Mongabay.co.id

Dampak Kebakaran Pertamina, Sumur Warga Tercemar, Ini yang Dilakukan

 

Taswan (41) warga Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) terkejut. Ia tidak menyangka kalau ternyata kolam miliknya airnya berubah warna. Perubahan warna terjadi pada Sabtu (12/6) lalu. Warna air yang berubah hitam terjadi setelah adanya kebakaran salah satu tangki di kilang minyak milik Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap.

“Jadi pada Sabtu pagi saya lihat air di kolam saya berubah warna. Warnanya menjadi hitam. Mungkin ini pengaruh terjadinya kebakaran di Pertamina. Asap yang hitam tersebut terbawa air hujan. Kemudian air hujan masuk ke kolam, sehingga menjadi hitam,” jelas Taswan saat berbincang dengan Mongabay Indonesia pada Minggu (13/6).

Dijelaskan oleh Taswan, kolam miliknya dengan ukuran 100 m2 tersebut diisi berbagai jenis ikan. Di antaranya adalah ikan belanak, nila dan udang. Tidak hanya kolam miliknya, tetapi juga kolam sekitarnya mengalami hal serupa. “Dengan air yang menghitam, membuat sejumlah ikan mati. Tidak semuanya, karena ada bagian kolam yang tidak menghitam,” kata dia.

Tetapi ia berharap, nantinya pihak-pihak terkait memberikan bantuan terutama karena ada kematian ikan di tambak miliknya. “Harapannya ada pengertian dari pihak-pihak terkait, sumbangan apalah. Tidak hanya di tempat saya, karena sebelah saya, punyanya Pak Dul Rohim juga mengalami hal yang sama. Tambak milik dia luasnya sekitar 50 m2,”jelas Taswan.

baca : Ratusan Orang Ultimatum Penanganan Pencemaran Udara PLTU Cilacap dalam Sebulan, Mungkinkah?

 

Kawasan kebakaran di kilang minyak Pertamina Cilacap. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Tidak hanya tambak yang terdampak, tetapi juga sumur-sumur milik warga di Kelurahan Kutawaru. Kelurahan setempat memang dekat dengan kilang minyak Pertamina RU Cilacap. Sebab, daerah itu hanya dipisahkan Sungai Donan saja. Sehingga untuk sampai ke Kelurahan Kutawaru, hanya dengan menaiki perahu sekitar 10-15 menit.

Sumur yang semua jernih, berubah warna menjadi hitam. Salah satu warga yang terdampak adalah Ernawati (30) warga kelurahan setempat. “Sebelum ada kebakaran di Pertamina, sumur di sini bersih, airnya jernih. Namun setelah ada kebakaran, ternyata air sumur berubah warna, menjadi hitam. Sehingga tidak mungkin bisa dikonsumsi,” kata Ernawati.

Menurutnya, dengan pencemaran tersebut, pihaknya telah dibantu pihak lain untuk menyedot air yang tercemar. “Sumur-sumur warga yang tercemar disedot oleh lembaga lain yang membantu kami di sini. Kebetulan sumur saya sudah disedot air yang warnanya menjadi hitam karena pencemaran tersebut,” ujarnya.

Warga lainnya, Nasripah (51) mengungkapkan dengan adanya kebakaran di salah satu tangki milik Pertamina, membuat sumur warga tercemar. Sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih. “Di sini, kami mendapatkan air bersih dari sumur. Ketika sumurnya tercemar, maka kami tidak bisa berbuat apa-apa. Salah satu yang kami lakukan adalah memanfaatkan air hujan yang sebelumnya dimasukkan ke tempat penampungan sebelum terjadinya kebakaran,”kata dia.

