Mongabay.co.id

Kecombrang, Tumbuhan Khas Indonesia yang Kaya Manfaat

 

 

Kecombrang [Etlingera elatior] adalah tumbuhan rempah yang sangat bermanfaat untuk masakan, seperti dijadikan bahan sambal, pecel, dan lainnya.

Bunga kecombrang tampilannya cantik, bagai obor berwarna merah. Bagian inilah yang diolah sebagai bumbu masakan. Daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sayur asam. Sementara bagian batang, biasanya digunakan sebagai pemberi citarasa pada masakan daging.

Di sumatera Utara, kecombrang dikenal dengan sebutan kencong atau kincung. Di Sumatra Barat namanya sambuang, Bengkulu [unji], Jawa [kecombrang], Sunda [honje], Bali [bongkot], dan bunga kantan di Malaysia.

Sedangkan orang barat menyebut tanaman ini torch ginger atau torch lily karena warna bunganya yang merah mempesona. Beberapa orang juga menyebutnya porcelein rose mengacu pada keindahannya.

Selain sebagai bumbu masakan, masyarakat tradisional juga memanfaatkan buahnya untuk mengobati sakit telinga dan daunnya untuk membersihkan luka. Daun kecombrang yang dikombinasikan dengan tanaman aromatik dapat dimanfaatkan sebagai penghilang bau badan.

Baca: Kecombrang yang Menggairahkan Kelompok Perempuan Peduli Situs Warisan Dunia

 

Kecombrang merupakan tumbuhan rempah yang wanginya menggugah selera. Foto: Intan Yones Astika

 

Hasil penelitian Sofa Farida dan Anshary Maruzy yang terbit di Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, berjudul Kecombrang [Etlingera elatior]: Sebuah Tinjauan Penggunaan Secara Tradisional, Fitokimia dan Aktivitas Farmakologinya 2016, dijelaskan bahwa tanaman asli Indonesia ini mengandung senyawa beragam.

Pada rimpangnya terkandung saponin, tanin, sterol dan terpenoid. Sedangkan di bagian daun dan bunga mengandung senyawa flavonoid, kaemferol, dan kuersetin. Senyawa yang ditemukan tersebut memberikan manfaat besar bagi manusia.

“Salah satunya sebagai antioksidan, pencegahan dan pengobatan penyakit degeneratif, kanker, penuaan dini, dan gangguan sistem imunitas tubuh,” tulis Sofa Farida dan Anshary Maruzy.

Selain itu, kandungan senyawa flavonoid hampir terdapat pada semua bagian tumbuhan ini termasuk buah, akar, daun dan kulit luar batang, yang khasiatnya sebagai antioksidan, antibakteri, antivirus, antiradang, antialergi, dan antikanker.

Baca: Pernah Jadi Andalan Sumatera Selatan, Tanaman Gambir Kini Ditinggalkan

 

Bunga kecombrang memiliki banyak manfaat terutama sebagai antioksidan. Foto: Intan Yones Astika

 

Warna merah

Kecombrang merupakan tumbuhan dari keluarga Zingiberaceae. Jika batangnya menua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas, dengan tinggi mencapai 5 meter. Batang berciri khas membesar di pangkalnya; tumbuh tegak dan banyak, berdekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah.

Rimpangnya tebal, berwarna krem, merah jambu ketika muda. Daunnya 15-30 helai tersusun dalam dua baris, berseling. Ada mahkota bentuk tabung warna merah jambu setinggi hingga 4 cm.

Nancy Dewi Yuliana, ahli kimia makanan dari Institut Pertanian Bogor [IPB] mengatakan di antara bahan-bahan makanan yang bisa dimanfaatkan untuk menjaga daya tahan tubuh, terutama mencegah COVID-19, banyak berasal dari sekitar masyarakat.

“Salah satunya bunga kecombrang, leunca, takokak,” kata Nancy dikutip dari situs ipb.ac.id.

Pada peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2020, kecombrang dijadikan maskot puspa dengan tema utama Puspa dan Satwa Harapan untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan.

Baca juga: Inilah Momala, Jagung Lokal Berwarna Ungu dari Gorontalo

 

Kecombrang merupakan tumbuhan yang kaya manfaat. Foto: Rika Nofrianti

 

Budidaya kecombrang

Bila ingin membudidayakan kecombrang, ada hal penting yang perlu kita diperhatikan, yaitu bibit sehat. Mengutip Mediatani.co, salah satu cara paling mudah adalah melalui stek batang.

Pertama, pilih batang tua, potong dengan pisau tajam dan keringkan getahnya. Lalu rendam, sampai muncul bulu-bulu halus calon akar di bekas potongan. Ciri-ciri batang tua adalah warnanya gelap dan keras.

Kedua, pastikan media tanamnya subur dengan nutrisi cukup. Gunakan media tanam yang terdiri tanah dan kompos dengan komposisi 2 : 1 dan aduk hingga rata. Media tanam ini bisa dimasukkan dalam polybag berdiameter minimal 20 cm.

Langkah berikutnya adalah penanaman. Buatlah lubang di media tanam, lalu masukkan potongan batang kecombrang. Tancapkan bibit tersebut sedalam 5 hingga 10 cm, atau sampai bulu akarnya tertutup.

Setelah beberapa minggu, akan terlihat daun baru yang bisa dipindahkan ke pot atau lahan tanam.

Tanaman ini juga membutuhkan penyinaran dan sinar matahari sepanjang hari. Perawatan intensif perlu dilakukan hingga bunga kecombrang tumbuh 40 sampai 60 cm.

 

 

Exit mobile version