjing merupakan hewan yang sangat bersahabat dengan manusia dan memiliki karakter menyenangkan, bisa dilatih dan diajak bermain.
Indonesia sendiri memiliki anjing yang sudah dikenal dan diakui internasional, yaitu anjing Kintamani Bali. Anjing yang sudah menjadi maskot Kabupaten Bangli ini berasal dari pegunungan Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani. Permintaan pasar terhadap anjing Kintamani sangat tinggi karena penampilannya yang menarik.
Sebuah lembaga yang menaungi tentang keturunan atau trah anjing secara global adalah Federation Cynologique Internasionale [FCI]. Pada 20 Februari 2019, lembaga tersebut mengumumkan bahwa anjing Kintamani diakui sebagai anjing trah dunia. Dengan demikian jenis ini sejajar dengan anjing Chow-chow dari China, anjing Akita Inu dari Jepang, dan anjing Samoyed dari Rusia.
Sebuah penelitian berjudul The Kintamani Dog: Genetic Profile of an Emerging Breed from Bali, Indonesia, yang ditulis oleh I Ketut Puja, et.al [2005] menjelaskan asal usul anjing Kintamani. Mula-mula disebutkan bahwa seorang pria Tionghoa pindah ke Bali tahun 1400-an dan membawa serta anjing Chow-chownya. Ia kemudian menetap di daerah pegunungan Kintamani dan menikah dengan keluarga Bali dari Raja Jaya Pangus. Kemudian, terjadi perkawinan antara anjing Chow-chow dengan anjing lokal hingga menciptakan jenis unik, yang disebut anjing Kintamani.
“Namun penelitian ini menegaskan bahwa anjing Kintamani berasal dari anjing lokal Bali dan bukan Chow-chow,” tulis para peneliti.
Baca: Suara Anjing Liar Pegunungan Papua Ini Tidak Melolong, tapi Bernyanyi

Penelitian itu menjelaskan, hubungan yang lebih erat justru antara anjing Kintamani dengan anjing Dingo dari Australia yang lebih signifikan. Dengan demikian, kondisi ini mendukung teori bahwa Dingo Australia berasal dari anjing Asia Timur yang mengikuti ekspansi manusia Austronesia ke pulau-pulau di Asia Tenggara.
“Dingo Australia telah diisolasi dari populasi induknya selama 5.000 tahun, namun populasi anjing liar Dingo dan Bali tetap dekat secara genetik,” ungkap peneliti.
Hal ini menunjukkan, populasi anjing Bali juga relatif terisolasi selama ribuan tahun. Anjing Kintamani menunjukkan keterkaitan yang berbeda dengan ras AKC [American Kennel Club], tergantung pada apakah ras tersebut berasal dari Eropa atau Asia. Ini dikarenakan, anjing ras Asia lebih dekat hubungannya dengan anjing Asia Tenggara dari pada ras Eropa, dan mendukung konsep bahwa berbagai ras anjing telah berevolusi seiring dengan berkembangnya ras manusia.
Anjing Kintamani. Seperti dikutip dari Kompas.id memiliki ciri-ciri umum bertelinga tebal, kuat, berdiri berbentuk V terbalik dengan ujungnya membulat, dan warna merah oranye. Lalu matanya berbentuk lonjong seperti buah almond dengan bola mata berwarna cokelat gelap dan bulu mata berwarna putih. Hidung berwarna hitam kecokelatan dan bibir berwarna cokelat kehitaman. Sifat umum lainnya adalah pemberani, tangkas, waspada, dan curiga yang cukup tinggi.
Anjing Kintamani juga dikenal penjaga yang handal, sebagai pengabdi yang baik terhadap pemiliknya, tidak lupa kepada pemilik atau perawatnya. Selain itu, anjing ini suka menyerang anjing atau hewan lain yang memasuki wilayahnya dan juga menggaruk-garuk tanah sebagai tempat perlindungan. Pergerakannya bebas, ringan, dan lentur.
Baca juga: Jangan Keliru, Wujud Anjing Ajag Sekilas Mirip Serigala

Dalam jurnal Indonesia Medicus Veterinus berjudul “Perbedaan Morfometri Anjing Kintamani Bali yang Dipelihara di Kabupaten Bangli dan Kota Denpasar” ditulis oleh Ainun Rizki Amalia, I Ketut Suatha, dan I Gusti Ayu Agung Suartini [2019], dijelaskan mengenai penelitian anjing Kintamani menggunakan data statistika. Hal yang dilihat adalah perbandingan antara jenis kelamin dan umur yang sama dengan asal berbeda; yaitu Kabupaten Bangli dan Kota Denpasar, yang menunjukkan tidak ada perbedaan ukuran signifikan atau tidak berbeda nyata.
Para peneliti mengungkapkan, berdasarkan standarisasi pada Himpunan Trah Anjing Kintamani Bali [HTAKB] tahun 2015, ukuran tubuh anjing Kintamani Bali betina memang cenderung lebih kecil dari anjing Kintamani Bali jantan. Tinggi badan anjing Kintamani Bali jantan dihitung dari pundak sampai pijakan tanah adalah 45-55 cm dan anjing betina sekitar 40-50 cm.
Standarisasi yang dikeluarkan HTAKB pada 2015 tersebut sesuai dengan hasil data pada sampel yang diambil di Kota Denpasar dan Kabupaten Bangli. Rata-rata, tinggi kaki depan anjing Kintamani Bali jantan sekitar 46,22-48,32 cm, sedangkan rata- rata tinggi kaki depan anjing Kintamani Bali betina yaitu 44,82-46,67 cm. Ditinjau dari sistem pemeliharaan, kondisi lingkungan, dan pakan yang diberikan terhadap anjing Kintamani Bali yang dipelihara di Kabupaten Bangli dan Kota Denpasar, semuanya cenderung sama.
“Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan ukuran morfometri panjang tubuh, tinggi kaki belakang, tinggi kaki depan, panjang kepala, panjang nasale, jarak panggul, dan jarak sudut mata. Untuk lingkar dada anjing Kintamani Bali tidak berbeda nyata atau sama, saat dibandingkan berdasarkan jenis kelamin dan umur yang sama dengan asal yang berbeda yaitu Kabupaten Bangli dan Kota Denpasar,” tulis para peneliti.