Mongabay.co.id

Lumba-lumba Risso Terdampar di Jembrana, Bagaimana Nasibnya?

 

Seekor lumba-lumba Risso (Grampus griseus) ditemukan terdampar hidup di perairan Pantai Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kabupaten Jembrana, pada Jumat (16/4). Tim penanganan harus memindahkan ke laut lepas dengan perahu.

Lumba-lumba ini berukuran lebih dari dua meter, berusia sekitar 15 tahun, dan berjenis kelamin betina. Saat terdampar, diketahui masih bernafas dengan stabil, namun kesulitan melewati ombak.

Dewa Gde Tri Bodhi Saputra, tim dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar mengatakan pihaknya tiba sekitar jam 14.10 siang di lokasi. Di sana sudah ada tim dari Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Pokwasmas, dan pihak lain yang menangani lumba-lumba terdampar.

Menurut catatan laporan, peristiwa ini disampaikan warga bernama Made Pariata pada pagi hari. Lumba-lumba sulit bergerak dan tidak merespon, namun jantungnya masih berdenyut.

Warga melaporkan peristiwa terdampar ini ke Satpas Polair, lalu mengecek ke lokasi. Kondisi awal lokasi penemuan pada koordinat 8°23’45.7″LS dan 114°43’50,2″BT, kondisi pantai surut, cuaca cerah panas.

baca : Paus Mati dan Lumba-lumba Luka Terdampar di Perairan Natuna, Apa Penyebabnya?

 

Seekor lumba-lumba Risso (Grampus griseus) ditemukan terdampar hidup di perairan Pantai Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kabupaten Jembrana, pada Jumat (16/4). Foto : BPSPL Denpasar

 

Saat tim respon cepat tiba di lokasi, lumba-lumba telah diupayakan digiring ke tengah laut oleh Satwas PSDKP Jembrana, JAAN, dan Pokmaswas Satgas Lingkungan Pejarakan sampai pukul 15.30 WITA namun kembali terdampar.

Kawasan pantai disebut bukan kampung nelayan. Tim penanganan berusaha menggiring ke laut, namun lumba-lumba kesulitan melalui ombak, dan terdampar lagi sampai sore hari. Setelah diskusi dan konsultasi lewat telepon dengan dokter hewan Dwi Suprapti dari Flying Vet, disepakati memindahkan lumba-lumba ke laut lepas menggunakan perahu.

“Bukan daerah nelayan. Jarang ada perahu. Paling mudah dibawa ke Pelabuhan Pengambengan,” urai Dewa terkait upaya mendapatkan perahu untuk membawa si lumba-lumba ke tengah laut. Pengambengan adalah lokasi pendaratan ikan besar di Jembrana.

Dokter disebut memberikan tindakan medis berupa injeksi vitamin dan antikonvulsan (obat penenang) untuk menambah tenaga. Selain itu mencegah tingkat stres berlebihan selama transportasi menuju tempat pelepasan yang menempuh jarak 22 km. Lumba-lumba ditandu dan dibasahi agar tidak dehidrasi selama perjalanan darat dan di perahu.

Menggunakan kapal nelayan, lumba-lumba dibawa sampai di area di luar pelabuhan. Kondisi lumba-lumba saat itu lemah tapi bisa berenang. lumba-lumba berhasil dilepas di tengah laut pada pukul 18.44 WITA.“Menurut dokter hewan, kondisinya cukup baik, nafasnya stabil,” tambahnya. Setelah dipastikan bisa berenang, tim bekerja sama dengan taruna Poltek KP Jembrana untuk memantau dan menelusuri pantai untuk antisipasi jika terdampar lagi. Hingga Sabtu, menurutnya belum ada laporan lumba-lumba ini.

baca juga : Nasib Lima Lumba-lumba Ditengah Wabah Corona

 

Seekor lumba-lumba Risso (Grampus griseus) ditemukan terdampar hidup di perairan Pantai Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kabupaten Jembrana, pada Jumat (16/4). Foto : BPSPL Denpasar

 

Putu Juli Sukariadi, dokter hewan Indonesia Aquatic Megafauna (IAM) Flying Vet yang bergabung dengan tim penanganan mengatakan pihaknya fokus mengembalikan ke laut karena kondisi lumba-lumba memungkinkan. Ia tidak membawa alat ukur, dan memperkirakan dari rentangan tangan dan panjang mobil pick-up yang mengangkut dari lokasi terdampar ke pelabuhan untuk melepaskan ke tengah laut.

