Mongabay.co.id

Mengenal Aye-aye, Primata Teraneh di Dunia

 

 

Primata ini memang berwujud aneh. Wajahnya mirip posum, giginya mirip gigi tikus, telinganya seperti telinga kelelawar, bulu-bulunya kasar dan kusut.

Inilah aye-aye [Daubentonia madagascariensis], lemur yang sangat unik dan memiliki keluarga taksonomi sendiri. Alias, tidak memiliki kerabat dekat.

Menurut cerita lokal di tempat asalnya, Madagaskar, aye-aye diidentikan dengan hal-hal buruk, sehingga dipercaya membawa kesialan bahkan kematian dan harus dibunuh jika terlihat. Hal inilah yang menyebabkan begitu banyak kematian aye-aye, sehingga mereka sekarang dilindungi undang-undang.

Beberapa peneliti yakin, aye-aye berasal dari frasa “Saya tidak tahu” dalam Bahasa Malagasi, sebutan yang umum bagi orang Madagaskar.

Aye-aye adalah primata nokturnal terbesar di dunia, yang menghabiskan malam dengan makan dan menjelajahi kanopi hutan. Sesekali, ia turun ke tanah dan menjelajahi daerah manusia. Siangnya, ia tidur di sarang berbentuk bulat yang terbuat dari daun dan dahan.

Baca: 10 Hewan “Menakutkan” Ini Ternyata Tidak Berbahaya

 

Aye-aye hidup di hutan hujan Madagaskar timur. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Aye-aye adalah satu-satunya perwakilan keluarga Daubentoniidae yang hidup nokturnal, soliter, dan arboreal. Sebagian besar aye-aye hidup di hutan hujan Madagaskar timur.

Meski begitu, fosilnya juga ditemukan di Mesir dan Kenya yang berasal dari 34 juta tahun lalu, yang menunjukkan bahwa nenek moyang aye-aye masa kini berasal dari Afrika, sebelum akhirnya menyebar ke Madagaskar, dikutip dari Britannica.

Aye-aye dikenal dengan struktur tangannya yang unik, terutama karena digit ketiga yang sangat panjang. Tangannya besar, dan jari-jarinya, terutama yang ketiga, panjang dan ramping.

Spesies ini memiliki lima jari di masing-masing tangan digit tulang berbeda yang tidak terdapat pada primata lain. Semua jari memiliki cakar runcing. Jari tengahnya dapat tumbuh lebih panjang.

Jari yang panjang tersebut berfungsi untuk mengetuk cabang-cabang pohon, tempat belatung-belatung makanannya bersembunyi. Dengan menggunakan jari tersebut jugalah, aye-aye akan mengeluarkan belatung maupun serangga dari dalam cabang pohon.

Baca: Anda Pernah Lihat Tujuh Satwa Unik Ini?

 

Aye-aye merupakan primata yang wujudnya unik, bulu-bulunya kasar dan kusut. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Beberapa tahun lalu, para ilmuwan telah menemukan fakta baru terkait struktur lengan aye-aye. Ternyata, hewan ini memiliki jari tambahan yang terselip dekat pergelangan tangannya, berupa titik kecil tulang rawan yang terlihat seperti miniatur jempol.

Menurut para peneliti, aye-aye adalah satu-satunya primata yang berevolusi dengan jari ekstra. Jempol tambahan ini menurut peneliti berfungsi untuk membantu memegang benda dan ranting saat bergerak melalui pohon.

Hebatnya, jari yang sebelumnya belum pernah diketahui itu bahkan memiliki sidik jari sendiri.

“Masing-masing jari berevolusi menjadi sangat terspesialisasi. Tangan aye-aye sangat aneh sehingga ketika bergerak, ia tampak seperti berjalan di atas jaring laba-laba,” kata Adam Hartstone-Rose, penulis studi yang juga seorang associate profesor ilmu biologi di North Carolina State University [NCSU].

Baca: Bunglon yang Ditemukan di Madagaskar Ini, Bisa Jadi Reptil Terkecil di Dunia

 

Aye-aye menghabiskan malam dengan makan dan menjelajahi kanopi hutan. Sumber: Encyclopædia Britannica, Inc.

 

Bagian tubuh ekstra tersebut, selama ini luput dari pengamatan karena aye-aye hanya ditemukan di Madagaskar dan sangat sedikit di penangkaran. Selain itu juga, aye-aye hanya aktif malam hari, membuat kebiasaan mereka sulit diamati.

“Spesies ini memiliki banyak fitur unik di antara primata lain, seperti gigi seri yang terus tumbuh, jari-jari khusus, dan telinga besar. Serta, penemuan pseudothumb adalah bukti lebih dari fitur unik ini,” kata Edwin Dickinson, rekan penulis yang juga seorang peneliti post-doctoral dengan NCSU Department of Biological Sciences.

Penemuan jempol mini pada aye-aye ini sudah ditulis oleh para peneliti di American Journal of Physical Anthropology edisi 21 Oktober 2019.

Hewan ini membangun sarang daun besar seperti bola di cabang pohon bercabang dan makanan utamanya adalah serangga dan buah-buahan.  Di alam liar, aye-aye baru bisa berkembang biak saat berusia tiga sampai empat tahun.

Setiap dua sampai tiga tahun sekali, jenis ini akan melahirkan seekor anak dan sang bayi aye-aye menyusui sampai tujuh bulan. Sang anak tinggal dengan induknya sampai berusia dua tahun, sebelum membuat sarang sendiri di ranting pohon.

Baca juga: Pulau Madagaskar dan Temuan Fosil Aneh Mamalia Awal era Dinosaurus

 

Spesies lemur yang kita kenal selama ini. Sumber: Encyclopædia Britannica, Inc.

 

Menurut WWF, bulu-bulu kasar dan kusut membantunya melindungi diri dari predator. Saat terancam, bulu-bulunya terangkat dan membuat tubuhnya seolah dua kali lebih besar.

Telinganya yang lebar seperti kelelawar, membantu aye-aye menemukan makanan. Organ sensitif ini dapat mendeteksi area berlubang di pohon melalui gema yang dibuat saat mengetuk kayu.

Sedangkan giginya yang mirip gigi tikus, digunakan untuk merobek pohon guna mendapatkan belatung. Gigi ini cukup kuat bagi aye-aye untuk mengunyah balok arang.

Saat ini, tidak ada yang tahu persis berapa banyak jumlah aye-aye di alam liar. IUCN memperkirakan, lebih dari setengah populasi mereka telah menghilang dalam tiga dekade terakhir, dan mungkin setengah dari jumlahnya saat ini akan menyusul lenyap dalam dua dekade mendatang.

Meski begitu, menurut penelitian WWF, populasinya lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version