Mongabay.co.id

Kantong Semar, Tumbuhan yang Suka Makan Serangga

 

 

Kantong semar [Nepenthes] adalah tumbuhan cantik. Daunnya berbentuk helaian panjang berwarna hijau atau hijau kekuningan, dengan aksesoris tambahan, yaitu kantong yang terdapat di luar helai daun keluar dari sulur berbentuk silinder. Ukurannya, sama panjang atau lebih panjang dari daun.

Kantong ini menjadi ciri khas, yang membedakannya dari tumbuhan lainnya. Terkadang, warnanya hijau dengan bercak merah, atau ungu, kuning, hingga hijau dan putih.

Banyak yang menyangka kantong tumbuhan ini merupakan bunganya. Padahal, kantong tersebut merupakan daun yang sudah termodifikasi.

Bentuknya memang terbilang unik, mengantong dan membulat pada bagian ujungnya. Selintas, kantong ini mirip tokoh pewayangan Semar dengan perut buncitnya. Itulah sebabnya, tumbuhan ini diberi nama kantong semar.

Namun kantong semar tak semanis bentuknya. Ia berfungsi menangkap serangga dan hewan-hewan kecil. Kantong khusus pada tumbuhan ini dilapisi lilin sangat licin, sehingga menyulitkan serangga yang sudah terperangkap dalam kantong ini untuk naik, terlebih keluar. Kantong semar juga menghasilkan cairan asam yang bernama proteolase yang  berfungsi mencerna kerangka keras dan daging serangga.

Baca: Tumbuhan Ini Dinamakan Sarang Semut, Mengapa?

 

Kantong semar merupakan tumbuhan unik yang suka makan serangga. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Dalam Jurnal Bioscientiae Volume 10, Nomor 1, Januari 2013 berjudul “Studi Keragaman Jenis Kantong Semar [Nepenthes] di Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah” karya T. Purnaningsih dan Arifin dijelaskan bahwa kantong semar tergolong tumbuhan liana [merambat], bunga jantan dan betina terpisah pada individu berbeda. Cara hidupnya menempel [epifit] pada batang atau ranting pohon, atau tumbuh secara terestrial.

“Tanaman dewasa tumbuh memanjat dan batangnya membentuk ruas memanjang, akhirnya memproduksi bunga dan buah. Pada beberapa jenis Nepenthes, tanaman mudanya membentuk roset yang biasanya menghasilkan daun maupun kantong pada tangkai yang pendek,” tulis penelitian tersebut.

Meskipun bentuk kantong bervariasi pada setiap jenis, umumnya memiliki karakteristik yang sama, terdiri tutup, peristom [bibir], dan kantong. Ada 2 tipe kantong, yaitu kantong bawah dan kantong atas.

Kantong bawah mengacu pada struktur kantong yang dibentuk pada batang muda, tumbuh dekat permukaan tanah, yang kadang mengelompok berbentuk roset. “Sedangkan kantong atas mengacu pada struktur kantong, dibentuk pada batang tumbuhan dewasa yang memanjat, lebih ramping seperti corong.”

Kantong semar memiliki kisaran tempat tumbuh, mulai dari tempat terbuka, miskin unsur hara sampai wilayah yang mempunyai kelembaban tinggi [70-95%]. Tanaman ini bisa hidup di hutan hujan tropis dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, padang savana, pada beberapa publikasi, ditemukan pula di rawa dataran rendah dan dataran tinggi.

Bagi sebagian masyarakat, kantong semar yang hidup di rawa dimanfaatkan sebagai wadah untuk memasak nasi. Sedangkan sulurnya dapat digunakan sebagai pengganti fungsi rotan, yaitu sebagai tali pengikat.

Tak hanya itu, tumbuhan ini juga diyakini sebagai obat tradisional, cairan dalam kantong muda yang masih menutup dapat digunakan sebagai obat mata, obat batuk, dan mengobati kulit yang terbakar.

“Selain itu rebusan akarnya digunakan sebagai obat sakit perut dan demam,” lanjut T. Purnaningsih dan Arifin.

Baca: Mengapa Bunga Ini Disebut Anggrek Hantu?

 

Di Indonesia, sebanyak 59 jenis kantong semar berstatus dilindungi. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Rumah konservasi

Menurut T. Purnaningsih dan Arifin saat ini usaha penggalian dan pemanfaatan Nepenthes sebagai tanaman hias sudah sangat populer di mancanegara, lebih dari 280 Nepenthes hibrid telah dihasilkan. Bahkan, antarjenis juga mudah terjadi persilangan secara alami. Jenis ini memiliki daya tarik bukan pada bunganya melainkan kantongnya yang beranekaragam, baik bentuk maupun warna.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI] juga sudah membuat rumah konservasi untuk kantong semar. Tempatnya di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Umur rumah itu kini sudah tujuh tahun, terhitung sejak peresmian pada Jumat, 11 April 2014.

Rumah konservasi kantong semar yang dirintis LIPI sejak 2009 itu tercatat memiliki 48 spesies dan 47 hibrida yang berasal dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Sejumlah koleksi yang bisa dilihat adalah Nepenthes villosa, Nepenthes iowii, Nepenthes aristolochiodes, Nepenthes dubia, hingga Nepenthes clipeata.

Baca juga: 8 Tumbuhan Baru Indonesia Ini Ditemukan Saat Pandemi

 

Nepenthes putaiguneung yang merupakan endemik Sumatera. Foto: Dok. Dee Dee Al Farishy

  

Surga kantong semar

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan, di Indonesia terdapat 85 jenis kantong semar. Habitat terbanyak berada di Kalimantan dan Sumatera.

Mengutip tnsebagau.com tumbuhan ini, bila dihitung total dari hibrida dan budidaya, jumlahnya mencapai sekitar 117 spesies. Persebarannya ada di China bagian selatan, Indochina, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Merujuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, di Indonesia terdapat 59 jenis kantong semar yang statusnya dilindungi dari ancaman kepunahan.

 

 

Exit mobile version