Ia mengaku mendapat informasi cukup lama dari perkiraan terdampar yakni jam 14.45, dan tiba 15.15 WITA di lokasi karena kebetulan sedang pulang kampung untuk hari raya Galungan. Juli bekerja di Kalimantan Barat.

“Kondisi ombak tinggi dan arus kuat. Terus berupaya didorong oleh tim tapi gagal,” ingatnya. Dari pemeriksaan luar ia tak menemukan luka serius. Hanya luka memar di flipper kiri dan luka tak spesifik di flipper atas. Selain itu lecet-lecet pada kulit.

Ketika dilepaskan di tengah laut, ia melihat lumba-lumba terlihat stabil, ketika berenang tidak miring-miring. Hanya stamina lemah karena cukup lama terdampar. lumba-lumba masih mampu berenang, dan diobservasi beberapa saat. Ia mengatakan pemantauan dibantu oleh pekerja di keramba mutiara di tengah laut.

Juli menyebut untuk mengetahui penyebab terdampar harus melalui pemeriksaan lebih lanjut. Pantai pesisir selatan Jembrana dikenal dengan ombak tinggi dan arus kuat. Beberapa titik menjadi lokasi surfing seperti Pantai Medewi.

perlu dibaca : Lumba-lumba Itu akan Diolah jadi Daging Asap

 

Tim terpadu melakukan evakuasi dengan memindahkan lumba-lumba Risso dari tempat terdampar di Pantai Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kabupaten Jembrana, ke tengah lewat Pelabuhan Pengambengan. Foto : BPSPL Denpasar

 

Sebelumnya lumba-lumba Risso ini sempat diidentifikasi sementara sebagai melon-headed whale, salah satu jenis lumba-lumba. Sekilas memang mirip karena bentuk kepalanya. Dikutip dari laman whalefact  paus kepala melon dianggap sebagai lumba-lumba berukuran sedang. Spesies lumba-lumba ini lebih suka berenang di perairan hangat dan dapat ditemukan hidup di seluruh samudra tropis dan subtropis di dunia.

Meskipun namanya merujuk pada mereka sebagai paus, mereka sebenarnya adalah bagian dari keluarga lumba-lumba dan terkait erat dengan paus pembunuh kerdil (pygmy killer whale), yang juga merupakan lumba-lumba. Paus berkepala melon dikenal sering berkumpul dalam kelompok besar yang terdiri dari 100-1000 lumba-lumba dan mungkin terlihat berenang bersama spesies lumba-lumba lainnya.

Sedangkan Risso’s dolphin atau Grampus griseus termasuk The IUCN Red List of Threatened Species 2018. Lumba-lumba Risso memiliki kepala yang tumpul dan persegi dan tidak memiliki paruh seperti delphinida lainnya. Sirip punggungnya tinggi dan melengkung seperti sabit, dan siripnya panjang, runcing, dan melengkung. Bagian anterior bodi sangat kokoh, meruncing ke tailstock yang sempit. Panjang tubuh dewasa berkisar antara 2,6 hingga 4 m, dengan massa tubuh rata-rata sekitar 400 kg. Jenis kelaminnya serupa ukurannya. Panjang bayi baru lahir berkisar antara 1,1 hingga 1,5 m dan rata-rata 20 kg saat lahir.