Dikatakan oleh Nasripah, warga di Kelurahan Kutawaru telah dibantu suplai air bersih. Sehingga kebutuhan air bersih dapat dicukupi dengan bantuan tersebut, selama air sumur masih tercemar. “Kami berterima kasih, karena telah ada bantuan dropping air bersih kepada warga dan penyedotan ai sumur,”ujarnya.

baca juga : Pertama di Indonesia, Sampah RDF Jadi Pengganti Batu Bara

 

Sumur warga yang berwarna hitam akibat kebakaran di kilang minyak Pertamina Cilacap. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Salah seorang Ketua RW di Kelurahan Kutawaru Sobirun mengatakan bahwa berdasarkan pendataan yang dilakukan, setidaknya ada tiga RW yang terdampak, terutama sumur yang menjadi sumber utama air bersih. “Krisis air bersih terjadi, karena air sumur menjadi hitam. Sampelnya sudah diambil oleh Pertamina. Dan Pak Lurah sudah meminta kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi air yang berwarna hitam tersebut,”jelas Sobirun.

Dia menjelaskan pada waktu peristiwa kebakaran terjadi, hujan deras tengah menguyur. Sehingga warga tidak sempat menutup sumur-sumur milik mereka. Akibatnya, karena hujan, maka asap hitam terbawa air hujan dan masuk ke sumur. Akhirnya, air sumur yang semula jernih berubah menjadi hitam.

Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Sudiono, mengatakan bahwa hampir seluruh RW di Kelurahan Kutawaru terdampak asap kebakaran. “Kami diminta menyuplai kebutuhan air bersih kepada warga. Pada umumnya, mereka memang mengeluh bahwa sumur milik warga tercemar dan menjadi hitam. Warga tidak bisa mendapatkan air bersih dari sumur, sehingga BPBD memberikan suplai air bersih,”ujar Sudiono.

Sementara Ketua Mitra Bina Wijaya Kelurahan Kutawaru, Jumadi, mengatakan sejak Sabtu dan Minggu (12-13/6), pihaknya telah berinisiatif untuk melakukan penyedotan air sumur. “Setelah ada keluhan dari warga mengenai air sumur yang menghitam, kami melakukan penyedotan air dari sumur. Pada hari pertama kami menyedot 12 sumur dan berikutnya ada 6 sumur. Penyedotan sumur biasanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit setiap sumur,”jelas Jumadi.

Dijelaskannya, air yang menghitam tersebut merupakan jelaga yang berwarna hitam bekas asap dari kebakaran Pertamina. “Karena waktu ada asap menghitam terjadi hujan deras, maka jelaga dari asap tersebut terbawa air hujan dan masuk ke dalam sumur. Akibatnya, air sumur menjadi hitam karena ada jelaga tersebut,”katanya.

Berdasarkan penuturan warga, air yang hitam tersebut tidak berbahaya bagi warga. Karena tidak menyebabkan gatal-gatal kalau digunakan untuk membasuh kaki dan tangan. “Jadi sementara ini tidak ada keluhan penyakit seperti gatal-gatal yang dirasakan oleh warga,”ujarnya.

baca juga : Mernek, Desa Proklim yang Berusaha Membuat Warganya “Jenek”

 

Air sumur milik warga di Kelurahan Kutawaru yang disedot. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Meski demikian, lanjutnya, jika Pertamina memang akan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga, maka akan lebih baik. Di sisi lain, berdasarkan aspirasi dari warga, mereka meminta ada bantuan untuk membersihkan lingkungan. “Jadi, selain pemeriksaan kesehatan, juga bantuan kebersihan lingkungan,” tambahnya.

Bagaimana tanggapan Pertamina? Dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (13/6), Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono mengakui bahwa Pertamina telah menerima laporan mengenai keluhan warga yang air sumurnya berubah warna. “Teman-teman Pertamina RU IV Cilacap telah ke sana, ke Kelurahan Kutawaru, untuk memberikan bantuan air bersih. Itu merupakan abu dari asap,” katanya.

Djoko memastikan kalau abu yang kemudian terbawa air hujan tidak berbahaya. Sebab, Djoko mengaku telah membuktikan di lokasi kejadian. “Baju kami kotor semua, tadi juga ikut fighting di sana bersama teman-teman. Tidak ada masalah, masih sehat walafiat, tidak ada pengaruhnya terhadap kesehatan,” tandasnya.

 

Exit mobile version