Kabupaten Jembrana yang berada di Bali barat menjadi salah satu lokasi terdampar satwa laut terbanyak di Bali, selain Badung. Pesisirnya terkoneksi dari Selat Bali yang memisahkan Pulau Bali dan Jawa. Selain ombak yang besar, pantai berpasir hitam di pesisir Jembrana ini juga jadi salah satu lokasi pendaratan penyu untuk bertelur.

baca juga : IUCN Red List : 31 Jenis Satwa Punah dan Semua Lumba-lumba Air Tawar Terancam Punah

 

Petugas penanganan mengukur morfometri Hiu Paus yang ditemukan terdampar hidup kemudian mati pada Selasa (29/9/2020) di Pantai Penuktukan, Kabupaten Jembrana, Bali. Foto: arsip BPSPL Denpasar

 

Kasus sebelumnya pada 29 September 2020, seekor hiu paus terdampar di Pantai Penuktukan, Kabupaten Jembrana. Hiu paus dengan panjang 7,5 meter ini hanya diam terombang-ambing seakan tak bertenaga. Namun sejumlah warga termasuk dua warga asing terlihat terus berupaya mendorong agar mendapatkan air lebih dalam.

Pada saat ditemukan, hiu paus masih dalam kondisi hidup di pinggir pantai, dan masyarakat melakukan upaya mendorong ikan hiu pausa ke arah laut. Namun tidak berhasil dan akhirnya mati.

Dari pengukuran morfologi, panjang ikan hiu paus itu adalah 750 cm, lebar lingkar tubuh 200 cm, panjang sirip punggung 97 cm, dan panjang sirip ekor 180 cm. Identifikasi jenis kelamin diperkirakan betina.

Dari analisis sementara, ikan hiu paus terdampar diduga karena sedang mencari makan ikan teri yang sedang musim di pinggir pantai sekitar Penuktukan. Ketika terdampar, kondisi laut menuju surut bergelombang, sehingga ikan hiu paus terdorong ke arah pantai dan akhirnya terdampar dan mati.

Kasus terdampar terakhir di Bali, pada Januari 2021 lalu dilaporkan seekor paus diduga berjenis Bryde (Baleoneptera brydei) atau Bryde whale ditemukan masyarakat terapung di Pantai Batu Belig, Canggu, Badung. Paus tersebut berbau menyengat, dengan kondisi badan menggelembung, dan sangat besar.

perlu dibaca : Janji Setia Ric O’ Barry pada Pembebasan Lumba-lumba di Seluruh Dunia

 

Seekor paus diduga berjenis Bryde (Baleoneptera brydei) atau Bryde whale ditemukan masyarakat terapung di Pantai Batu Belig, Canggu. Paus tersebut berbau menyengat, dengan kondisi badan menggelembung, dan sangat besar. Foto : BPSPL Denpasar.

 

Kasus 2020

Dari catatan reaksi cepat yang dilakukan BPSPL Denpasar pada 2020, ada empat spesies terbanyak yang ditemukan terdampar hidup dan mati di wilayah kerja BPSPL Denpasar yang meliputi wilayah kerja Jawa Timur, NTB, dan NTT.

Satwa tersebut adalah 44 Penyu Hijau, Lekang, Sisik, dan Belimbing. Kemudian 12 paus Orca, Sperma, Pilot, dan Sperma Kerdil. Ada juga 8 lumba-lumba dan 6 Hiu paus. Sisanya dugong satu ekor.

Mamalia laut di Indonesia yang terdiri dari jenis paus, lumba-lumba, dan duyung merupakan target prioritas konservasi nasional dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Mamalia Laut Periode 2018-2022. RAN ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.79 Tahun 2018.

Pemerintah berencana untuk menggiatkan pemeriksaan laboratorium bagi kasus terdampar mati untuk memperkirakan penyebab kematian dan terdamparnya. Namun mekanisme pengambilan sampel dan pendanaan memerlukan kepastian regulasi.

 

Exit mobile version